CHAPTER 7

10 2 1
                                    




Pak Tono terlihat mundur hingga menabrak meja.

"Nih pak, baca sama bapak sendiri atau mau saya bacakan?" Tanya Bagas.

Pak Tono mengambil amplop coklat dari Bagas lalu membukanya dan ia membacanya. Seketika pak Tono langsung menyobek kertas yang diberikan oleh Bagas.

"KAMU! JANGAN COBA-COBA KAMU BUAT BERITA PALSU KAYA GITU YA! SAYA GAK PERNAH MELAKUKAN HAL ITU" Ucap pak Tono marah sambil menunjuk Bagas.

Bagas menatap pak Tono tersenyum miring.

"Oh ..... jadi bapak gak pernah lakuin itu ya? Tapi .... kok saya liat bapak menggelapkan dana bantuan dari pemerintah padahal seharusnya dana bantuan sudah turun sebulan yang lalu, oh! Dan bapak selalu menutupi kasus bullying karna bapak menerima uang tutup mulut dari orang tua murid pelaku pembullyan termasuk dari ayahnya Luna kan?" Jelas Bagas, dapat mereka lihat wajah pak Tono memerah karena menahan emosi.

Bagas tersenyum melihat pak Tono sang guru BK terpojokkan. Tiba-tiba pak Tono meninju pipi Bagas hingga Bagas tersungkur.

"BAGAS!" Teriak teman-temannya.

"Pak Tono!" Teriak pak Jamal yang datang bersama 2 orang polisi.

Pak Tono seketika terkejut dan kabur untuk menghindari di tangkap polisi.

"Kalian gapapa?" Tanya pak Jamal menghampiri Vianza dkk.


"Kita gapapa pak" Ucap Reza.

"Syukurlah, Vianza bawa Bagas ke UKS buat diobati lukanya" Ucap pak Jamal.

"Baik pak" Ucap Vianza, lalu Reza ikut membantu Vianza memapah Bagas untuk dibawa ke UKS.


"Untuk Luna, saya akan panggil orang tua kamu ke sekolah karena perbuatan kamu sudah keterlaluan" Ucap pak Jamal.

Luna yang berada disana pun hanya diam menunduk karena sudah tak bisa berbuat apa-apa.


"Rasain, itu buah dari hasil perbuatan lo. Jangan pernah ngaku-ngaku jadi pacar gue karna gue gak pernah suka sama lo" Ucap Damian lalu pergi keluar bersama Vita dan disusul oleh yang lain.





Luna mengepalkan tangannya erat menahan emosi.


"Awas aja gue gak akan tinggal diam, lihat saja nanti" Batin Luna.



Di UKS, Vianza mengobati Bagas dengan perlahan sedangkan Reza dan yang lain menatap Vianza yang fokus mengobati Bagas.


"Sudah selesai" Ucap Vianza selesai mengobati Bagas.

"Gila sih pak Tono langsung mukul lo begitu aja dan untungnya timingnya pas banget pak Jamal dateng sama polisi" Ucap Damian.

"Haha ..... udah gue tebak sih dia bakal mukul gue makanya gue sengaja gak menghindar" Ucap Bagas, seketika Bagas meringis kesakitan karena Vianza memukul lengan atas Bagas.

"Astaga Vianza sakit tangan gue lo pukul" Ucap Bagas sambil mengusap lengan atasnya.


"Ya habisnya bikin aku khawatir aja tahu gak! Nyebelin" Ucap Vianza.


"Ahaha ..... iya maafin gue karna dah buat lo khawatir" Ucap Bagas sambil mengusap kepala Vianza.

Johan yang melihat kedekatan Vianza dan Bagas pun sedikit cemburu karena mereka begitu dekat.


"Tenang bro, mereka cuma sepupuan jadi wajar kalo mereka dekat kaya gitu. Lo masih ada kesempatan buat deketin Vianza" Ucap Damian pelan.

"Hmm ..." Johan hanya berdehem membalas perkataan Damian.


VIANZA JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang