0. Prolog
Tiba-tiba dijodohkan.
Tiba-tiba Lamaran.
Tiba-tiba Akad?
HAH!!??
Di keluarga pesantren, adat perjodohan mungkin tidak lagi asing di telinga mereka. Seperti yang menimpa Hala pada saat ini, ketika Abah mengatakan perjodohannya dengan seorang Gus dari pesantren Al-Hikmah— anak dari sahabat Umma nya.
Tapi......
Tidak harus dadakan juga, kan?
Hala yang saat itu masih dalam keadaan serba seadanya, bersarung, kemeja hitam dan kerudung persegi lebar serta muka kucel sepulang Madrasah, tengah mengambil mangga di belakang ndalem, terkejut bukan main kala mendengar pengeras suara dari masjid utama pesantren yang tengah mengadakan ijab qabul.
Bukan itu yang menjadi keterkejutannya, melainkan nama HALA NURJAZILA SYIHAB yang terdengar dari pengeras suara itu.
Bukan main terkejutnya Hala, kalian bayangkan saja, sedang asyik-asyiknya memanen buah mangga tiba-tiba dinikahkan. Padahal posisinya Hala tidak tahu menahu kapan dan hari apa jodohnya tiba.
Ingin menolak pun, rasanya percuma. Karena ijab qabul sudah terlaksana dengan namanya, ingin menangis rasanya, tapi Hala tidak sanggup untuk meratapi nasibnya yang malang.
Ingin menolak??
"Orang kamu udah sah jadi istri, Ning. Kalaupun menolak dan bercerai, memang mau jadi janda waktu masih MA?"
Jelas tidakkk!!!
Dengan segala hal mengejutkan itu, mampukan Hala menerima takdirnya yang tiba-tiba menjadi istri seorang lelaki bernama Abi itu?
Lantas bagaimana dengan Abi? Apakah dia bisa menerima kenyataan bahwa ia telah beristri sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Muhasabah Cinta
RomanceLagi asik-asiknya panen mangga, eh malah denger lelaki ngucap akad pakai namanya??? HAH! KOK BISA? Di keluarga pesantren, adat perjodohan mungkin tidak lagi asing di telinga mereka. Seperti yang di rasakan Hala pada saat ini, ketika Abah mengataka...