Sekarang Wennise dan 2 sahabatnya itu sedang makan di meja kantin, mereka bertiga bercanda ria di meja kantin no 17 itu.
“Eh kemaren gue ketemu cowo yang nabrak gue tau, ganteng sih dia,” ucap Wennise memulai obrolan.
“Siapa tuh Wen?” tanya Liz.
“Kaga tau Liz, ganteng banget intinya,” jawab Wennise. Ia melanjutkan makan ayam yang ia beli tadi.
“Terus lu naksir tu cowo gitu?” tanya Liz.
“Kaya nya iya si, tapi gue belum kenalan sama dia,”
“Uhuk! eh air woi air,” ucap Lucine. Wennise pun memberi Lucine air, Liz tertawa karena temannya kesedak.
“HAHAHA TOLOL BANGET KESELEK,” tawa Liz. Ia tertawa terbahak-bahak sampai hampir jatuh dari kursi, untung saja Wennise berhasil menahannya.
“Lu serius, Wen? suka sama orang lagi?” tanya Lucine. Wennise melihat kearah Lucine.
“Kayak nya..” jawab Wennise
“Aduh Wenn, tapi lu kaga jadi stalker lagi kan kaya dulu?”
“Gue takutnya gitu sih cine, tapi ya ga tau juga, liat aja kedepannya gimana.”
“Hadehh, meskipun Wennise jadi stalker pun kita bantuin, cine, udahlah gapapa kali.” sela Liz sambil meminum es teh di tangannya.
“WKWK IYA JUGA,”
Mereka pun lanjut makan dan bercanda ria disitu, sampai Wennise memperhatikan sesuatu di arah meja 15. Itukan cowo yang kemarin.
“Eh guys, itu tuh yang gue maksud,” ucap Wennise sambil menunjuk dikit ke arah meja 15.
“Itukan Justino sama Javeeron, cowo gue sama Liz, Wen,” sahut Lucine. Wennise menatap Lucine, kok temannya tolol banget ya?
“Tolol, itukan ada temennya.” Sela Liz sambil menoyor pala Lucine.
“Oh iya hehe,”
“Itu tuh namanya Herbert, Wen, temennya cowo gue,” ujar Liz.
“Lu tau sesuatu tentang Herbert kaga?” tanya Wennise ke Liz. Liz menggeleng.
“Kaga tau, Wen. Coba lu cari tau sendiri, lu kan jago nge stalk,” jawab Liz. Wennise mengangguk.
tiba-tiba, 3 Lelaki itu menghampiri meja mereka. Sepertinya 2 pacar temannya itu ingin berpacaran lagi. Jujur Wennise muak dengan orang 4 ini pacaran tiap hari, tiap menit, tiap detik. Dan si Herbert juga muak sama temannya itu.
“Hi, sayang.” ucap Justino ke Liz. Liz hanya tersenyum dan melambaikan tangannya, Justino pun merangkul pundak Liz.
“PEMANDANGAN MACAM APA INI.” batin Wennise. Ia jijik sekali..
“Hi?”
Wennise menoleh, deg. Siapa sangka orang yang dia taksir berhadapan dengannya.
“Lu yang kemarin ya?” tanya Herbert. Wennise hanya mengangguk, Ia tidak bisa berbicara, Herbert sangat tampan jika dilihat dari dekat. Namun Herbert pikir, Wennise itu masih kesal kepadanya.
“Oh ya, nama gua Herbert, kalo lu?”
“Wennise.” ucap nya.
“Oh ya, kalo boleh tau-”
“Bro! Ayo balik ke kelas,” potong Justino. Ah, baru saja mereka ingin mengobrol. Herbert langsung beranjak pergi mengikuti 2 temannya itu.
“Anjiingg,” kesal Wennise. Rasanya dia ingin menonjok muka pacar temannya itu, tapi bisa bisa Liz ngambek.
“Aku tau perasaanmu kawan, sabar.” ucap Liz.
“TONJOK AJA TONJOK MUKANYA!” teriak Lucine.
“MUKA LU SINI GUE TONJOK,” balas Liz.
ーׁ ★ ᝬ な ๋
— TBC —
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Stalker ; Travicky
Romance"I'll make u mine completely, Herbert." "Me?" - ! warn ! ⓘ mature content. bullying. blood. violence. harsh word. non baku. 15+. #Travicky #Wonruto . #Haruto #Wonyoung