٦٧

289 8 0
                                    

"Sekarang ceritain ke saya, gimana ceritanya!"

"Hub, maafin aku ya"

Fatih mengelus kepala Hafidzah "Saya suruh kamu cerita bukan minta maaf"

Hafidzah menceritakan semua kejadian selama 5 tahun lalu. Cerita tentang mulai akar permasalahannya dengan Riva, bagaimana dia melahirkan Faza, dendam Riva kepada Hafidzah, dia kembali ke Indonesia, masalah keluarganya termasuk cerita Amry dan Serli ketika menjadi keluarga, pernikahan saudara atau sepupunya, semua Hafidzah ceritakan mulai awal hingga akhir. Fatih yang tadi sendari menahan air mata, ia tak kuat lagi menahannya. Dan benar saja air mata itu lolos tanpa persetujuan dari Fatih

Hafidzah menghapus air mata Fatih "hubby kenapa nangis? Aku ada salah ya selama ini? Atau perlakuan ku gak cocok di mata hubby?"

Fatih menggeleng cepat dan memeluk Hafidzah "bukan begitu Zau, semua ini salah saya"

Hafidzah melepaskan pelukannya "hub kenapa kamu malah salahin diri sendiri sih? Katanya hubby gak suka kalau ada orang yang salahin diri sendiri"

"Memang saya tidak suka tapi saya mengaku salah!"

"Salah hubby apa? Hubby gak pernah salah dimata Hafidzah dan keluarga yang lain"

"Tapi Zau, aku gak bisa menjaga kamu. Seharusnya diwaktu itu saya menyuruh teman alumni saya yang lain untuk membuntuti kamu dan mbak Julay. Jadi ada yang mengawasi sekaligus menjaga kalian berdua dari kejauhan"

"Hub dengerin aku, kamu sama sekali gak bersalah kok sama sekali gak bersalah. Sedikitpun juga nggak ada tuh, udah ya jangan salahin diri sendiri. Aku gak suka hub kalau kamu menyalahkan diri hubby sendiri. Ini memang sudah takdir berkata begini. Kita hanya bisa menjalani saja dan berdoa kepada Allah. Udah jangan salahin diri lagi ya, aku gak mau lihat kamu kayak gini. Hubby yang dulu aku kenal dengan luas ilmu agamanya, kenapa sekarang aku yang rada fakir ilmu ini menjelaskan? Seharusnya tuan raja yang menjelaskan!"

Fatih mengelus kepala Hafidzah secara pelan "kata siapa kamu rada fakir ilmu?"

"Kataku ya kan hub?"

Fatih menggeleng "gak, kamu itu gak fakir ilmu. Kamu gak boleh ya ngomong gitu lagi, itu sama aja kamu gak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadamu. Kamu seharusnya lebih bersyukur lagi sayang, karena kamu adalah kamu tidak ada yang bisa menyamakan. Coba lihat orang-orang diluar sana yang masih sibuk memperbaiki dirinya, sedangkan kamu sudah sampai di puncak paling tinggi. Syukuri saja nikmat yang Allah berikan, walaupun menurutmu itu sedikit. Allah menyukai hambanya yang selalu bersyukur dan memohon ampunan kepadanya. Zau bilang pada saya kalau kamu gak pernah ngomong gitu lagi.. oke!"

Hafidzah mengangguk dengan paham "hub janji padaku juga kamu gak akan menyalahkan dirimu sendiri ini sudah takdirku asal kamu tau!"

Fatih tersenyum "iya Zau, maafin aku karena tadi udah nyalahin diriku sendiri. Seharusnya aku mengerti akan hal ini kalau semua ini sudah menjadi takdir yang Allah tentukan. Kita jalani bersama-sama ya Zau!"

Hafidzah mengangguk "iya hub.. sekarang kita siap-siap ya"

"Emangnya mau kemana zau?"

"Katanya di taman"

"Kapan-kapan"

"Ih hubby mah nambah nyebelin. Aku kira sekarang, udah ready juga akunya!!"

Fatih terkekeh "ya udah sekarang"

Hafidzah memeluk Fatih "YEEEE makasih hubby paling ganteng sedunia beserta isinya.."

Fatig mengelus punggung Hafidzah "iya bidadari surgaku"

Seorang Gus Dan Ning (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang