CHAPTER | 003

58 42 4
                                    

TANDAI TYPO!!

Happy Reading
Jangan lupa vote!

*

*

*

*

*

*

Sore ini Analisa baru saja sampai di cafe yang sudah dijanjikan oleh teman-temannya untuk mengerjakan tugas kerja kelompok, netranya mengelilingi sudut-sudut cafe untuk mencari para sahabatnya yang sudah sampai sejak dulu

Setelah menemukan apa yang dicari, kaki jenjangnya melangkah mendekati objek yang dilihatnya saat ini

Sesampainya di meja para sahabatnya, ia langsung mendudukkan bokongnya di kursi yang kosong

"Sorry, gue telat" maaf kepada teman-temannya

"Gapapa kok Sa, maklum kan diantara kita lo yang rumahnya paling jauh" balas Haura

"Lagian Lo kenapa sih gak pindah rumah aja yang lebih dekat gitu" timpal Carleen

"Ya kalian kan tau perusahaan yang bokap gue pegang didaerah situ, mana mungkin gue tinggal di sini, secara di perusahaan suka tiba-tiba ada meeting mendadak bokap gue pastinya buru-buru kan" jelas Analisa

"Iya juga sih"

"Sa, Lo bawa buku paket sejarahnya kan?" Tanya Bellia

"Bawa kok, aman" jawab Analisa seraya menyatukan jari telunjuk dan jempolnya membentuk lingkaran

Mereka mengerjakan tugas dengan sangat serius dengan sekali-kali ditimpali oleh candaan Carleen dan Bellia yang sangat absurd. Hingga tak terasa langit pun sudah menggelap, matahari sudah tergantikan oleh bulan dan bintang yang menghiasi malam itu

Mereka kini berada di parkiran cafe yang artinya mereka akan pergi dan kembali ke rumah masing-masing

"Sa, Lo serius gak mau bareng kita?" Tanya Carleen

Pasalnya mereka bertiga datang bersama menggunakan mobil Carleen

"Gak usah, gue bentar lagi dijemput sama mang Abim" Balas Analisa

"Ya udah deh, kita duluan ya bye" pamit mereka bertiga

"Bye" Jawabnya

Tak lama ponsel miliknya berdering menandakan ada panggilan masuk

Drtt..

Drtt..

Analisa pun melirik ponsel miliknya dan melihat nama yang tertera di ponsel itu, dan ia menekankan tombol hijau guna mengangkat panggilan tersebut

"Hallo" ucapnya

"Hallo non, aduh maaf non kayaknya mang Abim gak bisa jemput ini mobilnya tiba-tiba mogok" ucap seseorang diseberang sana yang tak bukan dan tak lain adalah mang Abim sang supir

SEMESTA dan ANALISA-nya [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang