❖ 07 . Arjuna - Dewa 19

119 27 6
                                    


/bisa play lagu diatas ☝🏻 volumenya dibesarin/






❝ meski ada banyak ratu dalam satu koloni lebah, tetapi itu tidak membuat mereka goyah dalam tujuannya, bahkan sampai mati pun sang ratu tetap dalam tujuannya, yaitu mempertahankan sarangnya




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


➷ Yogyakarta, 1997.

Saat sampai dirumah Arjuna, Husain melihat ketiga temannya itu ternyata sudah bersih-bersih, mendapati Jagar tengah menyiapkan makan malam sedangkan Arjuna dan Benjamin asik saling menjahili dengan pinggul yang hanya terbalut handuk. Terlihat memang tidak tau malu mereka berdua itu, masih saja bermain slepet menggunakan celana dalam mereka sendiri.

"Hiat!, hiat!!, rasakan slepetan maut ku Aminn!" Arjunan memasang kuda-kudanya, melompat meringkik seiring dengan slepetannya kearah Benjamin, pemuda yang mendapatkan serangan itu pun berlari-lari memutari meja makan. "Juna sudah!, jangan slepet punggung ku lagi, karet celana mu masih anyar, sakit tauk!!" teriak Benjamin kalang kabut menghindari Arjuna. Hingga pemuda itu melihat kehadiran Husain, dia bersembunyi dibelakang punggung pemuda itu, "Husain lihat Juna!, dia menyelepet ku dengan celana dalam," adu Benjamin pada Husain baru saja menyaksikan pertikaian tidak senonoh dari kedua sahabatnya ini.

Itu membuat Arjuna berdiri mematung, menyembunyikan celana dalamnya, "dia duluan!, makanya aku balas," bela Arjuna sambil menatap sinis kearah Benjamin yang mengintip dari belakang punggung Husain.

"Tapi slepetan ku tidak sekuat kau!"

"Ya, salah siapa cangcut mu melar!!"

Dua orang itu yang berdebat tetapi Jagar yang mendadak tertawa, pemuda itu menggeleng sirah seraya tangannya lihai menata makanan. "Sudahlah, pergi pakai baju sana, atau kalian mau ku setan gundulkan, iya?" ujar Husain menakut-nakuti kedua temannya yang bagian bawah mereka hanya tertutupi handuk. Reflek Arjuna memegang ikatan handuknya takut bila tiba-tiba Husain menarik kain itu, sedangkan Benjamin sudah ngacir terbirit-birit kedalam kamar tamu. "Arjuna?, mau disunat?... iya?" ujar Husain bercanda namun, tatapannya dapat membuat Arjuna kalang kabut.

"Tidak!, tidak mau!!"

Habis sudah dia berlari kekamarnya sedangkan kini Husain dan Jagar menertawai mereka. Pemuda itu maju mendekati Jagar dimeja makan, duduk dikursinya. "Wah, ini semua masakan mu?" tanya Husain pada Jagar yang baru saja selesai dari acara memasaknya. Dia mengangguk lalu duduk berharapan dengan Husain, "makan lah, tidak perlu menunggu dua bocah itu. Kau pasti sangat lelah," ucap Jagar memperhatikan wajah pucat Husain dan dia juga ikut mengambil makanan. Barulah beberapa saat Benjamin dan Arjuna datang kemeja makan.

Mendapati dua sahabatnya itu sudah makan lebih dulu, "wah, tidak setia kawan sekali kamu ini bung, makan duluan tanpa adanya kehadiran pangeran tampan ini," ujar Arjuna, lagi-lagi dia mengibaskan surai lebatnya. "Yap, seratus buat kamu, Jun!" timpal Benjamin yang masih mengeringkan rambutnya.

Romansa Tuan Sastra | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang