Tempat penuh kenangan - 3

167 29 1
                                    


"Hahaha! Rasanya seperti menjadi anak kecil lagi!"

Semangat kanak-kanak membara dalam dirinya hingga ia tak bisa menolaknya, Kevin berlarian sambil tertawa riang di sekitar jalan tanah yang sedikit lembab dan meninggalkan jejak kaki tanah disana, mengenang masa lalunya yang selalu terjatuh lalu tak sengaja tercebur ke dalam parit didekat sana.

Sungguh masa lalu, Kevin masih tidak bisa melupakan itu sampai ia hampir lupa dengan tujuannya jika kadal kecilnya tidak menggigit telinganya untuk menyadarkannya "krr"

"Aw aw! Itu sakit!"

Dengan perlahan tanpa menyakiti teman kecil itu ia melepaskan gigitannya dari telinganya, untung saja kadal peliharaannya bukan tipe beracun.

Kadal itu lepas tangan Kevin yang mengambilnya dan malah merambat keatas hingga sampai di atas rambut Brunette nya "hah?"

Kevin sempat dibuat bingung dengan teman kecilnya yang malah hinggap di atas kepalanya tapi ia sama sekali tidak mempermasalahkan itu selama kadal diam dan tidak banyak bergerak, ketika hendak lanjut berjalan kaki dirinya terhenti saat ia merasa ada bayangan atau sesuatu yang melewatinya dari belakang.

"Jangan lari Vin!" Kenangan lama tiba tiba terlintas di benak kepalanya tanpa permisi, manik emasnya melihat kembali jalan yang ia lewati mengingat ingatan saat ia bersama sahabat lamanya, mereka juga pernah berlarian hingga tersandung kerikil di jalan setapak ini dan membuat mereka berdua tercebur kedalam sawah.

"Hahah! kau tertutup lumpur!" Angin membawa suara teriakan riang mereka, seakan tak ada orang lain yang bisa ikut campur dalam kehidupan nya bersama sahabatnya di masa itu.

"ugh.." Kevin menepuk kedua pipinya dengan agak keras, membuat teman kecilnya penasaran "kraa?"

"Jangan buat aku mengingat itu lagi..." Raut wajah yang awalnya ceria perlahan memudar, Dia mengepalkan tangannya, nafasnya terasa sesak seakan ada yang mencekiknya, tak ingin diingatkan kembali kenangan yang sudah menjadi masa lalu bagi nya "Kraa?"

"Hm? Aku baik-baik saja, sudahlah ayo"
Sesaat ia menghela nafas berusaha menenangkan dirinya, Kevin dan teman kecilnya berjalan menyusuri jalan setapak di tepi sawah. Kadal tak henti-hentinya menggerakkan ekor karena penasaran, seakan ia ingin mengerti apa yang dirasakan manusia.

Sambil berjalan dan melihat langit yang berawan Kevin memikirkan keputusannya kemarin saat menyelidiki kasus pembunuhan dimana korbannya adalah seorang anak perempuan yang masih menginjak bangku SD, sungguh malang nasibnya tuk pergi dari dunia dengan cepat sebelum berhasil mengejar cita-citanya. Sang ibu mengamuk habis habisan dengan air mata yang membasahi wajahnya, hampir saja ia membunuh sang pelaku dengan pisau daging karena rasa dendam yang menyelimuti hatinya, ironisnya pembunuhnya adalah sang ayah.

"PRIA BRENGSEK!! BAGAIMANA KAMU BISA BEGITU KEJAM DAN TIDAK BERPERASAAN? APA KAMU TAHU APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN!?"

Bahkan pertengkaran mereka berdua masih tergiang di telinganya saking ricuhnya situasi kemarin.

"..." manik emasnya berbalik melihat tangan kanannya yang lagi-lagi dibalut perban sebab tak sengaja terkena goresan dari pisau milik ibu dari anak itu yang ia hendak lempar kearah suaminya, beruntung dirinya berhasil mencegah aksi pembunuhan itu dengan kedua tangannya, Kevin tak ingin ada dua korban jiwa dalam sehari.

Sejak itu ia berfikir mungkin jika Kevin berada di posisi ibunya ia juga akan merasakan hasrat membunuh yang sama sebagai pembalasan dendam terhadap anaknya.

Ntah bagaimana ia bisa merasa begitu peduli pada keluarga lain hingga menerima permintaan terakhir dari korban, tangannya bergerak merogoh saku kiri di dalam jaketnya dan mengeluarkan sebuah boneka kelinci kecil berwarna merah muda yang telah usang.

Unbreakable Bond • [Ytmci fanfic story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang