Part 5 - hah? akankah?

6 1 0
                                    

4 tahun kemudian...

Seorang gadis berwajah cantik itu, sedang duduk diatas meja belajar. Buku-buku pelajaran yang kian menemani setiap detik waktunya yang terus berjalan. dia yang hari ini, berbeda dengan dia beberapa tahun silam. Arunika Thabina namanya, seorang gadis yang dulunya masih dengan hidup selayaknya anak remaja, kini sudah melewati usia legal nya.

Gadis itu tumbuh menjadi anak yang semakin tua umurnya semakin rupawan pula wajahnya. Ia sekarang sudah duduk dibangku universitas, dan sebentar lagi ia akan menyambut hari kelulusan nya.

Arunika merapikan kembali buku-buku pelajarannya. di susunnya buku-buku itu kedalam lemari yang dipersiapkan khusus untuk buku pelajaran. selesai membereskan kekacuan sesuai belajar, ia merebahkan dirinya ke atas kasur empuk di kamarnya. dia membuka handphone nya dan mulai jatuh kedalam dunia maya. Dalam benaknya saat ini, ia merindukan masa remajanya. Masa-masa di mana mulainya cinta monyet di khalayak remaja. Masa-masa dimana ia masih bimbang untuk menentukan jalan hidupnya. Masa-masa dimana ia masih bisa cekikikan kesana-kemari saat pulang sekolah tanpa harus mengingat bahwa skripsi nya belum selesai. Rasanya hidupnya sangat indah pada saat itu.

Beberapa saat kemudian, ia beranjak menuruni ranjang nya dan berjalan keluar kamar, ia mengambil segelas air mineral dari dispenser. Tiba-tiba saja sang ibu yang sedang duduk diruang televisi bersama ayahnya memanggilnya.

"Arunika! kesini sebentar nak" ucap ibunya. Arunika bergegas jalan kesana.

"kenapa ma?" tanyanya.

"Ada yang mau mama bicarain sama kamu, tapi sebelumnya mama harap kamu bisa nerima kepututsan mama ini ya nak. mama tau yang terbaik buat kamu" ujar ibunya dengan wajah yang begitu serius. seperti nya ini momen-momen mencengangkan, jantung Arunika berdegup kencang. Ia benar-benar penasaran apa yang akan ibunya katakan. Semoga saja bukan hal yang aneh-aneh.

Arunika membenarkan posisi duduknya, agar suasana lebih terasa formal dan serius. Karena di dalam pikirannya sepertinya ibunya akan mengatakan hal yang benar-benar serius.

"mama sama papa mau jodohin kamu sama anak sahabatnya papa, mama sama papa lakuin ini karena mama pikir kamu akhir-akhir ini sering banget keluar malam. kan ga baik, terus mama sama papa juga gabisa mantau kamu 24 jam kan? kamu terima ya nak? ini juga karena janjinya papa dan temennya pas masa muda mereka" terang ibunya.

"ma.. Nika kan kluar malem itu karena buat tugas bareng temen-temen, lagian Nika juga udah besar maa.. gaperlu dipantau 24 jam jugaa, yang Nika butuhin sekarang itu cuma saran dan wejangan dari mama papa.." ucap Arunika, Air mata nya mulai membendung. Ia menahan tangis yang jika tidak ia tahan akan terus mengalir membanjiri wajah nya.

"Nika, kali ini aja nak. Kali ini aja kamu nerima permintaan mama papa. ya nak? malam ini kita ketemuan dulu ya sama keluarga mereka?" sambung ibunya, lagi.

Arunika hanya bisa pasrah, ia sudah tidak sanggup berkata-kata lagi. Jujur ia masih belum memikirkan rencana untuk menikah sebelumnya. Ia masih mau melanjutkan sekolah nya, Ia masih sangat berandai-andai terkait menuntut ilmu di negara impiannya. Akankah masa depan nya berhenti disini? akankah harapan nya ingin menuntut ilmu sampai setinggi-tinggi nya harus ia kubur sedalam-dalamnya? tidak ada yang tahu.

...

Arunika merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Manik mata indah miliknya dari tadi terus mengeluarkan air mata tanpa henti-hentinya. Arunika terus-terusan terbayang bagaimana kehidupannya nantinya. Arunika terus-terusan berpikiran apakah ia masih bisa melanjutkan sekolahnya? Ketika ia sedang jatuh kedalam lamunannya, Ibunya memasuka kamar tersebut.

"Arunika? ayo nak. jangan nangis terus, kamu harus liat anaknya duluuu.. anaknya ganteng kokk, kamu percaya deh sama mamaa" ujar ibunya.

"Bukan masalah ganteng atau engga nya maaa.. tapi Arunika belum mau nikah, Arunika masih mau sekolah tinggi-tinggi maa.." ujar nya purau.

"sudah lah Nika.. Ayo cepetan siap-siap, mama sama papa tunggu dibawah"

lagi-lagi Arunika hanya bisa pasrah. toh sejauh mana ia berusaha ibunya akan tetep kekeh untuk menjodohkan nya kan? lantas, apalagi yang harus ia perjuangkan?

Menara Kembar Punya CeritaWhere stories live. Discover now