* * * * *Hueningkai buru-buru turun dari mobilnya, tentu saja setelah menepikan mobil miliknya tadi.
"WOE! SIALAN LO! NABRAK GA TANGGUNG JAWAB!!" amuk Hueningkai sembari mengacungkan jari tengahnya pada mobil yang melaju cepat, setelah menabrak pesepeda hingga dia jatuh.
"Ck!.." Hueningkai berdecak sebal karena mobil tersebut tidak ada niat untuk berhenti. Kemudian Hueningkai tersadar ada seseprang yang jatuh tadi, buru-buru dia menghampiri sosok pemuda mungil yang jatuh itu.
"Hei.. Sini kubantu bangun" ujar Hueningkai sambil mengulurkan tangannya pada pemuda mungil yang sedikit tengkurap itu. Pemuda itu mengangkat pelan-pelan wajahnya, dan saat itulah Hueningkai tertegun, wajah manis, hidung mancung, mata doe bak mutiara itu, serta bibir merah rasberry itu berhasil mengunci fokusnya.
Grep!
"O-OH!.." Hueningkai nyaris terlonjak karena pemuda itu yang mengenggam tangannya. Aneh kenapa dia harus kaget, padahal tadi Hueningkai sendirilah yang mengulurkan tangannya.
"Eh? Ada apa?" tanya si mungil, bingung.
"Ti-tidak.. Tidak ada apa-apa" ucap Hueningkai dengan cepat lalu membantu pemuda itu untuk berdiri, baru setelah itu Hueningkai mengangkat sepeda milik si mungil.
"Kau baik-baik saja?.. Tidak ada yang terluka" tanya Hueningkai si mungil mengangguk sambil tersenyum kecil namun, senyum itu justru membuat ledakan besar di hati dan pikiran Hueningkai saat ini.
"Iya.. Tidak apa, aku baik lagipula aku tadi hanya tersenggol sepionnya dan jatuh pun diatas rumput" ujar si mungil, karena kenyataannya memang banyak rumput hias dipinggir jalan itu. Entah kenapa Hueningkai sedikit bernafas lega mendengernya.
"Terimakasih sudah menolongku... Tapi, apa sepedaku baik-baik saja?" tanya si mungil sedikit khawatir. Hueningkai kemudian berjongkok memeriksa sepeda milik si mungil dengan teliti.
"Sepertinya tidak ada masalah.." ucap Hueningkai setelah berdiri dan menepuk kedua tangannya. Si mungil nampak tersenyum lagi.
'Senyumnya ga kuatttt!!! Jangan senyum-senyum terus napa dik! Kacau hati abang....' batin Hueningkai
"Syukurlah... Mm.. terimakasih sekali lagi ya, dan maaf aku harus buru-buru sekarang, orang tuaku sudah menunggu di rumah" ucap si mungil sedikit tidak enak karena bagaimanapun juga Hueningkai sudah membantunya, rasanya tidak sopan jika pergi begitu saja.
"Iya tidak masalah.. Tapi kau yakin kan baik-baik saja?" tanya Hueningkai terlihat raut cemas di wajahnya. Lagi-lagi si mungil mengangguk, lalu dia segera menaiki sepedanya guna meyakinkan kalau dia benar-benar baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Me✔
FanficEmpat orang yang tidak pernah peduli pada urusan asmara. Tiba-tiba saja jatuh cinta pada satu orang yang sama. Kira-kira siapa yang akan dipilih si mungil dari keempat orang itu? Atau mungkin tidak ada yang akan dia pilih. bxb!!