(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و haiiiii.....!
Semoga masih ada yang mantau buku ini yaa.. ≧﹏≦
Langsung aja..
(≧∇≦)/
Ruang sempit dengan aroma lembab, dingin dan pengap tengah menjadi kesehariannya.
Dengan tangan dan mata terikat segel khusus, lelaki Uchiha itu telah mendekam di balik jeruji selama beberapa bulan.
Mengingat semua kejahatannya yang hampir membuatnya seburuk kedua penjahat yang berasal dari klan yang sama dengannya, ia seharusnya di hukum mati- seperti Orochimaru yang nyatanya gagal di eksekusi karena pria menjijikkan itu masih hidup meski kepalanya terpisah dari tubuhnya, dan berakhir mendekam di penjara yang lebih dalam dari yang ia tempati kini dengan lebih banyak segel dan pengekang chakra- namun ia belum mendengar keputusan apapun selain ia yang harus menunggu hukumannya datang.
Ia tahu jika Naruto atau Sakura akan tetap bersikeras menyelamatkannya apapun yang terjadi meski sedikitpun tak dihiraukannya.
Seperti pagi tadi saat Naruto mengunjunginya dengan membawa dua mangkuk ramen berniat makan bersama dengannya namun permintaannya di tolak oleh penjaga disana, dan berakhir ia makan ramen dua mangkuk sendirian.
"Aku kekenyangan, Sasuke''
"Na, besok aku akan kemari bersama Sakura-chan''
"Hei, kau dengar aku?''
"Tch, Teme sialan! Aku tahu kau tidak tidur! Dengar aku akan terus mengoceh disini ha!''
Sungguh jika bisa, ia akan menyumpal mulut temannya itu dengan ekor Aoda!
Kini entah berapa jam telah berlalu sejak Naruto pergi dengan mengomel akan mengajukan komplain ke Hokage.
Area penjara khusus terasa amat sepi, apalagi sel khusus yang penjagaannya cukup ketat meski begitu penjaga hanya ada di luar pintu ruang bawah tanah.
Ia bahkan tak tahu bagaimana keadaan rekan kriminalnya, Taka.
Tak lama waktu berselang, ia mendengar pintu luar berderit yang kemudian diikuti suara beberapa langkah kaki.
Dan suara langkah itu berhenti tepat didepan selnya.
"Yah, Sasuke''
Ah, suara itu..
"Kau sudah makan malam?''
Kalau kubilang belum, apa kau akan membiarkanku memakanmu?
"Rokudaime-sama, dia tak bisa menjawab pertanyaanmu karena kami memberinya segel yang tak bisa membuatnya bicara''
Berengsek
Kenapa tak sekalian menyegel pendengaranku agar aku tak perlu mendengar ocehan berisik Naruto yang hampir tiap hari menghampiriku!
"Sou ka.. hm, kalau begitu lepas segelnya agar dia bisa menjawab beberapa pertanyaanku''
"Baik''
Sasuke mendengar suara langkah kaki bergerak, membuka pintu selnya lalu seperti tengah membentuk segel tangan.
"Kai!''
Sasuke merasa kerongkongannya amat kering.
"Sekalian lepas borgolnya, Ibuki-san''