the bitter truth.

62 5 0
                                    

nami terbangun dengan lingkaran gelap di bawah matanya.

setelah merenung berjam-jam, pemilik surai oranye itu baru berhasil memejamkan mata pada pukul tiga pagi.

saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan ia harus bersiap-siap untuk kembali bekerja.

nami bangkit dari tempat tidur — meninggalkan kenyamanan kasurnya — dan masuk ke kamar mandi.

setelah membasahi sikat gigi dan mengoleskan pasta gigi, nami berkumur dan mulai menyikat gigi.

seminggu telah berlalu sejak panggilan telepon malam itu.

tidak ada yang berubah. mereka masih bertukar pesan beberapa kali sehari. hanya saja, hati nami semakin berat dari hari ke hari.

kata-kata luffy malam itu terus terngiang-ngiang di kepalanya seperti kaset rusak.

luffy tidak tahu.

tapi nami menangis setelah panggilan telepon itu berakhir.

kisah masa lalu luffy yang didengarnya delapan tahun lalu kembali terlintas di benaknya.

luffy adalah seorang anak yang tumbuh tanpa orang tua.

ayah ibunya bercerai dan meninggalkannya begitu saja — saat ia benar-benar membutuhkan mereka.

he was two.

two, and left alone to survive in the harsh world.

yang ia miliki hanyalah ace dan sabo.

ace adalah anak ayahnya dengan wanita lain. sedangkan, sabo adalah anak ibunya dengan pria lain.

keduanya menjadi saudara ketika ayah dan ibu mereka menikah.

dan luffy adalah satu-satunya buah dari pernikahan itu.

namun, semua berakhir ketika luffy menginjak usia dua tahun.

the marriage fell apart, and they went their separate ways.

cinta yang mereka miliki dengan cepat berubah menjadi kebencian.

mereka saling menghardik seolah-olah cinta yang menyatukan mereka dalam ikatan suci pernikahan tidak pernah ada.

saat itu, ace dan sabo yang berusia sepuluh tahun dihadapkan pada situasi sulit.

neither father nor mother showed the slightest intention to take the baby with them.

mereka jelas mempunyai pilihan untuk pergi bersama orang tua masing-masing dan menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. namun, kasih yang jauh lebih besar membuat mereka memutuskan untuk tetap bersama dan membesarkan luffy.

ketiga bersaudara itu hidup dari uang yang dikirimkan orang tua mereka setiap bulan.

itu menunjukkan bahwa setidaknya mereka masih peduli. namun, entah apa yang membuat mereka enggan menemui ketiga anaknya di rumah — tempat mereka pernah memadu kasih.

keduanya berhenti mengirimkan uang ketika ace dan sabo berumur tujuh belas tahun.

dengan begitu, mereka harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi luffy yang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.

cerita itu membuat nami menitikkan air mata saat pertama kali mendengarnya delapan tahun lalu.

bahkan kini, air mata mulai berjatuhan di tengah aktivitasnya menggosok gigi.

hatinya berdenyut nyeri saat mengingat beberapa pengandaian yang disampaikan luffy tentang pernikahan. nami paham betul bahwa anggapan tersebut berasal dari trauma masa lalunya.

you were my yes, but i was your maybe.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang