Peliharaan

43 6 2
                                    

Hari pertama puasa, bagi gadis berkulit putih cerah dengan tinggi minimum yang sedang berjalan sambil menenteng plastik bening berisikan potongan kepala ayam dan cekernya.

Memang sudah menjadi rutinitas tiap sekali dua minggu, Shizuki mengantarkan pesanan khusus ini ke salah satu rumah di komplek sebelah. Komplek Matahari.

Srok.. srok.. srok... Suara gesekan sendal gadis itu di atas aspal. Jangan suruh dia mengangkat kaki untuk berjalan, karena ujung-ujungnya bakal balik lagi kaya gitu. Kaya lagi belajar ice skating.

"Assalamualaikum..." sorak Shizuki dari depan pagar rumah si pelanggan. "Assalamualaikum! Micchan...!" Panggilnya lagi.

"Waaalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh" jawab seorang ibu-ibu yang sibuk membuka grendel pintu. Si ibu-ibu pun keluar begitu ia berhasil membuka pintu. Dengan perawakan wanita muslimah, lengkap dengan jilbab syar'i panjang sampai ke lutut, pakai niqab walau di luar rumah ga ada lawan jenis dan juga baju gamis yang bagian bawahnya hampir menyapu lantai, ia langsung menarik pagar agar Shizuki bisa masuk ke pekarangan rumah dan melakukan transaksi.

"Ooh, nak Shiichan rupanya. Masuak lah. Jan malu-malu (Masuk aja. Jangan malu-malu)"

"Makasih umma. Ini aku antarin pesanan Micchan" ucap Shizuki sambil menunjukkan kantong plastik berisi beberapa potong kepala ayam dan ceker.

"Ondeeeh. Bao se lah ka belakangan langsuanh dih. Micchan ado di belakang, sadang mambarasiahan kandang kuciang (Aduuuh. Bawa aja langsung ke belakang ya. Miichan ada belakang, lagi bersihin kandang kucing)"

"Oooh. Oke umma"

Shizuki lalu pergi ke belakang rumah melalui jalan setapak yang ada di samping rumah. Di situ, terlihat halaman rumput yang luas yang dibatasi oleh pagar batang bambu tua yang dikolaborasi kan dengan kawat nyamuk. Biar kucing kucing peliharaan Micchan ga kabur ke rumah tetangga.

Meskipun begitu, yang namanya kucing kampung, mana betah dikurung lama-lama. Apalagi kucing jantan. Pasti ada tuh 1-2 ekor yang kabur buat 'jajan'. Ntar pulangnya sebulan kemudian. Hehe.

"Micchan! Pesanan kamu nih" teriak Shizuki ke Micchan yang lagi sibuk kejar-kejaran dengan salah satu dari belasan ekor kucing kesayangannya.

Micchan menoleh, "Oh! Iya iya. Yeeey, aunty Shiichan bawain makan siang.. siapa yang mau puding kepala ayaaaam~??"

Tentu saja kucing kucing itu tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Micchan. Sambil menggendong kucing yang tadi ia ajak main, Micchan berjalan menuju Shizuki yang hanya berdiri di dekat pagar. Btw, Shizuki ini alergi sama bulu kucing. Makanya dia ga mau masuk ke halaman yang diberi nama "Mitsuki's Cat Paradise" ini.

"Berapaan?" Tanya Micchan a.k.a Mitsuki.

"1 kg kan? Kata papa 17.000"

"Dih! Kok mahal?!" Protes Micchan.

"Namanya juga ramadhan. Semua serba naik"

"Hmmm.. masuk akal sih. Oke oke. Bentar ya. Aku ambil uangnya dulu"

Micchan melangkah masuk ke rumahnya lewat pintu belakang. Kantong plastik berisi kepala ayam dan ceker tadi juga dia bawa. Tinggal lah Shizuki yang sedang mengamati dari jauh makhluk makhluk berbulu yang sering dipanggil 'sayang' sama Micchan beraktivitas sesukanya.

Kucing peliharaan Micchan ada banyak ragamnya, ada yang persia, anggora, scottish fold, tapi yang dominan justru kucing kampung. Karena Micchan dan umma-nya doyan 'nyulik' kucing kampung terlantar yang kadang mereka temui di pasar.

Kadang ketemu juga yang lagi sakit, lalu dirawat sampai sembuh. Dulu sempat terniat buat bikin shelter, tapi abi-nya Micchan ga ngebolehin.

"Nyiauuw~" seekor anak kucing mendusel ke kaki Shizuki.

"Aaaa!!!" Shizuki kaget lah! Kondisi lagi sepi, tenang, diiringi sayup-sayup suara kucing, eeeh tiba-tiba berasa ada yang geli di kakinya Shizuki. Untung ga keinjek!

"Iiih! Sana.. Sana! Hush! Hush! Nanti aku bersin- HATCHIH!!!" yaaah.. bersin.

Mitsuki pun kembali menemui Shizuki, "Shiichan. Nih uangnya"

"Oke. Makasih- HATCHIH!!"

"Laaaah.. kamu flu?" Tanya Mitsuki yang ga tau kalau sebenarnya penyebab Shizuki bersin-bersin itu karena salah satu anak kucing peliharaannya.

"Ssrt! Bukan! Gara-gara itu!" Tunjuk Shizuki ke arah anak kucing berbulu hitam sebadan-badan yang sudah pindah ke ubin dan lagi tiduran.

"Huh? Oooh.. tam-tam ya. Ahahahha.. emang tadi kamu apain? Kamu cium?"

"Ya engga lah! Aku tuh alergi bulu kucing. Kena dikit aja pasti ber- HATCHIH!!"

"Ahahaha.. yaudah, sana sana pulang. Nanti bersin kamu malah nular ke kucing kucing aku. Btw, makasih ya. Kepala ayamnya gede-gede! Pasti kenyang nih sayang sayangnya aku"

"He-uh, iya. Sama-sama. Aku pulang ya, assalamualaikum!"

"Waaalaikumsalam" jawab Mitsuki mengiringi kepergian Shizuki yang masih bersin-bersin.

..

Setibanya di rumah. Shizuki segera mengganti bajunya dan langsung ia masukkan ke dalam mesin cuci. Takut kalau ada sehelai atau dua helai bulu kucing yang menempel dan itu bisa bikin dia bersin seharian. Dan kalau mamanya tau, Shizuki bakal dipaksa minum obat tradisional. Masa mau batalin puasa cuma gara-gara bulu kucing?

"Hatchih!! HATCHIH!!"

Bersin Shizuki masih saja terdengar. Padahal Shizuki udah 2x ganti baju. Kakeknya yang baru aja pulang kebetulan lewat.

"Haiya! Kamu kenapa o? Sakit kah?"

"Ssrt!! Ga ah kung kung. Alergi a, bulu kucing! Tadi habis antar kepala sama ceker ke rumah teman. Habis itu bersin bersin"

"Aaa~ minum obat o! Nanti makin parah"

"Aku lagi puasa. Masa mau batal?"

"Tak apa lo! Kan karena sakit"

"Ga ah! Aku masih bisa tahan- Hatchih!!"

"Ck ck ck.. anak muda jaman sekarang, susah dibilangin"

Shizuki yang males dengerin ceramah kakeknya memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja. Siapa tau dengan dibawa tidur sebentar, bersinnya bisa hilang.

Rebahan, lalu menarik selimut.. ac juga udah distel jadi 25°C.

..

..

Tapi kok... ada suara dengkuran ya?

Shizuki pun duduk dan mencari darimana sumber suara itu berasal.

"Eeeee!! Bangke! Kok bisa sampai sini sih?!!"

"Eeeee!! Bangke! Kok bisa sampai sini sih?!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini kucing author btw)

Ternyata anak kucing berbulu hitam milik Mitsuki tengah tertidur pulas di atas kasur Shizuki.

"Woooooh! Pantas dari tadi aku bersin bersin a! Dasar- hatchih!!"

Sakamichi Ramadhan (lagi) REMAKE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang