Dengan yang Manis

33 5 0
                                    

"Satu, dua, tiga, empat, lima... Dikali empat.. jadinya dua puluh. Kayanya cukup deh. Aku bawa dua puluh, kamu bawa dua puluh" ucap gadis Solehah yang gerakannya sedikit terganggu gara-gara jilbab syar'i yang menutup kepalanya.

Bukan tanpa alasan kenapa Nagi memilih memakai jilbab yang kata orang orang bisa nyembunyiin mobil Alphard di dalamnya, Nagi sudah mengabdikan diri sebagai murid pesantren sejak dari SD hingga SMP, lalu ia memilih masuk SMA Negeri karena bercita-cita ingin menjadi pengacara yang memperjuangkan hak hak perempuan. Ala ala R.A Kartini gitu.

Nagi tidak sendirian, ada teman yang dulunya sama seperti Nagi. SD dan SMP di pesantren, masuk SMA Negeri karena pengen ngerasain yang namanya jadi anak IPS.

Namanya Yuu.

"Oke! Nanti kalau kurang, ini masih ada stoknya. Masih ada 4 kantong besar lagi"

"Oke. Kenapa ya, bagi bagi takjil gratisnya harus sekarang? Yang lain loh pada mudik. Cuma kita berdua aja yang stay di Pekanbaru"

"Ga tau tuh. Tanya aja nanti sama ustadzah"

Hari ini, mereka berdua ditugaskan membagikan takjil gratis kepada siapapun yang mereka temui. Tanpa terkecuali! Mau pengendara motor, petugas kebersihan, pengemis, pokoknya siapapun. Namanya ya berbagi.. tapi harus dilihat-lihat juga ya! Jangan nanti ketemu orang yang nyetir mobil Tesla, terus dikasih takjil gratis. Boleh sih boleh, tapi lebih baik ke orang yang LEBIH membutuhkan kan?

Selain berbagi takjil, nantinya akan ada pembagian sembako ke salah satu panti asuhan. Naaaah, untuk yang satu ini.. mereka nungguin guru yang bisa memberikan moda transportasi ke sana. Janjinya sih nanti sekitaran jam 5 sore.
Sekarang masih juga jam setengah 4 sore.

Keduanya sudah berhasil membawa kantong plastik besar berisi kotak snack ke depan gerbang sekolah. Kebetulan nih! Sekolah Sakamichi tuh letaknya berseberangan dengan jalan yang biasa dipakai pedagang kaki lima untuk berjualan. Jadi mereka ga perlu repot cari-cari orang untuk dibagikan takjil gratis!

Yuu sudah siap dengan megaphone yang dia sandang di sebelah kiri. Tugasnya adalah mempromosikan 'event' bagi-bagi takjil gratis ini ke orang-orang yang berlalu-lalang. Entah itu karena mereka habis beli takjil juga, atau bisa aja petugas kebersihan.

"Test... test... eeee-eheum!! Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh! Bapak, ibu, adek, kakak, abang, om, tante, kakek, nenek.. kami dari SMA Sakamichi sedang mengadakan bagi-bagi takjil gratis! Ayo mari merapat~"

Hanya dengan sekali pengumuman saja, berduyun-duyun masyarakat datang menghampiri Yuu dan Nagi. Masyarakat bahkan datang dari berbagai kalangan dan umumnya yang meminta takjil gratis adalah masyarakat yang seharusnya 'tidak' menjadi prioritas, mengingat dari postur tubuh yang masih tegap, pakaian rapi, memakai perhiasan dan memiliki kendaraan pribadi.

Nagi dan Yuu kewalahan! Bahkan mereka sempat hampir kecolongan karena ada oknum yang menggunakan strategi 'titipan untuk tetangga'. Mah marah gimanaaa.. lagi puasa.

Sabarr... Sabarr.....

'Kericuhan' di depan gerbang sekolah memancing beberapa siswa yang kebetulan anggota rohkris dam baru selesai melakukan rapat berlari ke sumber suara.

"Astaga tuhan. Aku kirain tadi ada yang berantem" ucap seorang murid dengan potongan rambut pendek sebahu.

"Iya loh! Aku pikir juga gitu nya. Rupa rupanya.. bagi bagi kue. Baaaaah.." ucap murid lainnya.

"Tapi kayanya, mereka berdua kesulitan deh. Bantuin yuk!" Usul satunya.

"Yuk!"

Akhirnya ketiga siswa rohkris itu pun menghampiri Nagi dan Yuu yang sudah bercucuran keringat karena dikepung oleh 'massa'.

Sakamichi Ramadhan (lagi) REMAKE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang