Chapter 5

219 22 3
                                    

"WILLIAM, AYO!!"

"Sebentar lagi."

Persiapan keluar daerah saat ini cukup berbeda. Jika biasanya dilakukan dua orang yaitu Eric dan sahabatnya Clara, saat ini tiga orang akan berada dalam mobil yang sama. "Kau harus berhati-hati pada siapapun meski kau menyukainya." Ujar Clara setengah berbisik, tak ingin ada orang lain yang mendengar.

"Aku tau."

"Mau sampai kapan dia disini? Jangan bilang kalau.."

"Dia sudah masuk, saat ini cukup aman."

Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 1,5jam agar bisa sampai ke tempat dimana Eric membeli perlengkapan kolam sedangkan Clara menjual beberapa karung hasil kebunnya ke pembeli yang telah memesan sebelumnya. "Kau tunggu di mobil ya." Ujar Eric pada William.

Satu jam berlalu namun belum ada tanda-tanda kedua orang itu kembali ke parkiran. William mulai bosan menunggu. Ia ingin setidaknya berkeliling pasar namun takut jika tersesat dan tak bisa kembali. Dengan gusar ia melepas sepatu lalu merebahkan diri di kursi sofa bagian belakang, berusaha mengabaikan suara bising diluar dan tertidur.

Gelap.

Gelap.

Wajah asing, suara asing, kemudian familiar.

Terdapat celah cahaya, namun apa ini, ah.. lantai pijakan ini terasa lengket.

"William, William?"

"Tuan Addler? Aku memanggilmu sejak kemarin tapi.."

"Urusannya cukup sulit. Singkat saja, kemungkinan aku kehilangan kemampuan telepati namun kita masih bisa bicara lewat mimpi. Nanti tengah malam, jangan lupa. Kau tak perlu memanggilku. Cukup tatap rembulan dan ucapkan keinginanmu ingin menjadi wujud manusia atau kucing. Kau harus menjauhi wilayah hutan! Jangan dekati hutan sebelum esok!"

"A-apa yang terjadi?? Tuan? Aku tidak mengerti."

"Patuhi saja perintahku jika kau masih ingin hidup!"

William merasakan firasat buruk. Meski ia sudah pergi dari wilayah alpha omega, namun ternyata masalah yang datang padanya tak berhenti begitu saja.
Meski tak yakin apa yang akan dilakukan penguasa elf, Addler paham bahwa kalimat 'seharusnya kau bunuh omega itu sejak awal' yang diucap sang pemimpin memiliki maksud lain. Elf tak akan dengan mudah mengucap kata buruk yang memiliki arti penghilangan nyawa, tak seperti bangsa alpha omega yang ringan tangan. Demi mencari aman, Addler mengatakan keras pada William untuk menjauhi wilayah kekuasaan elf yaitu hutan.

"Besok kau sudah menjadi manusia seutuhnya. Jangan membahas apapun soal kehidupan masa lalumu."

"Sementara jauhi hutan, cari sinar rembulan dan katakan bahwa 'aku ingin menjadi manusia'.

"Aku mengerti.. ah tuan, apa kita masih bisa bertemu?"

"Apa maksudmu."

"Umm.. mungkin salam perpisahan?"

"Menjijikkan. Hiduplah lebih baik dan anggap itu sebagai bayaran atas semuanya. Aku akan pergi."

"TUNGGU! A-aku punya pertanyaan.."

"Cepat katakan!"

"Soal kakakku Chloe, aku ingin melihatnya sekali atau tau kabarnya-"

Suara Addler tak terdengar selama beberapa saat namun masih terasa deru napasnya di ruang hampa ini. "Aku bukan Tuhan. Aku tak bisa membuatmu melihatnya jika dia masih berada diluar wilayah hutan."

MEOWED {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang