19. Because of you

31 9 0
                                    

❦ ── · ✦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❦ ── · ✦

Diaz memiringkan kepalanya menatap Rae, kemudian dia ingat, "oh udah sembuh, gak nyangka bakal ketemu lagi."

Mendengar kata 'sembuh' membuat Rae mengepalkan tangan. Enteng sekali Diaz berbicara seperti itu, tidak hanya Chan, Rae juga mencurigakan Diaz yang telah bermain curang.

"Minggir, gue gak ada waktu buat lo." Diaz hendak pergi namun berhenti saat mendengar ucapan Rae.

"Jangan ganggu Laurence."

Diaz membalikkan badan, tatapan dingin ia layangkan, "gak usah gila lo, berani ngatur-ngatur gue."

Rae mengedikkan bahu tak peduli, "gue cuma ngingetin. Jadi sekarang lebih baik lo pergi," kata Rae seraya melirik jam diponsel, "kecelakaan itu, gue tau lo pelakunya. Selama lo gak ketemu Laurence, gue gak akan permasalahin," sambung Rae lalu pergi meninggalkan Diaz yang sudah mengepalkan tangan.

Diaz memutar arah langkahnya menjauhi lift. Bukan karena dia takut dengan perkataan Rae. Diaz berpikir mungkin tidak sekarang untuk menemui Laurence.

Mungkin pada bertanya-tanya, mengapa Diaz bersikeras bertemu dengan Lau yang notabene adalah seseorang yang harus dia singkirkan, tapi Diaz tidak berpikir seperti itu.

Tidak ada yang tau pasti apa tujuan Diaz ingin bertemu dengan Lau.

Kini Lau tengah menunggu Gwen menyelesaikan sesi pemotretan diluar bersama Adler. Mereka berdua duduk dikursi kayu dengan dipayungi pohon sedikit besar. Siang ini Jakarta tak begitu panas, malah terlihat mendung yang mungkin bisa kapan saja turun hujan.

Lau melirik ponselnya, Rae belum mengirimkannya pesan lagi setelah bertelepon tadi pagi. Tapi sekarang sudah jam 2 siang, apakah pekerjaan pemuda itu belum selesai?

Helaan napas Lau keluarkan, Adler meliriknya dan hendak bertanya. Tapi Adler mengatupkan mulutnya saat mendengar Lau meneriaki nama Gwen.

"AAAA GUE KANGENN!" kata Gwen sambil memeluk Lau. Keberadaan Adler tak ia hiraukan.

Lau melepas pelukan mereka, "udah selesai pemotretannya?"

Gwen mengangguk, "mau kemana kita hari ini!" antusias Gwen, Lau mengedikkan bahu, dia tidak berpikir untuk pergi main. Sedang bahu Gwen melemas, kecewa dengan jawaban Lau.

"Ke mall aja gimana?"

"Shopping terus lo jelek," celetuk Adler.

The LouvreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang