Pada hari Selasa siang, Baim meminta izin pada guru piket untuk keluar sekolah sebentar dengan beralasan membeli snack di supermarket.
Padahal itu hanya pengalihan. Kalian tau apa alasannya? Iya betul, karena Erin. Baim baru saja mendapatkan pesan dari Meilany, teman Erin, kalau gadis itu berada di UKS sebab nyeri haid.
Setelah menerima pesan tersebut, Baim mengecek kalender dan hari itu adalah hari pertama gadis-nya haid. Sekarang Baim sudah berada di minimarket untuk membeli sesuatu.
"Untuk hari pertama itu harusnya yang ini kan ya?"
Baim bergumam, bingung melihat semua jenis pembalut yang terpajang. Hal itu pun membuat ia dihampiri oleh karyawan wanita yang sedang berjaga.
"Mas nya cari pembalut ya?" tanya karyawan wanita itu dengan senyum ramah.
"Iya kak. Kalau boleh tau, pembalut untuk hari pertama itu seharusnya sepanjang apa ya?" tanya Baim.
Karyawan itu tersenyum dan mulai menjelaskan secara rinci tentang ukuran, jenis dan fungsi pembalut. Baim merespon dengan mengangguk-anggukan kepalanya atas penjelasan yang diberikan.
"Kalau untuk hari pertama, saya sarankan ukuran 23-30, tergantung banyak atau tidaknya darah yang keluar." Jelas karyawan tersebut.
"Oh gitu ya?"
Baim mengangguk, kembali melihat-lihat pembalut di satu rak penuh dengan berbagai ukuran dan jenis.
"Kalau saya boleh tau, mas nya mau belikan untuk siapa?"
Sang karyawan bertanya karena ia sedari tadi melihat Baim yang hati-hati dalam memilih pembalut dan itu membuatnya penasaran.
"Anu, untuk sahabat saya. Sebenarnya bukan pertama kali saya beli ini. Tapi karna haid itu sebulan sekali, saya jadi sedikit lupa ukuran sama jenis apa yang dia pakai."
Karyawan tersebut tersenyum dan mengangguk kecil. "Gue boleh iri nggak sih?" batin karyawan wanita itu sambil menangis dalam hati.
Baim pun mengambil pembalut yang menurutnya cocok untuk Erin, lalu membeli obat pereda nyeri dan juga hot pad. Jangan lupa beberapa cemilan dan minuman untuk gadis-nya.
Setelah itu, ia pergi ke sekolah Erin, mengantarkan barang-barang tersebut dan menitipkannya pada pak satpam lalu kembali ke sekolahnya.
Pak satpam pun menjalankan tugasnya, memberikan barang-barang itu ke penerimanya.
Ternyata, Erin sudah kembali ke kelas setelah nyeri haidnya tidak terlalu sakit.
"Dari siapa, pak?"
Erin menatap bingung pada plastik besar yang diberikan oleh pak satpam sekolahnya.
"Itu, tadi ada siswa dari sekolah Neo yang nitipin ke bapak dan katanya harus diberikan ke anak yang namanya Eriana Maheswari dari kelas XI MIPA 2."
Penjelasan pak satpam membuat Erin tersenyum tipis. Ia mengerti sekarang dari siapa plastik besar itu berasal.
Ia pun berterima kasih kepada pak satpam dan membuka plastik tersebut. Teman-teman sekelasnya mengelilingi meja Erin dan Meilany karena penasaran dengan isi nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend 【On Going】
Fiksi RemajaKalian percaya hubungan persahabatan antara perempuan dan laki-laki tidak melibatkan perasaan? Kemungkinan besar, akan ada pro dan kontrak, itu sudah jelas. Begitulah yang terjadi dengan Baim dan Erin. Mereka telah bersahabat sejak TK dan sudah menj...