09 : Hilang Dalam Terang

165 20 2
                                    

Tiga hari berlalu, dan banyak pihak yang menunggu. Kabar datang ke padepokan Bibi Guru di gunung Yin melalui merpati pengirim pesan milik pejabat istana. Saat itu siang yang hening tanpa angin ketika Bibi Guru menerima sepucuk surat penuh kecemasan dan banyak permintaan maaf dari Fang Duobing.

Kami berada di istana untuk menerima keramah-tamahan yang mulia raja. Tetapi senior Li Lian Hua tidak bersama kami. Dia menghilang setelah peristiwa penyerangan di hutan Gunung Qingyun. Kami sangat khawatir karena dia tidak kunjung menemui kami di ibu kota. Kami sangat berharap bahwa Senior baik-baik saja dan mungkin telah kembali lebih awal ke padepokan.

Apa-apaan?

Garis-garis usia di wajah Bibi Guru semakin jelas seiring kekhawatiran menyelimuti dirinya. Dia terus menatap surat itu dalam keremangan cahaya di kamarnya, mengulang tiap kata dengan raut wajah tidak percaya.

Dia berdiri di balkon hingga siang berlalu dan matahari tenggelam di langit barat dengan warna merah kusam keunguan menggenangi cakrawala.

Salah satu muridnya bergabung di balkon dan memberanikan diri menyapa sang guru. Wajahnya yang tegang masih tidak berubah. Saat mengetahui seseorang hadir di sisinya, ia segera mengambil keputusan.

"Tulis surat untuk Tuan Muda Balai Tianji yang sedang berada di istana raja. Katakan bahwa aku akan menunggunya besok siang di hutan Gunung Qingyun."

Kamar perlahan menggelap, segelap ekspresi Bibi Guru. Cahaya lentera belum dinyalakan dan bulan masih sembunyi di balik awan. Dalam suasana yang dicekam kekhawatiran, Sang murid menangkap sesuatu yang serius. Dia menatap terpaku pada gurunya dan mengetahui apa yang terpancar.

"Ada bahaya apa, Guru?"

Bibi Guru menghela napas dan berbisik, "Lian Hua menghilang."

"Hilang?" Itu terdengar lucu. Seolah-olah pemuda tangguh itu seorang anak kancil yang tersesat.
"Bagaimana bisa? Di mana dia menghilang?"

"Aku tidak tahu pasti seperti apa kejadiannya. Mereka diserang perampok di hutan Gunung Qingyun dan terjebak di sana. Padahal aku sudah memperingatkan mereka untuk tidak melewatkan malam di tempat terkutuk itu."

Sang murid melebarkan mata, sangat khawatir akan kelanjutan kisah itu.

"Apa itu artinya Senior diculik arwah penghuni hutan?"

Omong kosong itu terdengar menggelikan dan sangat tidak masuk akal jika harus menimpa Li Lian Hua. Tetapi Bibi Guru tidak bisa mengenyahkan kegelisahan. Dia merasakan firasat buruk.

"Tidak mungkin!" ia menukas penuh kemuakan.

"Sungguh lelucon .... "

Tidak ingin memperburuk suasana hati tetua, sang murid hanya menghela nafas panjang. Teringat bahwa ia ditugaskan menulis surat, ia segera menyiapkan kertas dan tinta serta menulis apa yang diperintahkan tetua di bawah pencahayaan remang-remang. Mereka segera mengirimkan surat itu melalui merpati pengantar pesan, berharap Fang Duobing segera menerimanya.

Untuk sementara, keduanya menahan diri. Bibi Guru merasa kecewa atas ketidakpedulian Li Lian Hua, ketidakmampuannya melaksanakan tugas dan tanggung jawab, dan memilih menghilang tanpa kabar. Namun, meskipun ia marah atas kenyataan itu, ada ketakutan merayapi hatinya. Dia tidak pernah membuktikan secara langsung akan keangkeran hutan Gunung Qingyun. Kabar burung mengatakan banyak kebohongan, bercampur aduk dengan mitos sesat dan takhayul. Dia tidak pernah benar-benar melihat seperti apa ketua kelompok bandit yang dahulu dibantai prajurit kerajaan, yang dipercaya banyak orang bahwa arwahnya yang kesepian dan penuh dendam kerap menghantui selama bertahun-tahun.

𝐅𝐨𝐫𝐞𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐈𝐥𝐮𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 (𝐅𝐞𝐢𝐡𝐮𝐚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang