Chapter 14

59 3 2
                                    

Zachary pulang ke rumah dengan terburu-buru, ketika menerima panggilan dari Rara. Sungguh, dia benar-benar khawatir sesuatu terjadi pada Caroline.

Mobil Zachary, berhenti di hadapan rumahnya. Dia segera keluar dari mobil dan mempercepatkan langkah kakinya. Ketika, dia masuk ke dalam rumah, dia melihat Lynna menyeret Caroline turun dari atas tangga.

Terdengar suara tangisan Caroline yang sedang kesakitan. Zachary berlari menghampir Lynna. Lalu, dia segera mendorong Lynna hingga Lynna terjatuh dari atas tangga.

Sementara, Caroline pula, Zachary segera mengendongnya.

"Ssstt," ringis Caroline yang masih merasa kesakitan.

"Carol, maaf. Maafkan aku," ucap Zachary.

"Zachary!" pekik Lynna dengan kuat. "Apa kau lupa sesuatu!" lanjut Lynna.

Zachary membawa Caroline turun bersamanya, sembari menatap tajam ke arah Lynna. Ah, Zachary sudah tidak peduli jika Caroline mengetahui sisi gelapnya dan betapa kejam dirinya.

Yang terpenting, saat ini adalah keselamatan Caroline dan hubungan antara mereka masih bisa dibahas belakangan.

"Kau menantangku!" pekik Lynna lagi.

Lynna masih terduduk di atas lantai karena dirinya terjatuh tadi. Sungguh, merasa sakit jika hendak berdiri, awalnya ingin memerintahkan Zachary untuk membantunya, tetapi saat melihat tatapan Zachary, Lynna tahu Zachary sangat marah.

"Zach," ucap Caroline lirih.

Zachary menoleh ke arah Caroline, seketika rautnya berubah lembut. Dia benar-benar merasa bersalah, seharus dia tidak menyetujui Lynna bermalam di rumah mereka dan seharus dia tidak meninggalkan Caroline sendiri bersama Lynna.

"Semua salahku, maafkan aku," kata Zachary dengan lirih.

Lynna yang melihat pemandangan itu, semakin dibuat kesal. Dia pun berusaha berdiri lalu mencapai vas bunga yang berada dihujung samping tangga.

Lynna ingin melemparkan vas bunga itu pada Zachary dan Caroline. Namun, sepasang tangan menarik tangan Lynna, lalu kembali mendorong Lynna dengan begitu kasar.

"Heh, aku pernah melihat kau!" ucap Andra ketika melihat wajah Lynna. "Dia wanita yang pernah menguntit kau dulu, Zach," lanjut Andra.

Zachary telah sampai di anak tangga terakhir, dia memberi kode untuk membawa Lynna ke ruang tengah, karena Caroline juga harus diberi obat pada luka goresnya.

Andra menarik Lynna, seperti Lynna menyeret Caroline tadi. Ternyata, Andra juga tidak mempunyai rasa simpati.

Ryan baru saja masuk ke dalam rumah, sembari membawa seseorang bersamanya. Dia mendorong wanita itu berdekatan dengan Lynna.

"Ini kakaknya dan ini adiknya," ucap Ryan dengan raut sinis.

"Kaliam gila! Psikopat, pembunuh!" teriak Lynna dengan kuat.

Lynna ingin menarik tangan sang adik, namun tangannya ditendang dengan kuat oleh Ryan.

"Heh, siapa yang gila? Kami atau kalian berdua? Kalian pikir, kami tidak tahu niat kalian, hah! Ingin menguasai Zachary dan membunuh Caroline," bentak Ryan.

Lynna menoleh ke arah Zachary yang masih menatap tajam, sementara Caroline sedang diobati oleh Rara. Zachary terlihat tenang, hal itu membuat Lynna tertawa.

"Hei, Caroline! Apa kau tahu pria di sebelah kau itu seorang psikopat? Suka menyiksa seorang wanita hingga wanita itu mati, apa kau tahu itu? Sudah tentu tidakkan! Ha ha ha," pekik Lynna dengan kuat sembari tertawa.

Caroline menatap Lynna, dia memasang wajah datar. Sebenarnya, apa yang Lynna katanya bukanlah yang mengagetkannya.

"Aku sudah tahu," jawab Caroline.

Zachary, yang mendengar jawaban Caroline, sontak menoleh dengan cepat. Dia menatap wajah Caroline untuk mencari gurat marah, namum tidak terlihat yang ada hanyalah senyuman tulus ketika Caroline menatap dirinya.

"Sejak kapan kau tahu?" tanya Zachary.

"Waktu itu, kau selalu pulang malam dengan alasan mengerjakan tugas kuliah. Ingatanku kembali sedikit demi sedikit, aku ingat bagaimana pertama kali kita bertemu dan apa yang kau lakukan ... hanya saja aku belum mengingat apa yang terjadi sewaktu di rumah sakit," jelaa Caroline.

Zachary terenyuh mendengar penjelasan Caroline, walaupun Caroline telah mengingatkanya, kenapa Caroline masih bertahan di sisinya dan tidak coba untuk melarikan diri.

"Terus kenapa kau bertahan? Kau bisa saja marah padaku dan membenciku," tanya Zachary.

"Aku mencintai kau dan kau mencintaiku, aku tidak perlu hal lain. Kau juga melayaniku layaknya seorang manusia dan bukan binatang," terang Caroline.

Zachary langsung menarik tubuh Caroline masuk ke dalam pelukannya, sungguh dia rasa terharu karena Caroline memilih untuk tetap mencintainya.

"Caroline, maafkan aku," bisik Zachary.

"Aku tidak apa-apa, Zach," sahut Caroline.

"Cih, berarti percuma saja! Kalian akan aku bunuh berdua!" pekik Lynna.

Caroline menoleh ke arah Lynna, sebenarnya ingin menjadi wanita baik-baik saja. Namun, ketika Lynna bertindak kasar terhadapnya, Caroline berpikir mungkin lebih baik wanita ini mati saja daripada merusak hubungan orang lain.

"Zach, biarkan aku yang menghukumnya," ucap Caroline dengan raut yang terlihat marah.

Zachary mengangguk, dia pun memerintahkan Andra dan Ryan untuk membawa Lynna dan adiknya di masukkan ke dalam ruangan gelap.

Ahh! Apa ini, apa Caroline bakal menjadi seorang psikopat juga? Yang benar saja, mungkinkah demi mempertahankan diri agar dirinya tidak kembali melalui masa-masa yang pernah dia lalui?

Lynna dan adiknya diikat pada kursi berbeda. Caroline berdiri di hadapan sang adik lebih dahulu.

"Sialan, jangan sentuh adik aku!" pekik Lynna.

Caroline tidak menanggapi ucapan Lynna, sebenarnya dia sedikit penasaran kenapa sang adik itu tidak berbicara, padahal dirinya telah diperlakukan dengan kasar.

"Hai, aku Caroline. Aku sudah sedari tadi memperhatikan kau, apa kau tidak bisa berbicara atau ...?" Caroline tidak menyelesaikan ucapannya ketika dia mengangkat wajah wanita itu.

Wajah wanita ini seperti dia pernah melihat, tetapi Caroline sama sekali tidak mengingatnya.

"Wanita ini menjual adiknya, untuk mendapatkan uang makan sehari-hari," jelas Ryan.

Caroline melebarkan matanya, dia sudah ingat! Wanita ini adalah Lylia, seorang wanita yang pernah bersama dirinya. Namun, wajah wanita itu terdapat banyak luka-luka.

"Sayang, jangan menyentuhnya lagi. Zachary menarik tangan Caroline, lalu menyemprotkan sanitizer pada kedua tangan Caroline.

"Dia menghidap HIV tahap ketiga, makanya Ryan menggunakan sarung tangan tadi," jelas Zachary.

"Bawa ke rumah sakit saja," ucap Caroline dengan raut teduh.

Andra mengangguk setuju, mereka pun menarik Lylia dari ruangan itu, untuk dibawa ke rumah sakit. Walaupun, sangat mustahil untuk disembuhkan karena berada pada tahap tiga.

Setelah Andra dan Ryan pergi, tinggallah mereka bertiga di dalam ruangan itu. Tiba-tiba juga, Lynna tertawa keras lalu berkata, "Jangan sok baik! Tetap, neraka tempat kalian!"

Caroline mendekat dan langsung melayangkan sebuah tamparan yang kuat. Bukan hanya sekali, melainkan beberapa kali hingga darah keluar lewat sudut bibir Lynna.

"Sayang, tangan kau akan kesakitan nanti," tegur Zachary. "Kenapa tidak, pakai pisau saja?" lanjut Zachary sembari memberi pisau lipat kecil pada Caroline.

"Iya ya, kenapa tidak pakai ini saja, 'kan tanganku tidak perlu rasa sakit," jawab Caroline tak kalah menakutkan.

Srreett...

Aaaaarrghh!!



*****

Psychopath Baby (TERBIT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang