03. Panji dan Sego Sambel Iwak Pe

84 2 0
                                    

1982

Panji yang berjalan terburu buru meninggalkan gedung tempatnya bekerja sejenak diam terduduk di trotoar jalan embong malang Sore menjelang malam itu

Sejenak ditariknya napasnya perlahan

Si keparat itu

Sulaiman Supriyadi.... Kesalnya perlahan....

Laki laki itu gak pernah mendapatkan hukumannya.... Panji memang berhasil membawa si supir truk itu ke Polsek terdekat... Dengan dibantu oleh warga yang marah karena kematian Thomas....

Namun karena kekuatan yang dan kebijakan pemerintah setempat Laki laki itu berhasil mendapatkan keringanan dan hanya dikenai wajib lapor.... Suka atau tidak perusahaan tambang tempat truk itu digunakan adalah penyumbang pemasukan bagi desa... Penyumbang pemasukan bagi desa juga bagi aparat desa secara pribadi juga tokoh masyarakat, karang taruna dan LSM setempat... Jadi segigih apapun Panji menggugat.... Mereka semua akan bungkam karena kantong kantong dan mulut mereka sudah penuh oleh uang....

Ini semua yang membuat aku jadi aku... Keinginan untuk menghapuskan tambang pasir yang merugikan warga

Dan

Keinginan untuk membalaskan dendam Thomas

Kedua hal itu yang membuat aku ingin menjadi pengacara lingkungan.... Dan menjaga masyarakat dan alam dari tangan tangan serakah para peng eksploitasi

Dan sekarang aku harus membela si keparat yang menabrak Thomas....Thomasku

.... Becanda banget Tuhan.... Manyun Panji seraya mengacak acak rambutnya....

Tak disadarinya perutnya berbunyi berkedudukan....

Lapar.... Aku butuh makan lirih Panji dalam hati....

Pandangannya dilemparkan ke kaki lima sepanjang jalan yang menyajikan aneka macam masakan Jawa Timur

Pilihannya dijatuhkan pada tenda kuning dengan tulisan besar besar

Sego sambel Iwak Pe...

Perut Panji meronta lagi.... Sudah terbayang nasi hangat yang panas... Dengan lalapan ranum nan hijau.... Lauk ikan Pari goreng yang masih mengepul dengan harum asap.... Serta sambal mentah yang menguarkan aroma terasi yang menggugah selera....

Perlahan Panji menelan ludah dan bergegas menyeberang jalan.... Langkahnya yang terburu dan tak berkonsentrasi membuatnya tak sadar sebuah Sedan dengan kecepatan tinggi mengebut ke arahnya.... Yang panji ingat hanya cahaya putih yang menyilaukan.... Dan tubuhnya yang terpelanting mental ke sudut Jalan sebelum kehilangan kesadaran

*******
"Nabrak orang... Yang benar aja... ? " Kesal sebuah suara di ujung sana sementara si perempuan hanya menarik napas  sementara riuh rendah masih meraja di lobby rumah sakit itu...

"Buku alamatku terjatuh saat menyetir dhi... Dan anak itu tiba tiba menyeberang dan terserempet.... Semua sudah dalam penanganan... Santai saja... " Ujar si perempuan kecut...

"Umi.... Kan Umi ke Surabaya untuk mengurus kasus tuntutan supir yang mengalami kecelakaan.... Sekarang malah nambah masalah lagi.... Aku udah bilangkan aku aja yang urus masalah remeh temeh itu.... Sekarang kalo gini gimana? Malah tambah problem lagi kan? " Rajuk suara tampan di ujung sana...

Sang perempuan terkekeh "dhi.... Umi sudah lama urus tetek bengek soal usaha ekspedisi ini.... Kamu tenang aja.... Lebih baik konsetrasi ke kehamilan Arum dan skripsimu... Umi di sini baik baik aja... " Ujarnya seraya menutup sambungan telepon

"Ibu Dahlia Hidayat.... " Ujar seorang perawat memecahkan lamunan sejenak perempuan setengah baya itu

"Yeah Sus... Gimana...? " Timpal Dahlia sambil tersenyum ketika sang suster menghampirinya dengan membawa statistik korban yang masih dilakukan observasi di ruang UGD

the eternity origins : Pages of PanjiWhere stories live. Discover now