Dan Rehan saat ini sedang menyabuni tubuh Gilang, karena dia tidak ingin melakukan apa apa bahkan dia diam saja.
"Rehan, buka celana dalamnya" pinta Gilang menyuruh rehan membuka celana dalam yang dia gunakan.
"Tidak usah biar sepert-" belum rehan menyelesaikan perkataannya Gilang sudah melorotkan celana dalam nya.
Membuat rehan melotot tak percaya dengan tindakan Gilang.
"Sudah rehan lakukan saja aku tak kuat lagi Jonny ingin di sentuh oleh tangan. Mu"
"Rehan koc-
"TIDAK!!!" ucap Rehan dengan tegas memotong perkataan Gilang terlebih dahulu. Membuat Gilang menatap rehan kesal.
Setelah memandikan Gilang rehan langsung keluar dari kamar mandi dan di susul oleh Gilang dengan muka di tekuk karena tidak bisa merasakan tangan rehan yang lembut saat mengelus juniornya, hanya membayangkan saja membuat junior Gilang berdiri dan membuat handuk yang melilit pinggangnya mengembung seperti sebuah tenda.
Rehan yang melihat itu.. 'GLEK' dia menelan ludahnya sendiri sebegitu panjang'nya milik Gilang? Tapi kayanya masih besar punya sagar.
"Sebaiknya kamu segera pakai pakaian kamu nanti burung kamu terbang"
"Rehann" Gilang merengek kepada rehan membuat rehan memicingkan matanya mendengar rengekan Gilang yang seperti anak kecil minta mainan kepada ibunya.
"Kenapa?"
"Kocokin, biar bisa tidur,, kau tau kamu harus tanggung jawab karena sudah membuat junior aku bangun karena sentuhan darimu"
"Dih! Mana ada itu salah aku itu mah salah kamu sendiri siapa suruh berkhayal jorok sampai membuat berdiri"
"Tapi ini murni karena sentuhan dari kamu sampai membuat aku sange rehan"
"Seperti kata aku tadi kenapa jadi orang sangean, nggak bisa lihat yang bening bening langsung ngaceng dasar kontol baperan" cibir rehan membuat Gilang kembali kesal. Dia pun duduk di ruang ganti sambil menunggu Gilang berganti pakaian.
Denga terpaksa dia melepaskan handuknya dan duduk di samping rehan, yang membuat rehan memicingkan matanya, dan seketika matanya membulat dengan apa yang di lakukan oleh Gilang.
"Hey!! Jangan gila masa ngocok disini? Inget disini masih ada aku?"
"Aku tidak perduli rehan, toh kamu juga sudah melihat semua bahkan kamu juga sudah pernah merasakan air maniku.. akhhhh.. akhhhh..ssshhh...aaahhhh.. terus rehan kocok terus.." ucap Gilang sambil mendesah tak kala dia mulai melakukan aksinya.
Dan Rehan membulat sempurna mendengar Gilang mendesah sambil menyebut nama dirinya membuat dia kesal dan pergi keluar.
"Dasar pria gila, pria mesum.. apa apaan coba namaku di jadikan bahan fantasi, ahhh dasar pria sangean punya kontol baperan" gerutu rehan dan masih bisa di dengar oleh Gilang.
Gilang yang mendengar itu hanya terkekeh geli, ternyata dia sudah menunjukkan sifat Uke abadinya karena hanya Uke lah yang berkata seperti itu.
*
*
*
Sementara itu di sekolah dasar empat orang anak sedang menunggu jemputan karena jemputan sedikit telat jadi mereka terpaksa menunggu jemputan di depan gerbang.
Saat sedang menunggu jemputan seorang pria keluar dari gerbang sekolah, dan membuat dia menghentikan mobilnya lalu dia keluar dari mobil dan menghampiri anak anak kembar itu.
"Kenapa kalian masih disini hm?" Tanya pria itu dengan lembut agar mereka tak merasa takut kepada dirinya.
"Kami sedang menunggu jemputan om" ucap Vina, karena hanya Vina yang memiliki sifat hangat dan banyak bicara dari pada ketiga kakak'nya.
"Gimana kalau om yang mengantarkan kalian, kebetulan om juga habis menjemput anak om"
"Tidak perlu" ucap Alkara dingin dia tidak bisa membiarkan orang asing mengantar adik-adik nya.
Mendengar suara Alkara yang dingin pria itu tersenyum lalu dia mengangguk. Dia paham pasti anak anak kembar merasa takut kepada dirinya karena wajahnya terlihat asing bagi mereka.
"Eh kara, bara, Vian, vina" panggil seorang anak kepada yang seusia mereka, anak itu baru menyadari kalau ayah nya sedang berbicara kepada anak kembar empat, sekaligus temen baru nya di sekolah.
"Wah ada aksara dia ayah kamu?"
"Iya Vina dia ayah aku.. kok kalian belum di jemput?"
"Jemputan kami telat jadi kami harus menunggu jemputan"
"Oh! Kalau gitu ikut kami aja nanti ayah aku akan mengantarkan kalian ke rumahnya" ucap aksara.
"Wahhh benarkah?"
"Iya Vina"
"Baiklah aku akan ikut dengan mu" ucap Vina antusias yang di sambut senyuman dari aksara
"Ta-" belum sempat Alkara mengucapkan sudah lebih dulu Vina masuk ke dalam mobil milik aksara. Dan di susul oleh aksara.
Karena dari dulu dia menginginkan adik perempuan tapi saat itu diam mengalami kabar buruk membuat dia tidak bisa apa apa lagi.
"Ayok jika kalian ingin ikut karena adik kalian sudah masuk, om janji nggak akan berbuat jahat kepada kalian" ujar pria itu menyakinkan ke tiga anak laki-laki yang masih terdiam.
"Hm" ucap mereka bertiga yang langsung masuk kedalam mobil dan setelah mereka masuk pria itu menjalankan mobilnya menuju tempat di mana kembar empat tinggal.
Sepanjang jalan Vina terus saja bersuara membuat aksara tersenyum bahkan sekali kali dia menimpali ocehan vina.
Pria yang sedang mengemudi melihat senyuman sang anak tertegun karena aksara tidak pernah tersenyum kepada siapa siapa, karena sejak hari itu dunia aksara menghilang, senyuman hilang dari wajah anak manisnya dan bahkan dia yang selalu berkata dingin lembut karena hanya ada Vina.
"Maafkan ayah nak!! Gara gara ayah kamu harus kehilangan semuanya, ayah sangat menyesal" batin pria itu yang masih fokus mengemudi.
Setelah perjalanan cukup jauh mobil yang di tumpangi kembar empat sudah sampai di halaman mansion milik kembar empat.
"Wahh! Apa ini rumah kamu Vina?" Tanya Aksa.
"Iya ini rumah aku,"
"Besar banget , bahkan lebih besar dari rumah aku" ucap Aksa terkagum-kagum dengan rumah sebesar itu
Setelah itu anak anak turun dari mobil dan tidak lupa mereka mengucapkan kata 'terima kasih' kepada om yang sudah mengantarkan mereka.
"Eh, kalian sudah pulang? Bukannya mang ojak baru menjemput kalian?" Tanyw Sasa yang melihat anak anak dari sahabatnya pulang begitu cepat.
"Iya aunty kami sudah pulang, dan untuk meng ojak kami tidak pulang bersama dengan mang ojak"
"Terus kalian pulang sama siapa?"
"Sama ayahnya aksara aunty"
"Ya udah, kalau gitu kalian mandi, ganti baju nanti aunty siapin makan siap buat kalian"
"Siap aunty" ujar mereka serempak.
***
Sudah setengah jam Rehan menunggu Gilang namun tak kunjung dia keluar, dengan terpaksa dia masuk kembali dan dia masih melihat Gilang yang masih melakukan hal kepada juniornya.
"Kenapa lama sekali? Aku ingin pulang"
"Itu karena junior ku nggak mau sama aku jadi dia ngambek, junior aku pengennya di elus sama kamu biar cepat keluar"
"Ti-"
GREPP
sebelum rehan berkata sudah lebih dulu di tarik oleh Gilang ke dalam pelukannya dan dia menuntun tangan rehan untuk memegang juniornya. Dan..
"Akhhhhh..nikmat" ucap Gilang saat merasakan tangan rehan naik turun di penisnya membuat dia ingin segera mengeluarkan isi di dalam tersebut, karena semenjak itu dia tidak pernah melakukan hal itu
Gilang juga menahan kepala rehan di dada bidangnya membuat rehan tidak bisa berkutik karena tenaga Gilang terlalu kuat untuk dirinya.
"Rehan, rehan aku mau, aku mau keluar?"
CROTTTTT.....CROTTTT.....CROTTTTTTTT

KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Jadi Cinta ( Tamat )
RomanceKelima sahabat yang saling melindungi dan menyayangi layaknya seorang sahabat, karena persahabatan mereka sudah terjalin dari mereka bangku smp. Dan mereka berlima harus terpisah setelah lulus SMA, jadi tidak ada waktu untuk sekadar bertemu, apa l...