CHAPTER 1

655 43 7
                                        

THE HASHI BROTHEL
.

.

.

(Rumah Pelacuran)
Chapter 1

Hari yang cukup melelahkan namun cukup untuk memuaskan kepenatan bagi seorang perempuan muda disana, menginjak tapakan kayu di lorong bangunan megahnya yang di dominasi nuansa tradisional.

Setelah menyambut, mengobrol serta menerima laporan Administrasi dari tamu yang mendatangi rumah besarnya di tengah-tengah hutan itu, wanita dengan kimono terang bercorak bunga sakura tersebut kini dihadapkan lagi dengan seorang pria berusia kepala tiga yang merupakan seorang direktur di perusahaan teknologi terbesar di negara maroko.

Pria itu memberikan senyuman manis dan ramahnya pada wanita yang dia yakini adalah pemeran penting dalam Rumah Pelacuran yang bersembunyi jauh dari kota ini.

"Tidakkah anda ingin mengobrol sebentar denganku, Nona Takahashi?" celetuk pria dewasa itu menyebut nama belakang pada wanita berkimono serta berwajah datar nan elegan di depannya.

Usai memberikan penilainnya terhadap hiburan yang diberikan disini, begitupula telah membayar mahal hanya demi satu wanita disetiap malamnya, pria itu tak langsung pergi. Justru menemui sang wanita yang dari tadi mencuri perhatiannya. Dia penasaran dengan wanita cantik ini. Pesonanya, aura serta sifatnya yang seperti wanita bangsawan kuno. Keramahan serta senyuman cantik wanita itu membuat jantung hati sang pria berdetak laju. Padahal dia baru saja menerima hampir tiga wanita berbeda setiap malamnya. Seperti itulah sifat turunan dari pria penikmat tubuh.

Kanamiyusan Takahashi, wanita berparas bak lukisan yang sengaja di ciptakan indah namun tenang tersebut hanya menatap datar sang direktur teknologi Maroko.

"Anda ingin membicarakan apa, Mr. Zedal?" balas perempuan itu, menyebut nama belakang pria tersebut.

Tatapan Kanami datar dan sama sekali tak memiliki minat untuk berbicara usai urusan mereka selesai.

Zainal Maruno Zedal hanya terkekeh pelan, merasa lucu dan gemas dengan sikap datar wanita itu. Sangat berbeda dengan sikap ramah dan manisnya beberapa waktu yang lalu.

"Ah hmm bagaimana dengan makan malam bersama? Apa kau punya waktu untuk itu? Dan, sedikit membahas sesuatu," kali ini Pria berdarah Maroko tersebut sedikit mencondongkan wajahnya, menarik sebelah sudut bibirnya dan tersenyum genit pada wanita berdarah Jepang tersebut.

Kanami masih menatapnya datar, membuat Zainal sangat gemas ingin mencubit pipi tirusnya.

"Tidak ada, Mr. Zedal. Saya rasa anda cukup puas menerima pelayanan rumah bordil kami. Jika masih ingin menginap disini, maka segeralah melakukan pembayaran," timpal Kanami tanpa sedikitpun mengubah mimik wajahnya.

Zainal seketika tertawa. Hanya tertawa pelan sembari manik coklatnya menelisik wajah Kanami lekat-lekat. Seolah-olah tak ingin melewatkan sedetikpun pandangannya dari wanita cantik yang ada di hadapannya ini.

"Baiklah baiklah." Zainal mengangkat tangannya, memeriksa waktu di arloji mahal yang bertengger di pergelangan tangannya.

"Aku sangat ingin menginap beberapa hari lagi disini, dan menikmati hiburan spesial disini. Tapi karna pekerjaan, jadi aku harus segera kembali ke Maroko," tutur pria itu, kembali menatap Wajah Kanami yang kini menatap ke arah lain.

"Tapi..."

Saat Kanami menoleh, pria itu mencondongkan wajahnya hingga kini bibirnya dekat dengan telinga Kanami. Perempuan Jepang itu mengerutkan dahinya sedikit namun tetap bergeming.

THE HASHI BROTHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang