⋆。゚☁︎。゚☾ ゚。⋆
Beberapa hari setelah pertemuan Ashella dan Juma di danau kemarin, kali ini ia merasa kesepian, Ashella bangkit dari duduknya dan pergi ke ruang tengah. Ia mendengar kabar bahwa ibunya akan segera tiba kembali di rumahnya, Ashella senang sungguh senang, tapi ia tidak memperlihatkan kesenangan nya itu, Ashella takut di kecewakan oleh ibunya dan berakhir sakit hati.
Detik demi detik berlalu menit pun terasa cepat berjalannya tak terasa suara mobil ibunya pun terdengar di telinga Ashella.
Beberapa pelayan membantu menurunkan koper yang harganya mencapai jutaan rupiah dari mobil sang majikan. Ashella hanya terduduk santai di sofa ruang tengah dengan membaca buku. Setelah beberapa kali pelayan pelayan itu berlalu lalang ibunya pun melintas di hadapannya, ibunya hanya berjalan melewatinya seperti orang asing. Tak ada sapaan, tak ada pelukan, sesak rasanya dada Ashella melihat ibunya yang tak menghiraukannya seperti memberi jarak antara ia dan sang ibu.
Sebenarnya Ashella sungguh rindu kepada ibunya, ingin ia peluk tubuh ibu yang tingginya hampir ia susul, ingin membantu membawakan barang ibunya, ingin menyapa dengan sapaan manis. Namun semuanya tak bisa ia lakukan tak bisa ia sampaikan.
Ashella pun bergegas pergi ke kamarnya dan segera mengurung diri dan menahan semua rasa sesak di dadanya itu.
Sudah hampir dua jam Ashella menatap kosong luar jendela, melihat langit yang cerah dan terlihat panas sekali. Sudah hampir dua jam juga ia menahan tangisnya agar tidak terdengar. Ashella pun tersadar dari lamunannya dan memutuskan untuk pergi ke danau kecil yang biasa ia kunjungi.
Ashella menyiapkan diri dan memperkuat mental untuk turun ke lantai bawah, sejujurnya ia takut apabila bertemu sang ibu dan di tatap dengan tatapan dingin seperti sebelum sebelumnya.
"Non Ashel mau kemana?" Tanya salah satu pelayan di rumahnya.
"Eh mau keluar dulu bi, ada janji sama teman. Nanti kalau misalnya bunda nyariin bisa bilang kalau aku lagi keluar ya." Ucap Ashella, walaupun Ashella ragu bahwa ibunya itu akan mencarinya. Menanyakan kabar saja tidak pernah apalagi jika mencarinya.
Belum sempat si pelayan mengangguk Ashella sudah buru buru pergi.
⋆。゚☁︎。゚☾ ゚。⋆
Ashella pergi menaiki bus. Ia tidak akan mau apabila di tawari pergi ke danau rahasianya itu dengan mobil beserta supir, nanti bisa bisa supir itu curiga kepada nya.
Selama di bus ia hanya melamun melihat perjalanan yang sama sekali tidak ada indahnya. Kendaraan dimana mana, polusi pun berterbangan seperti menggantikan burung. Jalanan pun menjadi sangat padat
Setelah melewati beberapa halte, Ashella pun sampai di halte yang ia tuju.
Setelah turun ia menunggu jalanan yang agak sepi dengan duduk termenung di halte kecil itu, setelah sepi ia pun memutuskan pergi menuju danau di balik hutan tersebut.
Ashella pergi ke danau ini tidak berniat untuk bertemu dengan Juma. Tetapi seperti sudah takdir ia di pertemukan lagi dengan Juma. Ia melihat Juma sedang terduduk di bawah pohon yang langsung berhadapan dengan danau, lebih tepatnya tempat yang Ashella duduki waktu menangis beberapa hari yang lalu. Di sana Juma terduduk sambil melamun, wajah nya muram sekali seperti ada sesuatu yang mengggangu nya. Perlahan Ashella mendekat ikut duduk di sebelahnya. Juma tentu tidak terkejut, karena siapa lagi yang akan datang ke danau tersembunyi ini kecuali ia dan Ashella.
Juma menoleh sebentar lalu tersenyum tipis. Hening, keduanya hening selama beberapa menit, lalu Ashella memecah keheningan itu dengan berkata
"Ada masalah ya?" Tanya Ashella
Juma tidak membalas, namun ia tersenyum kecut menatap ke depan.
Tiba tiba Ashella reflek menepuk punggung Juma dengan perlahan dan halus, seperti sedang menangkan."Aku ngga lagi sedih, Ashel.. gapapa." akhirnya Juma mengeluarkan suaranya.
"Yakin? Biasanya orang yang datang ke danau ini pasti dengan keadaan sedih?"
"Hahah berarti kamu selama ini sedih ya? Mangkanya pergi ke danau ini" kekeh Juma
"Engga tuhh"
"Kan kamu bilang orang yang kesini mesti lagi sedih, sedangkan orang yang selalu pergi kesini itu kamu, Shel" ucap Juma sambil menoleh ke arah Ashella dan menyentuh pipi Ashella dengan satu jari.
Ashella lalu berdecih tak suka, lalu terkekeh.
"Jujur aja Juma, gapapa." Ucap Ashella masih ragu bahwa Juma sedang tidak apa apa
"Serius. Aku gapapa Ashella." Final Juma
Ashella lalu terdiam, ikut menatap danau yang bercahaya karena efek dari matahari.
"Kalau kamu? Lagi ada masalah?" Ucap Juma bertanya balik.
"Engga, gapapa.." Ashella berbohong, ia tidak mau menambahkan beban kepada Juma dengan membagi ceritanya
"Jujur aja, Ashella." Suara Juma terdengar serius
"Kalau aku jujur, kamu juga harus jujur." Balas Ashella tanpa menengok ke arah Juma
"Susah banget ya bujuk kamu buat cerita" ucap Juma gusar
"Soalnya aku ga pernah cerita masalah aku ke siapa siapa, Juma.. jadi ya agak kaku kalau aku cerita. Bingung mau ceritain masalah aku kayak gimana" balas Ashella mengungkapkan isi hatinya.
Juma pun hanya terdiam, ia perlahan menoleh ke arah Ashella lalu mengusap kepala gadis itu.
"Gapapa..pelan pelan aja dulu ceritanya" Juma tersenyum tipis ke arah Ashella, yang di balas senyuman juga.
Hening menyelimuti mereka sejenak hingga Ashella membuka suara kembali
"Mau cerita?" Tanya Ashella lembut. Seakan tersihir dengan suara lembut milik Ashella, Juma pun menganggukan kepalanya arti bahwa ia setuju untuk memulai menceritakan kesedihan nya
"Kakak ku ninggalin aku." Ucap Juma dengan mata yang membara bara seakan marah dengan kepergian kakaknya. Ashella yang belum mengerti maksud yang Juma sampaikan, ia menoleh dengan raut wajah bertanya.
"Hubungan kedua orangtua ku ga pernah baik, Shell. Orang tua ku sering bertengkar dan kadang mereka melampiaskan amarahnya ke kita, aku dan kakakku. Makin kita besar, beranjak dewasa mereka makin keras ke kita, Shell. Aku pikir sikap keras mereka ke kita karena kita berdua sama sama laki laki, tapi nyatanya enggak. Mereka ngelampiasin semua ke kita dan yang paling parah ya kakakku. Dia lebih sering lebam lebam tubuhnya. Dan sekarang dia ninggalin aku sendiri Shell..dia pergi aku gatau kemana, orangtuaku apalagi, rasanya sakit Shell.. kenapa kakak ninggalin aku dengan mereka sendiri. Walaupun aku sudah dewasa tapi tetap saja, aku butuh kakakku.." Juma bagai mengadu kepada Ashella tentang sakit yang ia rasakan. Juma yang matanya sudah memerah menahan air mata kini tersenyum kecut
"Sekarang aku gatau mau ngadu ke siapa kalau habis dipukuli ayah ku.." suara Juma pun mulai serak.
Ashella menatap Juma dengan iba sedari tadi ia mengelus punggung pria itu dengan lembut.
"Juma kalau mau nangis gapapa nangis aja.. ga masalah kalau Juma ngga kuat, gapapa juga kalau Juma mau teriak." Ucap Ashella tersenyum lembut.
"Juma bisa ngadu ke aku kapan aja kok. Gapapa. Ceritain semua yang ngebuat Juma ga nyaman. Sharing aja ke aku. Aku pasti dengerin." Begitu ucap Ashella menenangkan.
⋆。゚☁︎。゚☾ ゚。⋆
Waaaa akhirnya aku update jugaa, lama banget ga sih aku ga update nya?? Maaff yaaa soalnya Wattpad aku agak erorr kemarin kemarin, gatau kenapa. Terimakasih reader reader yang udah bacaa wuffyuu semuaa<333
Ohh iyaa selamat menunaikan ibadah puasa ya reader reader yang menunaikan<3
20/03/24
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Semesta
Teen FictionCerita ini tentang bagaimana semesta mempertemukan kita. "Terimakasih semesta, telah mempertemukan ku dengan mereka"