3

56 8 0
                                    

Sorry for typo🙏🏻















****


Setelah mata kuliahnya berakhir hari ini , Junghwan pun melangkah keluar dari kelas terakhir yang di ikutinya itu dan melangkah melewati koridor fakultasnya , bersama Siyoon yang kebetulan bersama dengannya itu , seraya mengobrol ringan di sela langkak kaki keduanya .

"Kau pulang naik apa , Junghwan - ah ?". Tanya Siyoon seraya menatap Junghwan di sampingnya itu .

"Bus , bagaimana denganmu ?". Junghwan pun balik bertanya

"Mobil ". Junghwan mengangguk dan keduanya pun kembali mengobrol , seraya melangkah menuju pintu gerbang Universitas mereka . Dan sesampainya di gerbang , Junghwan dan Siyoon pun berpisah , dengan wanita cantik itu yang melangkah menuju parkiran untuk mengambil mobilnya , sedangkan Junghwan , melangkah menuju halte bus dan mendudukkan dirinya , di tempat duduk yang berada di sana . Junghwan pun mengeluarkan ponsel , beserta earphone dari tasnya , lalu menyambungkan keduanya dan memasang kedua earphone miliknya itu ke telinga , sebelum memutar sebuah lagu dari ponselnya .

Tak lama , bus yang di tunggu pun datang dan Junghwan pun , segera beranjak dari tempat duduknya itu dan menaiki bus yang berhenti di hadapannya itu .

Dan sesampainya di dalam bus , Junghwan pun melangkah menuju kursi yang kosong dan menempatinya .

Bus yang di naiki Junghwan itu pun , melaju pergi meninggalkan halte itu , sedangkan Junghwan mengamati pemandanga dari jendela bus di sampingnya itu , masih dengan mendengarkan sebuah lagu yang terputar di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bus yang di naiki Junghwan itu pun , melaju pergi meninggalkan halte itu , sedangkan Junghwan mengamati pemandanga dari jendela bus di sampingnya itu , masih dengan mendengarkan sebuah lagu yang terputar di ponselnya .

.
.

Sesampainya di tempat tujuan , Junghwan pun turun dari bus yang di naikinya itu , setelah membayar dan melangkah meninggalkan halte bus , menuju gedung rumah sakit di hadapannya .

Dan sesampainya di dalam rumah sakit , Junghwan pun melangkah menuju lift , lalu memasukinya  setelah lift di hadapannya itu , terbuka dan menekan angka 2 pada tombol yang berada di dinding lift itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sesampainya di dalam rumah sakit , Junghwan pun melangkah menuju lift , lalu memasukinya setelah lift di hadapannya itu , terbuka dan menekan angka 2 pada tombol yang berada di dinding lift itu .

Ting ~

Pintu lift terbuka , sesampainya Junghwan di lantai 2 dan pemuda manis itu pun , keluar dari lift dan melangkah melewatir koridor rumah sakit , menuju kamar rawat di mana
Ibunya berada . Dan sesampainya di kamar rawat Ibunya , Junghwan pun melangkah menuju sisi ranjang pasien yang di atasnya , berada wanita paruh yang tak lain , Ibunya itu .

"Bu , Junghwan datang lagi . Maaf jika kali ini , Junghwan lupa membelikan bunga tulip kesukaan , Ibu ". Ucap Junghwan , sesampainya pemuda manis itu di samping ranjang pasien Ibunya . Kedua mata pemuda manis pun itu berkaca - kaca , saat melihat tubuh Ibunya yang kian mengurus , setelah 5 tahun dalam keadaan koma dan tak tau , kapan beliau akan sadar kembali . Dan selama 5 tahun ini , Junghwan bekerja di berbagai tempat untuk membayar biaya rumah sakit Ibunya , meskipun hingga saat ini wanita paruh baya itu , belum juga memiliki tanda - tanda , jika ia akan tersadar dari tidur panjangnya . Namun Junghwan tetap berfikir positif , jika suatu hari nanti sang Ibu akan kembali sadar dan menatapnya lagi .

"Ibu kenapa tidak ingin bangun , hm ? Apakah di sana sangat membuat Ibu bahagia , hingga tak ingin bangun dan melihat Junghwan lagi seperti dulu ". Ucap Junghwan seraya mendudukkan dirinya di kursi yang berada , di samping ranjang pasien Ibunya itu , seraya menggenggam tangan sang Ibu yang terbebas dari jarum impusan .

"Junghwan di sini sangat merindukan Ibu , rindu dengan masakan Ibu , rindu mendengar suara Ibu dan rindu menghabiskan waktu dengan Ibu seraya bercerita banyak hal , seperti dulu ". Junghwan pun mencium punggung tangan sang Ibu dan memeluknya erat , seraya terisak kecil . Jujur saja , Junghwan ingin mengeluh lelah karena selalu bekerja ke sana - kemari , demi membayar biaya rumah sakit Ibunya , namun jika bukan ia yang membayarnya , siapa lagi yang akan membayar biaya rumah sakit Ibunya itu . Dan jika ia tak bisa membayar , Ibunya tidak akan di tangani oleh dokter dan otomatis ia akan kehilangan sang Ibu dan tentu saja Junghwan tak ingin , jika hal itu sampai terjadi .

Setelah beberapa saat terlarut dalam kesedihannya , Junghwan pun menghapus kasar air matanya , setelah mengingat jika dirinya harus pergi bekerja hari ini . Junghwan pun kembali mencium tangan sang Ibu , sebelum melepaskannya dengan pelan dan beranjak dari kursi yang semula di tempatinya itu .

"Ibu , Junghwan pergi dulu karena harus bekerja . Sampai jumpa lagi , Bu ". Pamit Junghwan seraya tersenyum kecil , sebelum melangkah keluar dari ruang rawat sang Ibu . Junghwan pun memasuki lift dan turun ke lantai dasar . Dan sesampainya di bawa , Junghwan pun melangkah keluar dari gedung rumah sakit itu , menuju halte bus dan mendudukkan dirinya di sana .

Tak lama kemudian , sebuah bus datang dan berhenti di hadapan halte yang di tempati oleh Junghwan . Pemuda manis itu pun , beranjak dari tempat duduknya dan melangkah masuk ke dalam bus di hadapannya itu .


Skip~

Sesampainya di halte yang di tuju , Junghwan keluar dari bus itu , setelah membayar dan melangkah menuju bangunan Rumah makan tempatnya bekerja itu , lalu memasukinya dan memulai pekerjanya di sana , sebagai pelayan dan tukang cuci piring , bersama satu rekannya di sana .



















To be continue .......

My Life Story | Woohwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang