Harsa mendengus kesal karena dering ponselnya yang terus berbunyi mengganggu waktu istirahatnya di hari Minggu pagi.
"Halo?" Sapanya singkat setelah memutuskan untuk menjawab panggilan itu.
"Maaf ya, Pak. Hari ini saya bebas dari urusan kerja," Harsa memutus telepon sepihak. Enak saja bosnya itu, dikira ia harus bekerja bahkan saat hari Minggu seperti ini?
Dengkuran kecil milik pria itu kembali terhenti lagi-lagi karena dering ponselnya, "apa lag-huh? Badminton?"
"Dimana?" Badan tegap milik pria itu lantas bangkit dari rebahnya, "GAS!" Teriaknya sambil melompat kecil untuk turun dari ranjang.
Membersihkan tempat tidur merupakan salah satu hal wajib yang dilakukan Harsa sebelum melenggang ke kamar mandi sejak ia merasakan satu tahun kehidupan asrama dulu ketika awal perkuliahan.
Harsa tiba di lokasi dengan training dan raket di genggamannya.
"Yoow broww" sapa seorang pria tinggi dengan kepalan tangannya yang siap menabrak kepalan tangan milik Harsa.
"Yo Jo, gimana kabar lo?"
"Baik gue Bang, baik banget malah," jawab pria bernama Jonathan itu dengan kedipan matanya mengarah ke seorang wanita disampingnya.
"Ohh, paham gue mah," Harsa tentu tau apa maksud Jonathan, adik kelas nya semasa SMP itu, "siapa nih?" Tanya Harsa dengan berbisik pelan.
"Kenalin Bang, ini Valerie." Jonathan menyenggol pelan lengan wanita disampingnya agar memperkenalkan diri pada Harsa.
"Valerie." Ucapnya seraya menjulurkan telapak tangannya.
"Harsa." Balas Harsa dengan jabatan tangan yang singkat.
Deg
Mata sipit Valerie membola sesaat sebelum gadis itu menunduk.
"Calon pacar bang, doain lah." Jonathan berbisik di telinga Harsa.
"Aman, good luck."
Pertandingan badminton abal-abal itu pun sudah 30 menit berjalan, Valerie hanya menjadi penonton di tepi lapangan lapangan kompleks yang biasa dipergunakan untuk bermain bulutangkis. Sebenarnya Valerie tak berminat sama sekali menonton dua orang pria tua yang satu usianya 26 tahun dan yang lainnya berusia 27 tahun, namun masih saja saling meledek dalam permainan bulutangkis ini.
Valerie itu suka sekali menonton kejuaraan badminton, apalagi jika yang main ganda putra kesayangannya, hal itu membuat Jonathan berinisiatif untuk mengajak Valerie menonton pertandingan abal-abalnya dengan Harsa.
"Udah berapa lama Jo?" Tanya Harsa dengan nafas terengah-engah dan tangannya tak henti mengayunkan raket sesuai arah kok yang datang ke arahnya.
"Sejak SMA, Bang!" Jawab Jonathan juga dengan nafas yang memburu.
Sekali smash dari Jonathan membuatnya memenangkan pertandingan abal-abal itu. Selebrasi berlebihan ditunjukkan Jonathan seperti biasa, berharap ia dapat menarik perhatian Valerie dengan tingkahnya itu.
Lelaki dengan tinggi 186cm itu menoleh mencari dimana sang gadis berada. Matanya menangkap Valerie tengah duduk di bangku kayu yang berada di tepi dekat dengan lapangan bulutangkis itu.
Jonathan berlari kecil menghampiri Valerie, sedangkan Harsa dibelakangnya menenteng raket miliknya dan Jonathan.
"Sibuk banget, ngapain sih?" Tanya Jonathan dengan sindiran saat melihat Valerie sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya, ntah dengan siapa calon pacarnya itu sedang bertukar pesan.
"Sia-sia lo caper berarti." Bisik Harsa.
"Emm, maaf Jonathan, kayaknya aku harus pergi, boleh?" Ucap Valerie seketika membuat Jonathan menyipitkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending
ChickLit"Lo mau bunuh gue, hah?" Wanita yang baru saja mencengkram erat kerah kemeja pria di depannya itu membiarkan map berisi surat cerai yang dibawanya terjatuh begitu saja di lantai. Pria itu tersenyum tipis, "gue gak suka!" Ia melepaskan cengkraman di...