05

105 5 0
                                    

"Aku akui kau lumayan keren juga mengatakan hal itu di depan Sakura-chan. Aku pikir kau lebih pengecut dibanding orang paling pengecut di dunia ini, tapi untunglah sepertinya tidak. Walaupun yah...aku masih kurang puas dengan bagaimana caramu melakukannya. Yang benar saja, 'Hidup bersama denganku selamanya'? Hahaha...lucu. Lucu sekali! Itu benar-benar klasik!" Entah sudah berapa menit lamanya pria kuning yang berjalan di sampingnya ini terus mengoceh tentang kejadian kemarin malam. Tepatnya, baru beberapa saat yang lalu ketika mereka bertemu dan Naruto yang mengerti ada sesuatu yang terjadi pada Sasuke memaksanya untuk menceritakan apa yang terjadi. Dan kemudian, karena terpaksa, Sasukepun tak punya pilihan lain selain menceritakan dengan seminimal mungkin kejadian kemarin. Lalu di sinilah dia, terus mendengar celotehan menyebalkan dari Naruto.

"Bukan kau yang kulamar. Jadi, kenapa malah kau yang sewot?" balas Sasuke karena mulai kesal.

"Aku kan hanya berkomentar. Lagipula, untung saja Sakura-chan begitu sabar menghadapimu dan cukup peka untuk mengerti dirimu yang begitu ambigu dan kurang jelas ini,"

"Sakura cukup cerdas untuk bisa mengerti. Dia tidak bodoh sepertimu,"

"Hei! Aku tersinggung! Ini tidak ada hubungannya dengan itu!" teriak Naruto kesal karena hinaan Sasuke yang begitu menusuk harga dirinya. Sasuke sendiri hanya menggulirkan bola matanya bosan.

"Jadi, apa yang akan kalian lakukan setelah ini?" pertanyaan yang diajukan oleh Naruto kali ini membuat Sasuke melirik ke arahnya.

"Yah...kami berencana untuk membahas ini pelan-pelan. Soalnya, ada banyak hal yang perlu diurus dan kami juga hampir tidak punya pengalaman apapun tentang ini," kata Sasuke. Sesuai dengan ucapan Sakura kemarin malam, mereka tak ingin terlalu buru-buru dan malah membuat semuanya hancur. Naruto di sampingnya mangut-mangut.

"Hm, hm. Aku mengerti. Mau bagaimana lagi, ya. Lagipula, aku turut senang dengan kalian karena setidaknya maju juga. Kalau misalkan kalian butuh nasihat atau saran, tanyakan saja padaku, oke? Diriku yang sudah berpengalaman ini pasti dengan baik hatinya mau membantu!"

"Tidak, terimakasih. Aku tidak terlalu yakin denganmu,"

"Apa kau bilang?!" Naruto sekali lagi marah-marah dengan komentar Sasuke. Dan Sasuke sekali lagi masih sama tidak pedulinya. Tapi, jauh di dalam benaknya, Sasuke tahu bahwa dia pasti akan bertanya pada Naruto jika menemui masalah suatu saat nanti. Bagaimanapun juga, pemuda ini adalah salah satu orang yang paling dipercayainya dari semua orang yang ada. Dia bahkan diam-diam merasa berterimakasih karena berkat Naruto lah hubungannya dengan Sakura berkembang seperti ini. Tapi, tentunya dia tak mau mengatakannya di hadapan Naruto begitu saja. Dia pasti akan besar kepala nantinya.

"Oh ya, ngomong-ngomong, aku tak tahu kalau kau sudah melakukan itu," ucapan ambigu Naruto ini memecah lamunan Sasuke, membuat pemuda Uchiha itu meliriknya dengan tak mengerti.

"'Itu' apa maksudmu?"

"Tentu saja 'itu'..." mata beriris saphire yang dalam itu balas melirik ke arahnya sebelum kemudian melanjutkan. "Minta restu ke orang tuanya Sakura-chan,".

Sebaris kalimat ini membuat langkah Sasuke sekejap terhenti. Dia mematung di tempatnya, bagai baru saja mendengarkan berita paling menggemparkan yang pernah ada di dunia. Alisnya terangkat sebelah, dan meskipun ekspresi yang dipasangnya masihlah belum ada banyak perubahan, sepasang matanya telah cukup menunjukkan kebingungan. Kepalanya sedikit terteleng dengan linglung.

"Minta restu?" ulangnya seperti burung beo. Naruto menghentikan langkahnya juga dan balas memandang dengan bingungnya.

"Iya, kan? Minta ijin sama orang tuanya Sakura-chan karena mau menikahinya. Kau sudah melakukannya, kan?" kata Naruto sekali lagi. Tapi, respon yang diberikan Sasuke sama sekali tidak kelihatan baik. Pria itu masih saja berdiri mematung di tempatnya. Dengan alis yang mengkerut dan matanya yang menyipit, suaranya terdengar bergumam.

ConnectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang