CHAPTER 4

22 4 8
                                    


Sepanjang perjalanan Vianza menceritakan bagaimana Damian yang masih berusaha mencoba untuk mendapatkan hati Vita.

"Jadi kita ceritanya lagi double date nih?" Tanya Johan.

"Gak juga, double date darimana kita aja cuma sebatas teman jadi jangan ngomong aneh deh, Jo" Ucap Vianza.

"Yah ..... padahal udah senang banget kalo kita beneran double date" Ucap Johan menggoda Vianza.

Bugh!

"Aww ...! Astaga Vian, pukulan kamu sakit juga ya untung aja aku gak oleng bawa motornya" Ucap Johan meringis kesakitan akibat pukulan di pundaknya oleh Vianza.

"Habisnya kamu ngomongnya aneh-anehkan" Ucap Vianza.

"Aku cuma bercanda astaga, Vian. Gak usah dibawa serius juga kali" Ucap Johan.

"Udah diem fokus nyetir aja nanti nabrak gak lucu" Ucap Vianza.

Johan hanya terkekeh melihat wajah Vianza yang memerah karena malu dibalik kaca spion.




Sementara itu ........





Vita tak berpegangan pada pinggang Damian melainkan pada jok motor belakang Damian.

"Vita pegangannya jangan kesitu atuh nanti kamu jatuh lagi gimana? Sini pegang pinggang aku atau peluk juga gapapa kok aku senang banget malah" Ucap Damian.

"Udah buruan jalan nanti kita telat lagi" Ucap Vita masih tidak mau memegang pinggang Damian.


"Ya udh pegangan yang erat ya, aku gak mau kamu tiba-tiba jatuh. Nanti aku lagi yang disalahin sama  orang tua kamu" Ucap Damian.

"Iya ...... iya ...... Damian ayo buru jalan" Ucap Vita sedikit kesal.

Tiba-tiba Damian punya ide untuk membuat Vita mau berpegangan padanya.

"Ok kita berangkat" Ucap Damian melajukan motornya di kecepatan tinggi.

"AAAA .......!!! DAMIAN PELAN-PELAN BAWA MOTORNYA!!!" Teriak Vita dan refleks memeluk Damian lalu Damian tersenyum senang dan melambat laju motornya.


"Nah udah kaya gini aja posisinya jangan dilepas kalo kamu gak mau tiba-tiba terbang" Ucap Damian.

Bugh!



"Aww ....! Sakit, Vita" Ringis Damian.


"Rasain suruh siapa modus" Ucap Vita.


Damian hanya terkekeh lalu mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju tukang bubur dekat sekolah dimana tempat janjian mereka dengan Vianza dan Johan.


Vianza dan Johan sudah sampai ditempat janjian dengan Damian dan Vita sejak 15 menit yang lalu, kini mereka tengah menunggu kedatangan dua pasangan yang sedang PDKT itu sambil meminum teh tawar.


"Tadi kenapa nangis?" Tanya Johan tiba-tiba.


Vianza menatap Johan dengan tatapan bingung sekaligus sedikit panik.


"Kalo gak mau cerita gapapa kok aku gak maksa" Ucap Johan.


"Maaf ....." Gumam Vianza lalu menunduk.


"Santai gak perlu minta maaf lagian kamu kan gak punya salah sama aku" Ucap Johan.


Vianza menatap Johan yang sibuk dengan hpnya, Vianza sedikit terpesona dengan garis wajah Johan dan juga matanya yang begitu indah.


"Malam minggu nanti free?" Tanya Johan lagi secara tiba-tiba dan kali ini membuat Vianza terkejut dan hampir terjungkal.


"Hati-hati ....." Johan menangkap tangan Vianza yang hampir terjungkal ke belakang.



"Sorry guys kita lama tadi jalanan agak padet  ......? Kayanya timing kita kurang pas ya datengnya" Ucap Damian dibelakangnya ada Vita yang menatap bingung Johan dan Vianza.


Vianza dan Johan pun segera membenarkan posisi mereka, seketika canggung menyelimuti keduanya.


"Yuk duduk, sayang" Ucap Damian sambil tersenyum.


Vita yang mendengarnya sedikit merinding lalu langsung duduk disamping Vianza.


Damian yang melihat tingkah Vita pun hanya menghela nafas pelan lalu ia duduk disamping Johan.


"Sabar, pelan-pelan aja nanti juga luluh kok" Ucap Johan menyemagati Damian.


"Hah ..... semoga aja" Ucap Damian lesu.


"Tumben lama, bukannya rumah kamu deket ya vit, kalo mau kesini?" Tanya Vianza.


"Jalanannya agak padet ditambah harus muter jalan tadi karna pas pertigaan dari rumahku lagi ada perbaikan jalan" Ucap Vita.


"Owalah pantes lama, ya udh sana pesen aku sama Johan baru aja pesen bubur ayam" Ucap Vianza.


"Biar gue aja yang pesen. Vita kamu mau pake semua apa ada yang gak mau?" Tanya Damian.


"Ehh ....? Gapapa aku bisa pesen sendiri" Ucap Vita menolak tawaran Damian.


"Gapapa kamu duduk aja biar aku yang pesen" Ucap Damian.


"Udah turutin aja lumayankan" Bisik Vianza.



"Eum .... jangan pake daun bawang sama kacang" Ucap Vita pelan untung saja Damian mempunyai pendengaran yang sangat tajam.



"Ok tungggu aku pesenin dulu" Ucap Damian lalu pergi ke mamang tukang bubur ayam untuk memesan 2 porsi bubur ayam untuk mereka berdua.


"Cieee ..... udah sampe mana PDKTnya nih?" Tanya Vianza menyenggol lengan Vita.



"Apasih Vian? Siapa juga yang lagi PDKT" Ucap Vita malu.



"Hey ...... gak usah malu, terima aja kalo suka lagian jarang-jarang loh cowok ganteng kaya Damian bisa suka sama kamu yang pemalu ini" Ucap Vianza.



"Kalo kamu hubungannya udah sampe tahap apa? Kayanya kalian udah akrab banget ya" Ucap Vita.


Vianza seketika memalingkan wajahnya karena malu.


"Apaan sih aku sama Johan cuma sebatas teman ya" Ucap Vianza.



"TTM (Teman Tapi Mesra)" Ucap Vita, Vianza melotot menatap Vita karena temannya yang pemalu ini mulai berani menggoda Vianza.


"Kamu udah mulai berani ya, Vit. Udah aku bilangin aku gak punya hubungan apapun ama Johan" Ucap Vianza.


"Buat sekarang iya, tapi gak tahu kedepannya gimana, yakan?" Tanya Vita.



"Astaga Vita aku gak ada hubungan apa-apa sama Johan asli jangan mengada-ngada deh" Ucap Vianza.



Disaat Vianza dan Vita berdebat tentang hubungan Vianza dan Johan, Johan hanya bisa tersenyum kikuk karna mereka membicarakan langsung di depan orangnya.


"Bisa-bisanya kalian gibah didepan orangnya langsung" Ucap Damian yang datang membawa pesanan untuk mereka semua.


"Lah ...... iya lupa" Ucap Vita seketika ia menjadi malu.



Vianza yang melihatnya hanya menepuk jidatnya tanda lelah.



"Udah .... udah ayo sarapan dulu, gibah nya lanjut nanti lagi" Ucap Johan.



Mereka pun makan bubur ayam dengan tenang.











TBC~~

VIANZA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang