EPS 15 : Mereka Adalah Korban

62 11 3
                                    

Dipublikasikan pada 23 Maret 2024

Direvisi pada 10 Maret 2024

"Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia, bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan?"

-Pelukku Untuk Pelikmu, Fiersa Besari

『✎﹏ 』

"Punya anak nggak berguna!!"

"Arkh!! Ampun, Yah!!"

"Ayah berhenti!! Sakit!!"

Dari dalam kamar mandi dapat didengar suara jeritan dan cambuk, Yakshara berlari mengarah ke kamar mandi sambil meneriaki nama sang adik. Memutar kenop pintu beberapa kali dan menyadari jika pintu terkunci dari dalam, sang Kakak hanya bisa menggedor pintu seraya meneriaki si Kepala Keluarga.

"Ayah berhenti!!"

Yakshara menangis pijar mendengar suara pekikan dari dalam sana, kakinya terasa lemas karena tak terdengar lagi suara sang Adik. Mama terus menggedor pintu, memohon agar anaknya dibebaskan dari hukuman tidak manusiawi. Mama tak berdaya melawan sang Suami, namun ia juga tak tega melihat anak-anaknya disiksa setiap hari.

Pintu terbuka, Ayah keluar lebih dulu sedangkan Mama menerobos masuk ke dalam kamar mandi untuk menyelamatkan si bungsu. Ayah menghentikan Yakshara yang bermaksud akan membantu Mama memindahkan Yuvika ke kamar, hatinya berdebar-debar dan diselimuti perasaan takut, namun ia berusaha memberanikan diri untuk memandangi wajah sang Kepala Keluarga.

"Awasi dia di sekolah." Yakshara menelan ludah kasar sedangkan Ayah meneruskan perkataannya, "Kalau dia sampai dapat nilai dibawah KKM lagi, bukan hanya Yuvika, tapi kamu juga akan dapat masalah."

Yakshara mengangguk kaku, kemudian membantu Mama mengantarkan Yuvika yang sudah babak belur ke kamar. Yuvika memperoleh nilai buruk waktu ulangan harian Fisika, dia sebenarnya tak begitu mahir dalam mata pelajaran tersebut. Terlebih-lebih pula saat remedi, nilainya malah makin turun. Di dalam kamar Yuvika terus saja termenung, tatapan mata yang kosong itu sering membuat Yakshara cemas.

"Gue nggak berguna ...."

Yakshara yang sedang menyembuhkan luka sang adik langsung menilik ke arah Yuna. Ayah senantiasa menyebutnya pemalas tanpa menyaksikan kalau Yuvika sedang berjuang. Yuvika sudah mengerahkan semua usahanya, akan tetapi tak pernah bisa membuat ayah merasa cukup dan bangga dengan dirinya.

"Kata ayah, gue anak bodoh ... gue bodoh ...."

Pada akhirnya, Yakshara hanya bisa menangis lantaran pengaruh kuat yang diberikan oleh ayah ternyata sebesar ini. Melihat sang kakak menangis membuat Yuvika buru-buru memeluk sang Kakak.

"Maaf karena nggak bisa lindungi kamu, Ka ...." sesal Yakshara dalam keadaan menangis karena tak sanggup melihat adiknya yang selalu menjadi pelampiasan sang ayah.

Yuvika menggeleng. "Kakak itu kakak terbaaaiiik tapi kenapa orang baik kayak Kakak harus diginiin? Aku nggak mau liat Kakak sedih. Padahal Kakak nggak seburuk itu ...."

Netranya naik ke atas, berusaha menahan air mata yang sedikit lagi nyaris jatuh seraya mengulumkan bibir. Sedangkan si Sulung selalu memikirkan banyak cara supaya adiknya tidak merasakan trauma yang sama seperti apa yang dia rasakan. Yuvika mengaku jika menjadi dirinya sakit, tetapi menjadi Yakshara jauh lebih sakit.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang