Setelah membaca pesan Aqisha untuk menunggu di teras kosan, Jiro langsung memarkirkan mobilnya di parkiran khusus para penghuni kos. Sambil membawa dompet dan jas kerjanya, ia memasuki teras kosan Aqisha yang ternyata cukup ramai oleh anak kosan yang sedang bersih-bersih.
"Eh maaf—"
"Cari siapa Mas?" Pertanyaan yang cukup mengejutkan Jiro. Ia berbalik dan menghadap seorang wanita dewasa yang sedang menatap ke arahnya.
"Saya cari teman saya Bu. Kebetulan anak kosan ini dan saya disuruh menunggu di teras katanya." Jawab Jiro.
Ibu itu hanya mengangguk lalu berlalu pergi. Jiro memundurkan langkahnya dan pergi dari teras kosan Aqisha, merasa canggung karena tatapan heran dari anak kosan. Jiro bersender di tembok samping pagar kosan Aqisha.
"Pak?"
Jiro menoleh, mendapati Aqisha yang sedang berdiri di sampingnya dengan kaus putih oblong, celana pendek, dan handuk yang diletakkan di bahunya. "Pak mending Bapak pulang deh, saya berangkat kampus sendiri aja. Sekarang aja saya belum mandi ini, bisa-bisa satu jaman baru rapih." Cerocos Aqisha. Ia sangat berharap dengan penampilannya yang urak-urakan seperti ini akan membuat Jiro ilfeel dan segera membatalkan perjodohan ini.
Pria dengan balutan kemeja putih itu terkekeh gemas, ia benar-benar sedang menghadapi remaja sekarang. "Sha, jangan panggil saya bapak saya mohon. Saya masih dua puluh tujuh Sha, masih muda." Balas Jiro terkekeh.
"Panggil apa dong?"
"Mas."
Aqisha memalingkan wajahnya menahan tawa, entah kenapa ini terasa menggelikan untuknya. Padahal Aqisha pun sehari-sehari memanggil semua orang yang dirasa lebih tua darinya dengan sebutan 'mas', tapi kenapa yang ini terasa lucu ya?
Aqisha menghela nafasnya perlahan, mencoba mengontrol emosinya untuk tidak tertawa. "Yaudah oke, Mas Jiro. Mending Mas sekarang langsung ngantor aja, gak usah nungguin saya karena saya bakal lama bangeeet Mas." Aqisha mengulang kembali permintaannya.
"Gak apa-apa Sha, saya tungguin." Balas Jiro yang tetap teguh dengan ajakannya.
Aqisha berdecak sebal, menyebalkan sekali laki-laki satu ini. "Pulang aja lah Mas, saya juga mau bareng temen saya ngampusnya." Bujuk Aqisha.
"Tadi katanya mau berangkat sendiri?"
"Lupa kalau punya temen yang bisa ditebengin. Udah sana Mas pulang aja, hush hush." Usir Aqisha yang sudah tak tahan dengan keras kepalanya Jiro ini.
"Emang saya kucing kamu gituin? Saya juga kan nawarin kamu tebengan Sha, mending sama saya."
"IH MAS INI MAKSA BANGET? Saya udah bilang gak mau loh Mas, tolong jangan maksa ya!" Sentak Aqisha geram. Lalu gadis itu berbalik dan pergi dengan perasaan kesal.
Gemas. Satu kata yang terlewat di kepala Jiro setelah melihat aksi marah-marah Aqisha. Pria itu terkekeh pelan ketika melihat punggung Aqisha yang mulai menghilang menjauhinya. Seru juga godain bocil. Simpulnya dalam hati.
Tidak, Jiro belum ada rasa apapun pada Aqisha. Dia menolak perjodohan ini juga karena sudah merasa pasrah dengan kehidupan percintaannya. Jadi ketika orang tuanya menawarkan perjodohan ini walaupun awalnya Jiro sempat menolak, tapi akhirnya ia setujui juga setelah melihat postingan seseorang di Instagram.
Ponsel Jiro tiba-tiba berdering, menampilkan panggilan telepon dari Anne.
"Halo, Ma?"
"Gimana Bang? Udah nganter Aqishanya?"
Jiro terkekeh, "Boro-boro nganter, Jiro diusir ini Ma sama Qisha." Jawab Jiro, bahkan Jiro sudah menemukan panggilan khusus untuk Aqisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Drama
Hayran KurguAqisha yang baru saja menginjak usia 20 tahun harus dikejutkan oleh permintaan kedua orang tuanya soal perjodohan. Lebih mengejutkannya lagi orang yang ternyata dijodohkan dengannya lebih tua 7 tahun darinya. Tentu saja penolakan adalah hal utama ya...