bab 63

415 11 1
                                    

Dua pria paruh baya datang menghampiri rehan, mereka sangat khawatir dengan kondisi rehan saat ini. Karena mereka mendengar kabar tentang penculikan rehan, membuat mereka yang berada di luar negeri langsung kembali ke Indonesia.

Melihat kedatangan kedua pria, rehan dan Melinda yang sedang mengobrol pun terhenti, Melinda lalu pamit untuk pulang ke kediamannya.

"Rehan, kalau gitu bunda pulang dulu ya?? Kapan-kapan kamu main ke rumah bunda ajak anak anak sekalian,, karena bunda ingin sekali melihat cucu cucu bunda" ucap Melinda dengan lembut. Dia tau kalau putranya sangat mencintai Rehan, bahkan dia sering menceritakan kalau putranya sering membantu dan menjaga Rehan.

"Iya, bunda, nanti Rehan usahin untuk berkunjung ke rumah bunda. Kalau,  gitu bunda hati-hati di jalan"

"Iya" ucap bunda Melinda dia tersenyum ke arah rehan, setelah itu dia pun pergi bersama dengan putrinya.

"Rehan kamu tidak apa apa kan?" Tanya Rizal kepada putranya, begitu juga dengan Rion raharja yang bertanya seperti itu kepada rehan.

Rion sudah menerima putranya apa lagi mendengar kalau rehan adalah anak dari pria yang pernah dia cintai namun karena kehendak neneknya yang tidak merestui dirinya dengan rizal, membuat dia tidak bersama dengan rizal.

"Ayah? Tuan Rion?" Ucap rehan kepada kedua pria paruh yang baru saja datang. Namun, Rion yang mendengar rehan memanggil dirinya dengan sebutan 'tuan rion' membuat hatinya sakit.

"Beginilah rasa sakit tak di anggap oleh putranya sendiri? Sangat miris sekali tuhan tolong maafkan saya, aku ingin sekali bisa deket dengan putraku kembali" batin Rion.

"Tuhan kenapa sangat susah sekali mengatakan maaf ke anak sendiri, seeakan-akan mulut ini bisu ingin minta maaf." ucap Rion yang lagi-lagi berkata dalam hati. Tak bisa mengucapkan secara langsung.

"Nak, kamu baik baik saja kan? Ayah khawatir mendengar kabar kalau kamu di culik" ucap Rizal.

"Ayah tidak perlu khawatir, aku tidak apa apa, sebenarnya yang di culik adalah anak anak yah, Rehan saat itu ingin menyelamatkan anak anak, tapi Gilang yang menjadi korban." ucap rehan dengan sedih, membuat Rizal memeluk tubuh Putranya, dia tidak memperdulikan keberadaan Rion yang masih berdiri dengan tegap.

"Yang, sabar ya sayang mungkin ini semua sudah menjadi takdir dari yang kuasa" ucap Rizal.

"Iya yah"

"Ya sudah sebaiknya kita pulang, pasti anak anak sedang menunggu kamu di rumah bersama dengan aunty aunty nya." Ucap Rizal.

Saat mereka akan pergi, Rion memegang pergelangan tangan Rizal dia sudah kehilangan kesabarannya karena sejak tadi dia tidak di anggap keberadaannya oleh mereka, seperti setan yang tidak terlihat, membuat dia. Menarik tangan Rizal membuat Rizal yang tidak siap pun terjatuh dalam pelukan rion.

Lantas rion, membawa rizal pergi dari area pemakaman dengan di ikuti oleh rehan.

Tepat di depan mobil Rion, Rizal melepaskan genggaman tangan Rion, dia lalu menatap tajam ke arah Rion.

"Apa apaan ini Rion? Main tarik tangan orang sembarangan"

"Ikut denganku."

"Nggak sudi aku ikut dengan mu rion."

"Ikut atau aku, atau... bawa mereka." ucap rion mengarah kepada bodyguard'nya ,, membuat seluruh bodyguard langsung melakukan tugasnya.

"Sudahlah, yah lebih baik kita pergi saja, dari pada kita ngeladeni pria nggak waras seperti rion itu." ucap sinis rehan menatap ke arah rion.

Namun, sebelum mereka pergi, mereka di cegah oleh para bodyguard dari rion, dan mereka langsung menangkap rehan dan rizal.

Lantas mereka memasukan Rizal dan rehan masuk kedalam mobil, dengan sedikit kuwalahan karena kedua Uke selalu saja memberontak tak ingin masuk, karena tenaga seme jauh lebih kuat dari tenaga Uke, akhirnya si uke kalah dan pasrah untuk masuk kedalam mobil.

"Kalian bisa tidak nurut sama saya?"

"Orang, seperti kamu tidak tidak pqntas buat kami turuti."

"Ckck.. mak, anak sama saja, kelakuannya gak bisa di atur.. Sabar Rion, sabar, inget kamu harus sabar menghadapi bini Uke sama anak Uke, mu itu." batin Rion.

Setelah itu Rion menjalankan mobilnya menunju mansion pribadi miliknya yang tidak di ketahui oleh keluarganya,

"Rion anjing, Rion babi, Rion Kon**l, Rion lonte, Rion raharja setannnnnn.. keluarkan kami."

"Mulutnya itu sopan banget, seperti butuh di sumpal dengan kon**l biar diam."

Sedangkan Rehan yang mendengar pembicaraan ayah dan Daddy nya langsung menyenderkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya agar tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Dasar Rion njing, ngomong nggak di saring dulu di depan anak asal jeplak saja."

"Nggak apa apa, lagian putra kita sudah pro dia memiliki empat seme yang jago jago, jadi buat apa di saring depan anak."

"Pasti nge323nya mantep, nggak kebayang waktu itu putra kita di tusuk dengan empat kon**l, pasti itu membuat anak kita nikmat, sampai bunting." ucap Rion.

Rehan, ysng mendengar itu, langsung malu, bahkan wajah' nya memerah, untung dia sedang memejamkan matanya, kalau tidak, dia sudah tidak punya muka di depan pria yang lebih tua dari dirinya.

"Ternyata pikiranmu semakin sange aja Rionjing"

"Sayang, gimana kalau kita bikin anak lagi? Kita bikinin Rian adek." ucap rion.

"Jangan harap itu terjadi, karena aku nggak sudi harus hamil lagi dengan pria yang tidak bertanggung jawab seperti kamu, apa lagi anakku di ambil paksa sama mak lampir." ucap Rizal membuat Rion terdiam.

"Kenapa? Bukan begitu tuan Rion?" Ucap Rizal.

"Tidak seperti itu kejadiannya, aku saja baru mengetahui kalau kamu hamil Rizal."

"Terus apa?? Kan jelas jelas kamu yang tidak memiliki kepercayaan kepadaku, dan soal itu aku sudah berapa kali mengirimkan surat dan hasil USG ku, ke kamu, tapi ksmu nggak pernah menjawab suratku itu."

"Sudahlah aku males berdebat dengan mu, membuat ku darah tinggi saja." ucap Rizal dia lalu memejamkan matanya, dari pada dia hsrus berdebat dengan si rion sialan itu.

"Lihat saja Rizal aku akan buat kamu cinta lagi dengan ku, karena aku tidak akan membiarkan kamu milik orang lain, sudah cukup kamu pergi dari hidupku dan sekarang tidak akan pernah lagi kamu pergi dari hidupku."

***

Sementara itu Sasa dan Kayla yang sedang menemani keponakan keponakan mereka, karena Alkara sudah pulang dari rumah sakit, membuat mereka saat ini berada di kediaman rehan.

"Onta eh aunty kapan kita bisa bertemu dengan daddy?" Tanya Alkara.

"Kita akan bertemu dengan Daddy nanti ya, setelah pemakaman om Gilang selesai" ucap Kayla.

"Terus keadaan om Sagar gimana aun?"

"Keadaan, om Sagar masih belum sadar sayang, tapi aunty yakin kalau om Sagar akan segera sadar dan bisa bermain dengan kita lagi."

"Al, harap om akan segera sadar dan bisa bersatu lagi dengan daddy, al ingin mereka bersatu lagi aunty agar bisa menjadi keluarga yang lengkap."

"Aunty janji akan menyatukan kedua orang tua kalian sayang."

Sahabat Jadi Cinta  ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang