/0^3
'Sean? Ehmm apa kau punya saudara?'.
Verlio mencoba mencari obrolan karena sedari tadi mereka berdua hanya saling diam.
Saat ini mereka sedang berada diluar pondok. Udara cukup dingin malam ini. Tubuh kecil Verlio tenggelam dalam jubah besar milik Sean.
Sean membuat api unggun kecil yang sekarang dia gunakan untuk memanggang seekor kelinci. Setelah Verlio mengatakan bahwa dia sedikit lapar, Sean kemudian langsung pergi, dan tak berapa lama pulang dengan membawa seekor kelinci gemuk.
'Tidak'. Jawab Sean terhadap pertanyaan anak kecil itu.
'Ehmm kau pernah berfikir untuk punya saudara?'
'Tidak juga'. Jawaban singkat Sean membuat suasananya menjadi kembali diam.
'Kau tau, aku punya dua kakak. Dulu kakak ku Asther sering mengajak ku bermain kelinci di hutan belakang. Sampai ketika ayah mengajakku untuk berburu, kita mendapatkan kelinci juga. Ayah memarahi ku karena aku tidak mau memakan hasil buruan itu, aku menangis karena itu mengingatkan ku dengan kelinci-kelinci yang biasa aku dan kak Asther ajak bermain'.
Sean mengangkat kepalanya menatap anak tersebut.
'Jadi maksudmu kau tidak mau makan kelinci ini? Kalau begitu cari saja makanan sendiri. Cih dasar anak manja'.
'Tidak, aku bisa makan itu sekarang_'.
'__ hmm aku hanya ingin bercerita__
'__aku ingin bercerita bahwa aku pernah bermain dengan kakakku dan itu menyenangkan.'
Sean hanya diam mendengarkan cerita konyol anak ini. Mereka bersaudara, apakah hal yang luar biasa kalau mereka bermain bersama?.
'Tapi sekarang semuanya berubah. Kak Asther mulai menjauh. Kak Rera dan Ayah juga tidak menyukai ku. Hanya ibu yang masih mau bermain dengan ku'.
'Ayahnya membencinya? Yang benar saja'. Heran Sean.
'Tau dari mana kau kalau ayahmu tidak menyukaimu?' Akhirnya Sean mulai tertarik untuk menanggapi ocehan anak ini. Karena jika dipikir, tidak ada salahnya mengulik Toni dari anak ini. Mungkin saja Sean akan mendapatkan informasi penting, yang nanti bisa dia jual dengan harga yang mahal.
'Ayah sendiri yang mengatakannya. Kak Rera tidak pernah mengajakku berbicara pasti juga karena dia tidak menyukai ku. Kalau tidak kenapa Kak Rera menyuruhmu membawa ku kesini'
Sepertinya anak ini masih saja salah paham.
'Bukan Rera yang menyuruh ku membawa mu'
'Kalau begitu siapa?'.
'Kau tidak perlu tau anak kecil'
'Apa ayah ku yang menyuruh mu?'
'Apa menurutmu ayahmu begitu jahat, sampai dia harus menyuruh orang membuangmu kesini?"
'Aku tidak tau. mungkin saja ayahku berfikir begitu__ Tapi Ayah ku tidak pernah jahat pada kakak-kakak ku'
'Jadi dia hanya jahat pada mu?'.
'Aku tidak tau'. Jawab verlio lirih. Verlio metatap sendu ke arah api unggun didepannya.
......
'Makan ini'. Sean memberikan potongan daging kelinci kepada verlio
Keheningan kembali menemani keduanya. Sean menatap verlio dengan lekat. Sedari awal melihat verlio, jujur Sean juga tidak merasakan apapun. anak itu hanya seperti anak kecil biasa pada umumnya. Tidak ada aura kuat atau berbahaya yang mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Alpha [POOHPAVEL]
FantasyDilahirkan sebagai omega bukanlah kesalahan, itu yang ingin verlio sampaikan pada dunia. Cerita tentang xaverlio (pavel) dan Kristo (pooh), cerita tentang kisah mereka berdua dengan berbagai masalahnya. Pokoknya baca aja okee.. see yah muachh Kristo...