Berjuang Tanpa "Keluarga".

chapter 5

Keesokan hari nya, laura bangun lebih awal dari ziva, dan segera mandi.

"Hoamm, mandi dulu deh. "

Setelah laura mandi. Ibu ziva memanggil laura dan ziva untuk sarapan.

"Laura, ziva, sarapan. "

Laura pun membangunkan ziva.

"Ziv, ziv, bangun ege, sarapan. "

"Iya iya"

Mereka berdua pun keluar dari kamar nya, mereka duduk dan memakan makanan buatan ibu ziva.

"Laura, kamu sekarang harus pulang ya"

"Iya tante, sehabis sarapan aku pulang. "

Laura tetap makan dengan raut wajah sedih.

Sehabis semua menghabiskan makanan nya laura mengambil barang barang nya, dan berpamitan.

Di jalan, laura tegang dan deg deg an, laura berfikir, ucapan apa yg akan keluar dari mulut orang tua dan tante nya.

Laura hanya bisa pasrah, dan tetap berjalan pulang ke rumah tante nya.

Sesampai nya di rumah tante, laura mengetok pintu dengan gemeteran.

"Tok.. Tok.. Tok, a-assalamualaikum. "

Seorang wanita membuka pintu. Dan tenyata itu ibu laura.

"Anak gk tau diri ini ingat pulang juga ya"
"Habis dari mana aja kamu setan!?, gk izin dulu, pergi dua harian! "
Ucap ibu teriak.

Laura hanya diam saja dan tidak bisa mengatakan apapun.

Ayah yg mendengar keributan pun keluar.

"Apaansi pada ribut. Oh ada anak kurang ajar balik. KAMU TUH GK IZIN DULU YA, KALO MAU PERGI TUH IZIN DULU. MASI UNTUNG KAMU TAU PULANG, SETAN. "
Ucap ayah sembari menampar laura.

"S-sakit ayah. "

"MASUK! "
ucap ayah dan ibu.

Tante dan izwan sedang menonton tv, dan berusaha tidak ikut campur.

"Sudah lah, ayah gk mau merawat laura lagi!, ayah akan kirimkan kamu ke asrama"

"T-tapi ayah, laura tidak mau. "

"Shtt, diam! Benar tuh kata ayah kamu. "
Ucap ibu.

Laura hanya bisa meneteskan air mata tanpa suara.

Izwan kaget, karena kakak satu satu nya yg ia sayangi, akan pergi.

sore hari nya, laura di antar ke asrama bersama ayah dan ibu nya, sementara izwan  memilih diam di rumah tante nya.