Kios Perlengkapan Erebos

1 1 1
                                    


'Trang, Trang, Trang' suara yang ditimbulkan oleh para pengepuh besi saat memukul sebuah besi panas untuk dibentuk menyerupai sebuah pedang, pisau hingga mata tombak, suara-suara itu menghiasi seluruh udara.

Davin yang berada tak jauh dari Dios terlihat bersemangat saat sebuah percikan api dari besi-besi yang saling beradu berterbangan mengenai tubuhnya. Air keringat yang mengalir dari tubuh Davin terlihat betapa besar usaha dan semangatnya untuk pekerjaan ini. Berbeda dengan Dios yang memukul-mukul sebuah besi yang jauh lebih kecil dari Davin terlihat tidak bertenaga dan hanya menghela nafas panjang menatap kearah menara tinggi dihadapannya.
Pemandangan yang membuatnya harus kembali ke malam disaat iya harus berdebat dengan kakkeknya.

"Pekerjaan yang berat bagi siapun yang tidak menyukai pekerjaan ini." ucap Davin yang sudah berada dibelakang Dios sambil mengamati teman baiknya yang tak usai mengerjakan pekerjaannya. "Apa aku harus membantumu menyelesaikannya." ucap Davin menawarkan diri.

"Tidak usah aku akan memyelesaikannya." ucap Dios melanjutkan perkerjaannya.

"Apa kau ingin mendaftar diujian Ambar?" tanya Davin sesaat sebelum meneguk air dari botol disampingnya.

Seketika Dios berhenti melakukan pekerjaannya dan meletakan besi yang hampir membentuk sebuah pisau itu  disebuah tabung batu yang berisi air. "Apakah ujian Ambar sudah ditetapkan?" tanya Dios penasaran.

"Hmm, Ibuku menyuruhku untuk mendaftarkan diri lagi. Tapi kau tau aku tidak menyukainya, bukakah memalukan jika aku mendaftar untuk ketiga kalinya." kesal Davin tak menyukai saran ibunya.

"Kali ini aku akan mendaftar!" ucap Dios seketika memandang kedepan.

"Sungguh? Apa Kakek Marco mengijinkanmu?" tanya Davin memastikan.

"Ini adalah hidupku aku sudah mengikuti keinginannya selama enam tahun, kali ini Kakek tidak bisa menghentikannku, jika Kakek menghentikanku aku akan pergi dari rumah dan kita berdua bisa mendaftar bersama Davin!" usulnya penuh semangat.

"Wah, aku tidak pernah melihatmu bersemangat seperti ini Dios, tapi kau yakin dengan keputusanmu bagaimana jika Kakek Marco marah? Pergi dari rumah kau tidak mengkhwatirkan Kakekmu nanti?" nasihat Davin.

"Aku melakukan ini karena Kakek Davin! Jika aku bisa lulus dari Erebos aku akan membawa Kakek ketempat yang lebih nyaman dari pada dirumah usang itu !" jelas Dios.

"Kau tidak mengenal Kakekmu sendiri Dios, jika kau berhasil karena hal yang ditentang olehnya apa menurutmu Kakek Marco akan menerimanya?" ucap Davin memberi saran.

"Aku akan meyakinkannya jika perlu, bahkan jika Kakek tetap menolak,  aku akan memaksanya." pungkas Dios.

"Terserah apa yang akan kau lakukan tapi aku harap kau tidak akan membuat Kakek Marco sedih!" nasihat Davin menepuk pundak Dios.

Sebuah lonceng dari tempat pengepuh telah berbunyi sebagai tanda bahwa waktu pekerjaan telah usai. "Sepertinya kita bisa beristirahat sekarang." ucap Davin mengambil sepotong papan besar dan menunggu para pekerja lainnya untuk pergi terlebih dahulu.

Setelah lonceng berbunyi seluruh pekerja pengepuh besipun menghentikan pekerjaan mereka dan bersiap untuk kembali ke rumah untuk bertemu keluarganya melewati lereng bukit yang terjal.

Tempat mereka bekerja berada  di atas bukit, membuat para pekerja harus saling bergantian untuk  menuruni jalan setapak yang curam. Memang betul ini adalah sebuah jalan yang tak menyenangkan untuk bisa kembali kepada keluarga mereka, setelah lelahnya bekerja. Namun ada dua hal lain yang membuat para pekerja tampak biasa saja saat menuruni bukit, karena mereka telah terbiasa akan situasi ini dan keindahan kota Amadon yang terlihat begitu indah disetiap langkah yang mereka  lewati.

DIOS (The Witch and The World Of Hope)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang