07

98 5 0
                                    

Pagi ini tidak dimulai dengan terlalu menggugah karena mendung sudah menempel di atas sana sejak Sakura bangun tidur. Entah kenapa, tampaknya air-air yang diuapkan oleh matahari sudah tidak sabar untuk turun ke bumi kembali. Entah kenapa pula suasananya harus begini di waktu saat semua orang seharusnya sibuk pergi kerja, bersekolah, mengerjakan misi, latihan, atau semacamnya. Tidak bisakah hari ini dijadikan cerah saja seperti biasanya? Sakura membatin mengharapkan itu. Tapi, bukannya para awan-awan besar berwarna kelabu di atas itu menyingkir, rintik-rintik hujan malah mulai turun.

Sial.

Sakura ingin merutuk, tapi kemudian merasa beruntung ketika rumah sakit sudah berada dalam jarak jangkauan pandangannya. Dengan segera, Sakura mempercepat langkahnya, tidak mau menampilkan diri di hadapan rekan dan pasiennya dalam kondisi basah kuyup. Semakin beruntunglah dirinya karena atap telah menaungi dirinya ketika hujan menjadi makin deras. Tapi, tampaknya berbeda dengan seseorang yang berlari dari kejauhan di sana. Sakura mengerutkan alisnya saat melihat seorang pria sedang berlari ke arahnya. Bukan hal aneh. Mungkin saja orang itu memang perlu ke rumah sakit atau sekedar ingin berteduh di sini. Tapi alasan yang membuat Sakura merasa keheranan bukanlah itu, melainkan karena dia mengenal sosok itu.

"Sakura-chan!" Pria itu tersenyum dan berseru ketika pandangan mereka saling bertemu. Setelah kaki dengan sepasang sepatu ninja hitam itu menyentuh lantai putih teras rumah sakit dan terbebas dari penjara air di sana, dia nyengir begitu lebar ke arahnya.

"Naruto?" Sakura menyebut nama itu dengan kebingungan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Naruto sambil mengacak-acak rambut jabrik kuningnya yang basah kena air. Pertanyaannya membuat Sakura makin mengernyit.

"Memang kau pikir apa yang sedang kulakukan di rumah sakit? Mencangkul sawah?"

"Hehehe...iya juga, ya,"

"Kau sendiri?"

"Tadi aku mau pergi ke suatu tempat tapi di tengah jalan malah hujan. Tempat paling dekat yang sampai di mataku untuk berteduh cuma rumah sakit, jadi aku ke sini. Mungkin aku akan berteduh di sini sampai hujannya reda," Sakura mangut-mangut mendengar penjelasan itu.

"Baiklah. Kalau begitu selamat menunggu," katanya lalu berbalik hendak masuk. Dia tentunya tak punya banyak waktu luang untuk cuma berdiri di sana dan menunggui Naruto. Sedangkan, Naruto yang masih terpaku di tempatnya sejenak hanya melihat punggung gadis itu yang masuk ke dalam, sebelum kemudian entah dengan motif apa ikutan masuk juga.

Sampai di dalam, beberapa orang yang lalu lalang --khususnya ninja medis-- menyapa Sakura dengan ramah dan dibalas dengan cara yang sama oleh Sakura. Sedangkan, Naruto yang berjalan di belakang Sakura hanya ikut melambai-lambaikan tangannya dengan senyum lebar yang membuat pada ninja media itu keheranan sendiri. Pasalnya, apa yang sebenarnya dilakukan oleh Uzumaki Naruto di sini? Mengikuti Sakura di setiap langkahnya seperti bodyguard? Sakura sendiri sebenarnya sadar tentang keberadaan Naruto yang berjalan di belakangnya sambil melambai-lambai SKSD ke semua orang yang menyapanya --catatan, bukan Uzumaki Naruto yang disapa-- tapi dia mengabaikannya saja. Mungkin saja Naruto hanya ingin mencari kegiatan sembari menunggu hujan reda.Tapi, bahkan hingga sekian lama, pria itu tak memberikan tanda-tanda mau berbelok atau berpisah jalan dengannya, alhasil membuat Sakura berbalik ke arahnya dengan tiba-tiba. Naruto ikut terhenti dengan pandangan aneh.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Di luar hujan, jadi-"

"Bukan itu. Maksudku, kenapa kau mengikutiku?"

"Memangnya aku harus ikut siapa lagi?" jawaban polos ini membuat Sakura menghela nafas.

"Baik. Terserah. Tapi, jangan buat aku repot!"

ConnectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang