Hari ini, Hari kepulangan mereka kembali ke Negara asalnya Indonesia. Banyak sekali kenangan-kenangan manis yang sudah Arunika tuai disana, ia merasa sangat senang dan bersyukur karena sudah diberikan izin untuk mengikuti kegiatan studytour sehingga ia bisa mempelajari hal-hal baru dan melihat tempat-tempat baru di negara tetangga.
Perasaannya saat ini campur aduk, anatar senang akan kembali kepada orang tuanya, dan sedih harus meninggalkan semua kenangan yang ada, ia juga gelisah akn hal yang terus mengahantui pikirannya, akankah ia bertemu dengan sosok itu kembali? atau bahkan ia tak akn bertemu dengannya lagi? memang mereka sudah sering mengirim pesan untuk satu sama lain, namun tidak ada yang tau kedepannya. Mungkin memang mereka berbalas pesan, tapi akankah mereka bisa saling bertemu pandang kembali? Tidak ada yang tau bagaimana kedepannya.
Arunika sampai di kediaman nya dengan badannya yang terasa pegal, rasa lelahnya baru tiba ketika ia sudah tidak bertemu dengan teman-temannya. Padahal sebelumnya ia begitu semangat, tertawa dan bercanda dengan teman-temannya.
"huft.. kenapa capek nya baru berasa ya ma?" tanyanya kepda sang ibu yang sibuk dengan tontonan nya.
"itu karena kamu udah sendiri, makannya capek nya berasa. ya bagus dong, kalau capek nya berasa pas kemarin-kemarin gimana kamu mau menikmati studytournya?" balas ibunya.
Arunika beranjak dari duduk nya dan meninggalkan ibunya di sofa ruang keluarga rumah mereka, ia berjalan menuju kamar tidurnya, dan merebahkan dirinya diatas kasur empuk kesayangannya. tak lama kemudian ia menutup matanya, menikmati waktu tidurnya.
•••
Keesokan paginya, Arunika turun dan menuju meja makan.
"eh sayang, udah bangun?" sapa ibunya.
"udah ma" jawabnya sambil sesekali mengerjapkan matanya.
Ibunya mengambil sebuah piring yang berisi lauk untuk sarapan mereka pagi ini, Lalu ibunya menyuguhkan lauk itu di piring Arunika dan piring ayahnya. Arunika melahap makanan nya, Ia benar-benar merasa lapar karena dirinya melewatkan makan malam disebabkan oleh tubuhnya yang sudah kelelahan.
"Arunika, papa sama mama udah bahas ini sebelumnya, papa sama mama harap kamu bisa mengerti ya nak" tiba-tiba saja ibunya berkata seperti itu, Arunika merasa heran. Apa maksud dari kalimat ibunya?
"kalian bahas apa?" tanya Arunika
"kamu kan sebentar lagi udah mau lulus, rencananya papa sama mama ingin mendaftarkan kamu di sebuah universitas di negara Malaysia, kamu mau ga nak?" sambung papanya.
"oh itu, Arunika kalian bahas apa"
"jadi gimana Arunika? kamu mau ga? mama pingin banget kamu bisa menempuh pendidikan kesana" tanya mamanya.
"Arunika mau kok Ma, Pa. Lagian itu juga salah satu mimpi Arunika, makasih Ma, Pa udah izinin Arunika untuk sekolah disana" jawabnya, ia tersenyum sumringah perasaannya saat sangat senang. karena mengambil sebuah pendidikan di luar Negara asalnya itu adalah salah satu mimpinya.
Jawaban dari Arunika membuat kedua orangtuanya merasa lega, putri mereka ingin mengikuti permintaan mereka.
Selesai makan Arunika kembali menuju kamar nya dan menelefon sahabatnya, Arruby.
sambungan telefon mereka tersambung dengan Arruby yang sudah bertanya-tanya mengapa Arunika menelefonnya, padahal Arunika adalah orang yang sangat tidak suka untuk menelefon, ia lebih suka jika mereka berbalas pesan saja daripada harus menelefon."Ruby, kamu rencananya mau masuk univ mana?" tanya Arunika
"belum tau Nika, kamu sendiri gimana?" Suara dari seberang sana.
"Mama dan Papa minta aku untuk melanjutkan sekolahku di Malaysia, aku seneng banget tau Ternyata selama ini mama sama papa milih univ yang aku inginkan"
"wahh selamat ya Arunika, semoga kamu betah ntar disana. Jangan lupa untuk selalu ingat aku ya Arunikaa" ucap sahabatnya dari seberang sana.
"Itu pasti dong ruby, By the way aku kangen sama samudra. kayanya aku suka dia deh by" tiba-tiba saja Arunika berucap seperti itu, lantas Ruby langsung kaget.
"Hah?! ga salah denger nih? pandangan peratama Nik?" tanya Arruby.
"kayanya sih gitu by.."
Pernyataan yang Arunika lontarkan cukup membuat Arruby—Sahabatnya terlonjak kaget. lantas mengapa Arunika bisa jatuh secepat itu, apalagi ia dan Arunika tak pernah mengenal sosok itu sebelumnya.
Setelah berbincang-bincang sambungan telefon mereka pun terputus, Arunika merenungi nasibnya didalam kamar. pikiran nya masih terus dihantui oleh hal-hal yang tidak begitu penting. harapan-harapan untuk bertemu kembali dengan sosok itu juga terus meganggu nya.
YOU ARE READING
Menara Kembar Punya Cerita
Novela JuvenilTentang sebuah pertemuan antara Samudra dan Arunika, yang mana mereka di pertemukan dalam sebuah kegiatan yang sama namun diadakan dari sumber yang berbeda. bagaimanakah akhir dari cerita mereka? apakah mereka akan kembali bertemu? atau takdir malah...