05 || AWATA - Break up?

150 61 16
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hallo everyone.

Adakah yang tungguin AWATA update? Jika ada, sini absen dulu.

Aku sudah update ya, silahkan di baca. Happy reading!

°°°

"Merelakan hal yang seharusnya tidak bisa untuk direlakan adalah hal yang tersulit yang pernah ada."

~ Anindia Sheera Fauziah

°°°

05 ~ Break up?

─── ⋆⋅✈︎✮✈︎⋅⋆ ───


Semburat cahaya matahari berhasil masuk melalui kaca transparan kamar. Hangatnya menyengat dan mengenai wajah seorang lelaki yang masih tertidur pulas di kasurnya. Tak ada tanda-tanda darinya yang terusik akibat sengatan cahaya matahari.

Suara notifikasi handphone yang terus menerus membuatnya sedikit terusik. Ia terbangun, tetapi ia tak langsung berdiri. Lelaki itu duduk di pojok pinggir kasur sambil melamun, sepertinya dia sedang mengumpulkan nyawanya.

Ia mengucek kedua matanya untuk menyempurnakan penglihatannya. Setelah itu, ia berdiri dan mengambil handphone yang berada di meja belajarnya. Ia membuka sebuah rome chat dari aplikasi hijau bernamakan WhatsApp itu.

Di sana ia melihat deretan buble chat dari teman-temannya yang sedang membahas sesuatu. Entah apa yang teman-temannya bahas, tetapi ia hanya memilih untuk mematikan notifikasi handphone miliknya.

Tok
Tok
Tok

“Arik, Kakak masuk ya?”

“Iya!”

Pintu kamar terbuka lebar menampakkan wanita dengan gestur lekuk tubuh yang terlihat. Wanita itu berteriak kala melihat pemandangan di depannya. Ia langsung menutup kembali pintu kamar milik Arik.

“Arik! Pakai bajunya dulu, Sayang,” teriak Ayara dibalik pintu.

Arik langsung melihat ke bawah, dirinya baru sadar bahwa ia tak mengenakan baju sama sekali. Bahkan dirinya hanya mengenakan celana boxer saja. Ia langsung menutup mata menggerutuki kebodohannya.

Arik meletakkan ponsel yang ia pegang, lalu berjalan menuju almari. Arik langsung mengambil kaos oblong berwarna hitam di dalamnya. Arik hanya asal untuk mengambil karena rata-rata bajunya berwarna hitam.

Arik membuka pintu kamarnya, di sana ternyata masih ada Ayara yang tengah berdiri sambil senyum-senyum sendiri.

“Kenapa, Kak?” 

“Makan,” ujarnya lalu pergi saja dari sana. Ayara terbirit-birit pergi dari sana karena Gea memanggilnya.

Arik memandangi kepergian Ayara. Dirinya hanya menatap dengan malas, lalu dirinya segera pergi mengikuti kepergian Ayara.

Setelah sampai di dapur, ternyata di sana tidak hanya ada adiknya, bundanya, dan kakaknya tetapi juga ada Ghavi dan Abay yang duduk anteng di meja makan mereka dengan senyuman yang terus terpancar dari mereka.

Arik menatap mereka dengan rasa penasaran dan kebingungan, tumben sekali pagi-pagi mereka sudah berada di sini. Arik tak mau ambil pusing, ia langsung duduk di dekat tempat duduk Ayara.

“Ngapain lo berdua pagi-pagi sudah di sini?”

“Mau sarap—”

Ghavi menutup mulut Abay dengan gesit. “Mau mengajak lo ke rumah Gara, tapi pas sampai di sini sama tante Gea di suruh sarapan, jadi kita ikut sarapan gitu,” jelas Ghavi.

ARIK WITH ALL THE AMBITION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang