1. Insiden

503 132 64
                                    

Happy reading

🎭🎭🎭

Brummmm

Suara deruman motor yang saling bersahut-sahutan membuat pengendara lain di sekitarnya memilih minggir agar tak terkena imbas sekelompok motor yang sangat mengganggu itu

"ALVI! BERHENTI LO BANGSAT!"

Sang pemilik nama menghiraukan teriakan itu, ia mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan ibu kota yang sudah terlihat padat. Melirik ke arah spion, beberapa motor di belakangnya masih mengejarnya membuat ia berdecak.

"Ck! nggak cape apa mereka ngejar Gue?" decaknya. Matanya kembali melihat ke arah depan. Di belokan jalan, Alvi membelokkan setang motornya menuju pekarangan komplek yang lumayan sepi membuat orang-orang yang mengikuti melakukan hal yang sama.

Mempercepat laju motornya, Alvi tetap tenang saat situasi seperti ini. Seketika matanya terbelalak melihat mobil truk yang tiba-tiba muncul dari arah belokan, membuat ia banting setir ke kiri dan menabrak pagar rumah warga yang berada di sana.

Suara benturan keras antara pagar besi dan bagian depan motornya itu membuat nya jatuh yang mengakibatkan kakinya tertimpa body motornya.

"Arghh, sialan!" desisnya kesal. Beberapa orang yang mengejarnya tadi mulai berdatangan dan mengepungnya.

"Gak bisa kabur lagi Lo" ejek salah satu pemuda yang mengejarnya tadi, membuat Alvi mendelik di balik helmnya

Berusaha mengangkat sedikit motornya untuk menarik kakinya. Namun, Alvi merasakan kepala nya berdenyut nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum yang membuat ia tak bisa menahan rasa sakitnya dan berakhir tak sadarkan diri.

"Wah bos, pingsan dia," ucap kawanannya. Orang yang dipanggil bos itu menggeram kesal, menendang motor Alvi melampiaskan kekesalannya.

"Cabut!" titahnya lalu diangguki yang lain. Mereka menaiki motornya masing-masing dan pergi dari sana meninggalkan Alvi yang terbaring tak sadarkan diri.
Salah satu warga yang kebetulan lewat di sana, menghampirinya. Dibukanya helm full face itu dan mendekatkan jarinya ke lubang hidung.

"Masih hidup," gumamnya bernapas lega.

"Tolong! Tolong!" teriaknya mencoba meminta pertolongan.

Melihat sebuah mobil yang melintas di sana, ia melambaikan tangannya membuat mobil itu berhenti tepat di depannya, pemilik mobil itu menurunkan kaca mobilnya. "Ada apa ya, Pak?"

"Pak, boleh tolong anak muda ini ke rumah sakit?" Tunjuknya ke arah pemuda yang sedang terbaring tak sadarkan diri itu.

Pemilik mobil itu melirik sekilas Alvi yang sedang tak sadarkan diri, tak lama ia mengangguk. "Angkat ke mobil saya, Pak."

🎭🎭🎭

Di tempat lain, Reygi berhasil kabur dari rumahnya, ia tidak membawa apa-apa selain ponsel dan beberapa uang serta kartu di dompetnya.

Saking semangatnya kabur dari rumah, Reygi tak melihat sebuah mobil melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi dan menabrak tubuhnya ketika ia hendak menyeberang jalan.

Tubuhnya terlempar tak jauh dari lokasi kejadian, kepalanya terbentur aspal lumayan kencang. Sementara orang yang menabraknya langsung melarikan diri begitu saja tanpa bertanggung jawab. Ia meringis kesakitan, perlahan darah mengucur dengan cepat keluar dari kepalanya.

Penglihatannya mulai memburam. Samar-samar, Reygi melihat orang-orang mulai mengerubunginya. Tak tahan menahan rasa sakit yang mendera, perlahan kegelapan mulai menyerangnya.

Tukar peran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang