Aqisha tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan perjodohan yang sangat tiba-tiba ini. Ya walaupun setelah melihat fisik calonnya rasa kecewanya agak berkurang, tapi tetap saja Aqisha kecewa dengan orang tuanya karena keputusan mendadak ini.
Tapi ada satu kejanggalan di hatinya kala melihat sosok Jiro lewat foto yang dikirimkan Aufa tadi. Ia merasa sangat familiar dengan wajah Jiro ini, tapi entah di mana dia pernah melihatnya.
Ah masa bodo lah, di manapun mereka pernah bertemu itu tidak akan menjadi penghalang untuk Aqisha membatalkan perjodohan ini. Maka sekarang mari tidur saja, dari pada kepala makin pusing mikirin yang tidak jelas seperti ini.
Kala Aqisha baru saja memejamkan mata, dirinya langsung tersentak oleh—
"Biar saya lurusin ya Pak, anak bapak duluan yang nyerbu saya dan gak mungkin 'kan kalau saya cuma bisa pasrah dikeroyok gitu."
"saya kakaknya Naura ya Aqisha, bukan Bapaknya. Saya gak setua itu untuk dipanggil Bapak."
ingatan masa lalu antara dirinya dan Jiro tiga tahun lalu. Ketika dirinya masih berusia tujuh belas tahun dan sedang duduk di bangku SMA.
Ah sial, Aqisha langsung mengacak-acak rambutnya frustasi. Kok bisa takdir sebercanda ini padanya? Aqisha sudah menutup rapat kenangan kenakalan remajanya dulu dan dia malah bertemu kembali dengan salah satu peran di masa itu.
Semua manusia punya masa kelam, begitu juga Aqisha dengan kisah SMA-nya. Ya walaupun dia bukan tipe bandal pergaulan bebas, tapi tetap saja bolak-balik dipanggil kesiswaan adalah suatu kenakalan. Entah dipanggil karena ketahuan bolos, berantem sama anak sekolah sebelah, atau anak gengnya yang sedang kena masalah.
Lalu soal ceritanya dengan Jiro, hah itu adalah salah satu kisah paling legenda di antara Aqisha dan teman-teman sekolahnya dulu.
• • • •
7 Februari 2020,
SMAN 127 JakartaSatu hal yang paling Aqisha tidak suka, keluarganya diusik dan teman-temannya yang diusik. Jika salah satu dari itu terjadi, maka Aqisha siap pasang badan untuk membela mereka.
Seperti saat ini, ia dan teman-teman gengnya sudah bersiap untuk menghampiri yang katanya sudah merebut pacar dari temannya. Masalah percintaan anak SMA memang serumit itu.
Setelah pesan ajakan untuk bertemu yang sudah dikirim Kayla—yang katanya pacarnya direbut—sudah diterima oleh pihak tersangka, mereka langsung bergegas menuju tempat yang sudah ditentukan. Dengan gaya tengilnya mereka menunggu di sana dengan percaya diri tinggi.
Ada Aqisha yang berdiri di paling depan, lalu ada Kayla, Awan, Nabila, dan Amanda yang berbaris di belakang. Aqisha denga gaya khasnya yaitu lengan seragam pendeknya yang digulung dan baju seragamnya yang keluar.
"Si Cemen beneran dateng gak sih? Lama bener!" Protes Aqisha, pasalnya mereka sudah menunggu sepuluh menit lamanya.
"Tadi dia bilang bakal dateng kok, mana jawab pesannya pakai emot jari tengah segala." Jawab Kayla.
"Tengil juga dia."
Setelah menunggu selama lima belas menit, akhirnya batang hidung geng yang mereka sebut lawan itu terlihat juga. Enam orang datang dengan satu orang berjalan paling depan, setahu Aqisha namanya Naura dan masih duduk di bangku kelas sepuluh.
"Masih kecil udah jadi pelakor." Sindir Aqisha ketika mereka sudah berhadapan satu sama lain.
"HEH SIAPA YANG LO BILANG PELAKOR?" Balas Naura sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Drama
FanfictionAqisha yang baru saja menginjak usia 20 tahun harus dikejutkan oleh permintaan kedua orang tuanya soal perjodohan. Lebih mengejutkannya lagi orang yang ternyata dijodohkan dengannya lebih tua 7 tahun darinya. Tentu saja penolakan adalah hal utama ya...