02

107 8 0
                                    

Episode 2 up nih, hehe...

Selamat membaca :)

.

.

"Itu...Uchiha Sasuke kan?"

"Ya. Aku pernah dengar tentangnya,"

"Apa yang dia lakukan di sini?"

"Apa dia mau bertemu seseorang?"

Entah sudah berapa banyak bisik-bisik yang orang-orang lakukan ketika melihatnya lewat di hadapan mereka. Sasuke jadi merasa bingung dan keheranan. Apakah seaneh itu melihat seorang Uchiha Sasuke masuk ke dalam rumah sakit?

"Seperti kata orang-orang dia keren sekali. Sungguh aneh karena dia belum punya pasangan,"

"Apa? Tapi, aku dengar dia sudah berhubungan dengan Haruno Sakura,"

"Oh ya? Tapi aku tidak pernah dengan mereka berpacaran,"

"Orang bilang dia dingin. Sakura-san yang ramah dengan Uchiha Sasuke yang dingin? Itu terdengar aneh,"

Bisik-bisik itu kembali terdengar. Semakin terdengar ribut di telinganya dan kali ini mengikutsertakan Sakura juga. Tapi, sungguh, mendengarnya membuat Sasuke merasa sedikit tidak nyaman. Kenapa juga ada yang berkomentar bahwa dia dan Sakura itu kombinasi yang aneh? Yah, memang sih kalau dilogika, hal itu bukan sesuatu yang terdengar sinkron. Tapi, bukan berarti tidak mungkin, kan? Contohnya saja seperti si Hyuga yang lembut dan Naruto yang kebanyakan tingkah? Aneh? Ya. Tapi tetap ada. Bahkan mereka disebut-sebut pasangan yang sungguh serasi. Sehingga, dia berfikir bahwa dirinya dan Sakura tidaklah sampai seaneh itu.

"Sakura-san memang beruntung dapat pria sekeren dia,"

"Eh? Sakura-san yang beruntung atau Uchiha Sasuke yang beruntung?"

Satu pertanyaan yang membuat Sasuke tertarik. Siapa yang beruntung? Sakura? Atau dirinya? Sasuke tersenyum tipis. Dia tak tahu.

Lagipula, dia harus ingat bahwa tujuannya ke sini bukan untuk mendengar bisik-bisik orang yang dia lewati. Dia ke sini untuk bertemu seseorang, memberikannya sesuatu.

Dirinya berhenti setelah sampai di depan bagian resepsionis, menghadapi seorang ninja medis yang sedang sibuk memeriksa kertas di hadapannya. Ninja media itu tampak terkejut begitu kepalanya terdongak dan melihat siapa yang baru saja datang. Wajahnya terlihat gugup. Dia gugup karena takut dengan wajah dingin Sasuke atau terpesona akan ketampanannya? Siapa yang tahu?

"A...Apa ada yang bisa saya bantu?" meskipun kegugupan masih ada di sana, ninja medis itu bersuara. Dia tersenyum, berusaha terlihat seramah mungkin meskipun akhirnya yang tampak hanyalah bibirnya yang melengkung dengan kaku. Tapi, Sasuke tidak begitu peduli dengan detail-detail kecil itu.

"Apa Haruno Sakura ada?" Dia bertanya dengan nada rendah.

"Ya. Sakura-san ada, tapi dia sedang sibuk dengan satu pasien. Jika ingin bertemu, silakan tunggu sebentar. Saya akan menyampaikan hal ini," Sasuke mengangguk mendengar itu.

"Terimakasih" kemudian berjalan pergi ke jejeran kursi yang berada tak jauh dari sana. Dia duduk di salah satu kursi yang kosong masih dengan wajah datarnya.

"Aku sudah bilang kan? Seniku memang hebat sekali! Untuk selanjutnya aku akan menggambar suatu hal lain yang lebih indah!" Sedangkan itu, tampak Tami yang mengoceh sambil berjalan diikuti oleh seorang gadis lain berseragam sama dengannya di belakangnya. Gadis itu tampak bosan sekali mendengar ocehan Tami.

"Kau sudah mengulang-ulang topik ini, Tami. Jangan terlalu bangga gitu dong cuma gara-gara Sakura-senpai memujimu sedikit,"

"Satu pujian singkat pada akhirnya akan memberikan kesuksesan yang lebih besar nantinya. Lagipula, apa kau tidak kagum gitu sama hasil seniku, Ayaka?" Tami bicara lagi. Temannya yang dia panggil Ayaka itu hanya menghela nafasnya karena semakin bosan. Bagaimanakah caranya supaya dia bisa terbebas dari situasi ini?

ConnectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang