pagi ini aku terbangun di atas kasurku. sedikit berbeda dari sebelumnya, tidak ada suara ayah yang membangunkanku. ini hari ketujuh setelah kepergiannya. ternyata aku masih hidup, padahal sudah ku minum banyak sekali obat tidur semalam.
kemarin teman kuliahku datang ke rumah untuk melayat. mereka datang untuk menghiburku juga, kio dan iris sahabat dekatku pun ikut.
aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, sekalian saja ambil wudhu untuk sholat subuh. aku lewati kamar di mana ayah tidur. masih sama bahkan tak ada satu barangpun yang berpindah, mungkin hanya berbeda karena tak lagi di huni oleh pemiliknya. dapur yang biasanya selalu wangi aroma kopi yang baru diseduh pun tak lagi sama. toples kerupuk dan kecap itu tak lagi ada yang memakannya.
setelah mandi aku bergegas kembali ke kamarku di arah depan. berlama lama di ruangan favorit ayah hanya membuat lukaku makin perih saja. aku tau ini masih suasana berduka, tapi jika berlarut larut aku hanya akan tetap diam dan mati karena kenyataan, tapi bukankah memang mati yang aku inginkan.
jam menunjukkan pukul 6 pagi. aku harus berangkat bekerja untuk melanjutkan hidupku. tidak ada lagi sarapan pagi ini, aku terlalu malas untuk berkecimpung dengan dapur yang selalu aku gunakan untuk memasak bersama ayah dulu.
"ini masih terlalu pagi" gumamku sendiri.
aku ambil ponselku hanya untuk mengecek notifikasi grub whatsapp. jam kuliah untuk siang ini masuk sedangkan untuk kuliah sore dosennya sedang ada perjalanan dinas, itu yang bisa ku simpulkan dari percakapan grub itu. baguslah, setidaknya aku bisa bekerja dari pagi sampai siang dan kembali lagi di sore hari setelah jam kuliah.
aku menggulir beberapa pesan untuk mencari satu kontak yang sudah hampir seminggu tak kuhubungi. bukan apa, aku masih sibuk mengurusi rumah dan beberapa keperluan saat kematian ayah.
Riyaaan
ketemu, itu kontak yang tengah ku cari. aku membuka roomchatnya, ternyata pesan terakhirnya berakhir di aku, aku lupa membalas pesannya. ku ketikkan beberapa kata pada nya lalu mengirimnya. semenit, dua menit, tiga menit. bunyi notifikasi terdengar dari ponselku.
ting...
itu pesan balasan darinya. sudah ku tebak kalau dia akan cepat membalas pesanku jika di pagi hari. pesannya sedikit membuatku kaget tapi tak terlalu kaget juga karena aku tau dia memang begitu. akupun mulai berbalas pesan dengannya.
Riyaaan
bang
masih idup lu? kirain udah mati
jahat bener
ayo ketemu di tempat biasamau ngapain lu?
kalo cuma buat ngajakin ngopi gak dulu lah, aslam gue lagi naikkagak bang, ada yang pengen gue sampein ke lu
yaelah sok penting
okelah gue tunggu di tempat biasague otw
pesan itupun berakhir, aku mulai membereskan beberapa barang yang harus ku bawa. aku keluar dari kamar sambil menenteng tas. tidak lupa aku mengambil kunci motorku dulu lalu bergegas ke garasi untuk mengeluarkan motor.
setelah mengunci pintu rumah dan pintu garasi tak lupa aku juga mengunci pintu gerbang, karena aku tau tidak akan ada lagi yang menungguku saat pulang nanti.
motor beat hitam ku bawa melaju membelah jalanan komplek yang masih sepi. hanya terlihat pak kas yang sedang meminum kopi dengan satpam komplek.
"pagi pak" sapaku pada mereka.
"hati-hati di jalan, tar" jawab pak kas.
dia sudah hafal denganku. aku selalu berangkat pagi pagi sekali lalu kembali ke rumah sebelum tengah malam. jadi tidak heran jika dia selalu mengingatkan ku untuk hati-hati di jalan.
ku tambah kecepatan motorku setelah keluar dari gerbang komplek. pagi ini tujuan pertama ku adalah tempat itu, tempat dengan aroma kopi dan bisingnya ibu ibu yang menawar sayur.
angkringan mbok mar adalah tujuanku. aku sudah meminta riyan untuk menungguku di sana, sekalian untuk sarapan juga sebenarnya. udara pagi ini menusuk tubuhku yang tanpa jaket, aku lupa mengambilnya tadi. yasudahlah tidak apa, aku harus cepat karena riyan pasti sudah sampai di sana.
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendarah | Ryujin ft NCT Dream [ON GOING]
Teen Fictionini cerita tentang perjalanan emosional seorang gadis yang menghadapi momen bersejarah dalam hidupnya: ulang tahunnya yang ke-18, yang diselimuti oleh kesedihan atas kehilangan ayahnya. Sejak kepergian sang ayah, gadis ini merasa kehilangan dan tero...