2. Ryu Nawasena

20 2 3
                                    

"Dingin belum tentu tentang cuaca, bisa juga tentang keluarga."

Ryu Nawasena

* * * * *

"Nih."

Ryu menyodorkan setumpuk komik yang dibawanya kepada orang yang baru mau menginjakkan kakinya di depan kelas.

"Apa nih?" Tanya Raisa-si kacamata kemarin.

"Katarak mata lo? Udah jelas-jelas ini komik." Jawabnya ngegas. Dia mengangkat bukunya tinggi-tinggi.

Raisa menghela nafas lelah. Hey, ini masih pagi hari loh, tapi tuhan udah menurunkan cobaan yang berat.

"Iya kak, tau. Lo pikir gua pake kacamata itu buta?" Sahutnya tabah.

Ryu menyerit. "Gua nggak bilang gitu."

"Udahlah, nih komik lo. Makasih pinjemannya. Lain kali pinjemin lagi." Ucapnya tenang tak berdosa. Seolah kejadian kemarin hilang itu tidak ada.

Raisa yang udah konek sepenuhnya pun mengangguk paham. Dalam hati mungilnya dia tersenyum setan.

' kena lo.'

"Oh, udah selesai bacanya? Cepet amat." Dia mengambil tumpukan komiknya sambil tersenyum manis.

Ryu mengangguk pelan sambil menatap aneh.

' apakah tersenyum manis kepada orang lain sedang trend saat ini? ' Batinya dejavu.

"Ya udah, gua balik dulu. Sekali lagi makasih ya." Pamit Ryu dan berlalu pergi.

Raisa yang melihat kakelnya itu sudah jauh pun mendatarkan wajahnya.

"Makanya, kalo jadi orang itu jangan seenaknya. Rugi juga kan lo." Gumamnya sinis. Dia sudah paham tabiat tentang kakak kelasnya.

Dan juga, rumor tentangnya.


* * * * *

Di SMA The future of Indonesian teenagers, atau bisa disingkat SMA TIS. Siapa yang tidak mengenal seorang Ryu Nawasena?

Ryu Nawasena itu famous, tapi dalam artian buruk.

"Ryu itu anak buangan."

"Ryu adiknya Kanta kan?"

"Yang ngga punya temen itu kan?"

"Anak yang paling bodoh di keluarga Nawasena!"

"Cuman bayangan kedua kakaknya."

Semua jawaban itu yang akan didengar jika kalian bertanya kepada anak SMA TIS.

Apakah Ryu muak? Pasti!

Rasa-rasanya Ryu pengen pindah dari neraka berlebel sekolah ini. Udah nggak punya temen satu pun, di ejek mulu, di jauhi. Padahal mah, dia anaknya welcome banget. Walaupun rada tengil dikit.

"Dapat berapa lo?" Andrew. Cowok bule itu mengintip kertas ulangan Ryu yang baru saja dibagikan guru kimia.

"80."

"Anjir, lebih gede gue ternyata." Dia berteriak heboh sambil mengangkat kertas ulangannya yang ber-angka 82. Ryu menoleh tanpa minat.

Lagi-lagi semua orang akan membandingkan nilai mereka dengan dirinya. Yang di cap sebagai anak terbodoh.

COUP DE MAIN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang