02

98 78 59
                                    


 Senang banget ternyata hari ini aku bisa buat part 2, makasih ya semua , dengan kelian membaca dan memberi vote dan komentar sudah menyemangati aku



"Beneran? astaga dira hati hati, sini aku liat di bagian mana yang kepentok" lika pun langsung melihat kepala dira dan dilepas dira dengan pelan

"Aku udah gak papa lika, makasih ya" ujar dira dengan senyum seakan memberitahu bahwa dia baik baik saja , "pak bagas ada kasih tugas tidak ?" Tanya dira ke pada lika yang masih melihat ke arah kepala dira dan di balas gelengan kepala oleh lika .

"Kita gak ada kelas lagi, nongkrong yok sama anak-anak yang lain" ajak lika kepada dira dikarenakan sebelumnya dira belum pernah ikut nongkrong dengan yang lain

"Aku gak bisa lika, aku harus masak kue biar dititip di warung, biar aku bisa punya uang tambahan" ujar dira sembari memasuki peralatan tulisnya ke tas yang sudah lusuh.

"Masa kamu gak ikut lagi sih dir" ucap lika yang sekarang memandang lika dengan mata memelas, 

"Ayok dong sekali kali" bujuk lika agar dira ikut dengan dia

Dira pun masih sibuk dengan peralatan tulisnya. kemudian ia menoleh ke arah lika , "aku ikut kapan-kapan aja ya, tunggu banyak duit , aku pulang dulu yaa, dah lika selamat bersenang senang" dan di balas lambayan tengan oleh lika .

Dira pun melangkahkan kakinya mendekati halte terdekat di univ nya untuk menunggu angkutan umum yang akan lewat. Setelah sampai di halte dira pun duduk di kursi yang disediakan. Dira duduk seorang diri di halte tersebut, sepertinya kebanyakan mahasiswa jam segini masih ada kelas . Terdengar bunyi nada dering dari hp dira yang berada di saku celananya dengan segera dira melihat hp nya tersebut, terlihat nama kontaknya adalah 'ibukuuu' dengan  segera senyum dira merekah melihat ibunya menelponnya dan mengangkatnya .

"Halo buk" jawab dira masih dengan senyum lebar

"Halo dira sayang, bagaimana kabar mu?" tanya ibu dira di sebrang sana

"Dira sehat ibu, ibu kabarnya gimana?" Tanya dira kepada ibunya tersenut

"Ibu juga sehat sayang, kuliah kamu lancar lancar saja kan?"

"Lancar kok buk"

"Dira, ibu mau bilang , besok ibu dan ayah kamu sudah resmi bercerai, jadi ibu mohon kamu ikut ayah kamu ya, ibu tidak enak dengan om timo jika kamu tinggal dengan ibu, dan kamu juga tau kan ibu harus menjaga adik-adik kamu, ibu mohon ngertiin ibu ya sayang" seketika senyum lebar dira tadi menjadi senyum getir , ternyata ibunya hanya menghubunginya karena hal ini.

"Dira udah besar bu, dira bisa tinggal sendiri di rumah" dira mencoba untuk sabar menghadapi ibunya tersebut

"Tapi dira ibu khawatir sama kamu, kamu tinggal sama ayah aja ya" ibunya masih kekeh agar dira bisa tinggal sama ayah nya

"Ayah juga pasti sulit bu menerima dira, ibu tau sendiri bagaimana ayah. Jadi ibu gak usah repot-repot mikirin dira, dira bisa tinggal sendiri. Sudah ya bu, dira mau matikan teleponnya karena angkutan umum nya sudah datang." Tanpa mendengar sahutan dari seberang dira langsung mematikan telepon tersebut.

Dira menaiki angkutan umum yang sedikit padat dan ia duduk di ujung dekat kaca. Dira hanya melihat ke arah jalan dan tiba-tiba notifikasi dari hp nya pun berbunyi. Dira melihat ibunya mentransfer uang kepadanya, tidak banyak tapi cukup untuk biaya hidup dira selama satu bulan.

Tanpa sadar air mata dira keluar, dira merasa dirinya sudah di buang oleh ke dua orang tuanya. Kejadian yang selama ini dira takuti akhirnya terjadi. Sepanjang jalan dira hanya menangis dan meratapi nasibnya.

C AND DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang