MASA LALU

254 5 0
                                    

                              ******

Dulu waktu aku masih kecil, aku sangat tidak suka, orang yang selalu memandang ku dengan tatapan rasa benci dan mereka juga selalu mengejek ku kapan pun dan dimana pun kami berada .
Karena bisa dibilang keluarga kami sangat tidak sukai oleh keluarga dinasti " Daek Woon "  karena kami memiliki darah keturunan Tionghoa walaupun kami masih keturunan dinasti keluarga Daek Woon.

Karena waktu itu nenek ku menikah dengan orang yang berdarah Tionghoa, di dalam kelurga besar kami, sangat membenci yang namanya orang yang keturunan Tionghoa. karena keluarga kami bisa dibilang memiliki musuh turun temurun dengan orang Tionghoa.

Tentu saja hubungan nenek ku dan juga kakek ditentang keras oleh keluarga, tetapi karena rasa cinta itu lah yang membuat nenek nekat kabur dan pergi bersama kekasihnya itu ke Jepang, lalu menikah dan mempunyai anak perempuan yaitu ibuku

Sampailah pada beberapa tahun kemudian, ibuku yang berusia 23 thn
Ia kembali ke negeri asal nenek ku dilahirkan yaitu Korea untuk menempuh pendidikan disana.

dirinya juga mempunyai kekasih yang berada dinegara itu juga yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayahku, yang keturunan keluarga dinasti
" Daek Woon "

Hubungan mereka saat itu baik baik saja dan diterima baik oleh keluarga Daek Woon, sampailah disuatu hari keluarga besar ayahku mengetahuinya bahwa ibu adalah anak nenek yang telah kabur bersama kekasihnya yang keturunan Tionghoa

Saat itu lah hubungan keluarga yang dulu baik baik saja, Sekarang telah hancur. Meskipun begitu jing won lee atau kelurga besar kami menyebutnya

" kakek " tertua yang selalu dihormati dalam keluarga dinasti Daek woon. tidak Terlalu mempermasalahkan tentang keturun itu, yang terpenting baginya adalah keluarga tetap lah keluarga apapun keturunan tersebut

Karena pernyataan itulah keluarga besar mau tidak mau menerima keluarga ibu, tapi tentu saja itu hanya untuk menghormati pendapat kakek

Tidak dengan keluarga ayah yang selalu membenci keluarga ibu .

Sampailah pada suatu hari
saat aku pergi untuk menghadiri pesta keluarga besar dinasti
" daek Woon ". Seperti yang aku ceritakan di awal tidak ada satupun anak yang seumuran dari mereka yang berbicara padaku

Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu karena aku telah terbiasa dengan situasi saat itu

Sampailah saat aku bermain duduk sendiri di tepi taman, ada seorang anak kecil menghampiri ku. Aku tidak terlalu mempedulikan nya karena aku yakin saat itu, pasti anak itu hanya ingin mengejekku saja karena mata ku yang sipit keturunan dari kakek yang berdarah Tionghoa.

Pikiran saat itu seketika hilang saat anak yang menghampiri ku menjulurkan tangannya, dengan tersenyum dan suaranya yang lembut anak itu berkata kepada ku " hei siapa nama mu ? Kenapa kau disini sendiri ? "

Saat itu aku terpaku dengan wajahnya yang imut dan cantik, aku tidak menjawab pertanyaan itu karena aku takut bahwa jika aku menjawabnya pasti ia akan pergi, sama seperti mereka

" Kenapa kau diam saja ? Oh ! Apakah kau keturunan
Tionghoa atau China ? " Tanyanya kepada ku dengan penuh semangat

Lalu aku mengngangguk pelan, aku tau saat itu juga, dia pasti akan mengejek ku sama seperti mereka

" Woww ! Sungguh ? Aku tidak percaya aku bertemu dengan seorang yang keturunan Chinese matamu juga sangat cantik " sebuah perkataan yang tidak aku duga, biasanya jika aku memberitahukan kepada orang lain pasti mereka akan menatapku dengan tatapan merendahkan.

Tetapi dirinya tidak, ini pertama kalinya ada seseorang yang berkata seperti itu keluarga dinasti Daek woon

" Jika aku boleh tau, siapa
nama mu ? "

" A-aku.. aku Arthur "

" Wahh ! Nama yang bagus ! "
Perkenalkan juga aku, Cha moomin,  orang orang biasanya memanggil ku dengan Moomin  "

Moomin lalu berjabat tangan dengan Arthur, dan ia pun tersenyum

" Mulai sekarang mari
kita berteman ! " Melihat senyuman diwajahnya membuat Arthur tidak bisa berkutik banyak, selain membalas senyuman itu dengan sangat senang

" ... Iya ! Mari kita berteman "

*****

" ... " Arthur menatap langit langit dinding kamarnya, mengingat semasa kecilnya

" Apakah dia melupakan ku ? " Pikir nya, mengingat Rafa adalah teman semasa kecilnya itu yang bernama moomin .

TRINGG !! TRINGGG

Panggilan masuk dari handphone miliknya berdering, ia pun segera memeriksa siapa yang menelponnya malam malam dini hari

" Siapa yang menelpon ku tengah malam seperti ini ? " pikir nya heran

Arthur mengambil handphone miliknya dan melihat siapa yang menelpon dirinya

" Hm ? "

( Lee jaekwoon )

" Untuk apa orang itu
memanggil ku ? " Arthur mematikan panggilan itu, dirinya tak berniat untuk mengangkatnya dan ingin kembali tidur

TRINGG TRINGGG !!

Panggilan itu terus saja masuk lalu dengan kembali Arthur mematikannya

Sekeras apapun Arthur mematikan panggilan itu Tetap saja panggilan itu terus masuk membuat nya kesal dan tak ada pilihan lain untuk mengangkatnya

" Apa ?! " Arthur sedikit menaikkan Suara saat mengangkat telpon itu, karena dirinya kesal terus menerus ditelpon

" Hei- kenapa kau marah seperti itu ? Hah ?! " Suara Arthur menaikkan Suaranya saat mengangkat telpon dari nya membuat jaekwoon kesal

" Seharusnya aku yang marah padamu, saat kau terus mematikan panggilan dariku ! Kau mengerti "

Arthur memutar mata kesal
" terserah ''

" hah.. " jaekwoon menghela nafas berat, lalu ia langsung berbicara ke inti alasannya menelpon Arthur

" Hei dengarkan aku, apa kau sudah tau lokasi tempat moomin berada ? "
Pertanyaan itu membuat Arthur terdiam sejenak, dan kemudian menjawabnya

" Ya, lalu kau mau apa ? " Arthur bertanya seperti itu bukan karena apa apa, dirinya hanya ingin memastikannya jika jaekwoon tidak akan melakukan apapun terhadap moomin

Jaekwoon tersenyum, dan memandangi jalanan dari kaca mobilnya

" Pak direktur ini kita akan berbelok ke arah mana ? " Tanya supir yang mengantarkannya

" Lurus saja, tidak perlu berbelok "

" Baik pak " sopir itu melaju mengantarkannya ke arah tepian pantai yang berhembus menjelang di malam hari

" Jaekwoon apa kau
mendengarkan ku ?! " Tanyanya yang menunggu Jawaban darinya
sedari tadi

" Kau tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun seperti terakhir kalinya " ucapnya memastikan

Arthur terdiam " jika kau melakukan apapun terhadap moomin, aku tidak akan tinggal diam seperti terakhir kalinya ! " Ucapnya tegas memperingatkan jaekwoon

Lalu Arthur mematikan panggilan itu
Jaekwoon Hanya diam, dan memandangi kaca mobil yang mengarahkan ke pemandangan  pantai dengan matahari yang mulai tenggelam

" jika aku melakukannya, apa kau bisa menghentikan ku lagi ? Seperti yang terakhir kalinya ?! "

Arthur ?

Bersambung ...

ADIK IPAR YANG MENGGODA : S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang