Ch : 6

570 52 0
                                        


* * * * *

Suara langkah kaki Yeonjun menggema di lorong halaman belakang sekolah. Entah ada angin apa hingga membuat Yeonjun tiba-tiba saja ingin berjalan-jalan ke taman belakang sekolah, padahal jarang sekali ada murid yang datang kesana.

Yeonjun mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan kaki yang setia terus melangkah.

Yeonjun mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan kaki yang setia terus melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yeonjun melewati area yang di tumbuhi banyak bunga. Sampai-sampai dia bisa mencium wangi bunga di sekitarnya, membuat bibirnya tersenyum dan tubuhnya terasa lebih rileks. Lalu disana diantara bunga-bunga itu, mata rubah milik Yeonjun menemukan sesuatu yang menjadi kunci fokusnya saat ini.

Ada seseorang, pemuda manis berhidung mancung yang tengah duduk diatas rerumputan hijau sembari menggambar sesuatu dengan pensil dan kertas ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada seseorang, pemuda manis berhidung mancung yang tengah duduk diatas rerumputan hijau sembari menggambar sesuatu dengan pensil dan kertas ditangannya. Yeonjun terkejut, jantungnya berdetak dengan kencang.

"Bukankah dia- ADUH!"

Bunyi 'bruk' dan suara ringisan yang dikeluarkan oleh Yeonjun, yang baru saja menabrak sebatang pohon hingga membuatnya jatuh meringis sambil memegang keningnya. Membuat pemuda manis itu kaget, dia reflek berdiri dan menemukan Yeonjun yang meringis kesakitan. Segera saja si manis menghampiri Yeonjun.

"Astaga kak.. Kakak tidak apa-apa?" tanya si manis cemas. Yeonjun mendongak hingga membuat jidatnya yang memerah dan ada sedikit luka disana terlihat jelas.

"Luka!.. Ayo kak saya bantu" ujar si manis panik sambil mengulurkan tangannya pada Yeonjun. Namun untuk waktu yang cukup lama Yeonjun tak juga menyambut uluran tangan si manis. Karena saat ini dia sibuk menganggumi salah satu ciptaan Tuhan yang begitu indah itu.

"Kak.."

Syukurlah panggilan dari si manis sekali lagi, bisa membuat Yeonjun sadar juga.

"A- .. Iya.. Iya" sahut Yeonjun, kemudian langsung menerima uluran tangan si manis.

Si manis membawa Yeonjun ke tempat dia duduk tadi. Mengambil tas kecilnya yang berisi air, tisu dan beberapa plester luka.

"Kalo sakit bilang ya kak..." ucap si manis. Yeonjun menjawab dengan senyum lebar dan anggukan. Entah kenapa meski terluka dia merasa sangat senang, malah dia merasa bersyukur karena sudah menabrak pohon tadi.

Choose Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang