20

4.8K 525 65
                                    

Kalian cepet banget menuhin targetnya, but Sorry ya, snow beberapa hari ini sibuk sekali dari pagi sampai malam. Pas pulang yaa langsung tidur karna lelah, xixixi snow up ketika ada waktu ya, tapi pastinya setiap seminggu sekali update, doakan saja cerita ini bisa full sampai tamat :3

Awasss typo!!

Seminggu sejak kejadian itu, Sean dan teman-temannya tak pernah mengusik Zele dan juga yang lainnya.

Meskipun beberapa kali Tiara tak lelah berbuat ulah demi sebuah perhatian, namun tak ada yang memperdulikan anak itu.

Bahkan Sean pun seakan tutup mata ketika sang kekasih menangis ataupun terluka. Justru Arsenlah yang selalu maju paling depan untuk membela Tiara.

Sebenarnya hal itu membuat zele bingung, apa iya sebegitunya membela orang asing yang tak ada hubungan apa-apa dengannya hanya karna ia menganggap Tiara adalah adiknya?

Menurutnya itu aneh. Namun, zele tak mengambil pusing selagi mereka tak benar-benar mengusik dirinya.

Namun rupanya, wanita itu tak ada lelah-lelahnya dalam mencari sebuah perhatian. Menggunakan banyak cara murahan untuk menarik simpati.

Zele yang awalnya tak terlalu memahami emosi-emosi yang ada pada manusiapun kini mulai mengerti, jika manusia di masa ini penuh akan tipu muslihat demi mengejar apapun yang mereka inginkan. Tak perduli jika jalan yang di ambil adalah salah, tak perduli meskipun hal itu melukai banyak orang.

Dibandingkan mengejar makanan dan perang demi merebut persenjataan demi bertahan hidup seperti di masanya.

Di masa ini, mengejar harta dan ketenaran adalah suatu hal yang sangat di kejar manusia, terutama dengan cara yang instan. Harta yang di masanya adalah sesuatu yang tak penting. Namun, disini! Hal itu menjadi perebutan yang mutlak.

Zele menyadari, banyak wanita Disini yang memiliki banyak topeng. Awalnya ia tak mengerti apa untungnya bagi mereka melakukan itu semua.

Namun setelah mengamati Tiara selama ia hidup di dunia novel ini, akhirnya zele mengerti. Manusia lainnya memiliki sesuatu yang di namakan empati dan simpati.

Jika kau terlihat menyedihkan atau bahkan terlihat sebagai seorang korban, maka manusia lainnya akan membela dan mendukung dirimu.

Berbeda halnya dengan seseorang yang terlihat jahat, tanpa mendengarkan alasan mereka pun, membenci orang itu sudah seperti sebuah keharusan.

Tak selamanya, apa yang kita lihat adalah sebuah kebenaran. Namun nyatanya, manusia lebih mempercayai apa yang mereka lihat dan saksikan.

"Menjadi manusia normal ternyata sangat sulit, entah berpaa banyak lagi jenis emosi yang dimiliki mereka semua?" Lirihnya yang kini duduk sendirian di pembatas atap gedung sekolahnya.

Matanya menatap para siswa yang berlalu lalang di bawah sana, dapat ia lihat beberapa siswa yang tertawa bersama, menyendiri, bertengkar bahkan menangis sendirian di tempat sepi.

Lingkungan yang sama, namun dengan kehidupan yang berbeda-beda.

"Kau disini?!" Bukan sebuah pertanyaan namun sebuah pernyataan.

Zele melihat kesumber suara, dapat ia lihat jika itu adalah salah satu teman kakaknya, Kendrick.

Tanpa menghiraukan, zele kembali menikmati angin di atas sana, seolah tak ada takutnya jika akan terjun dari atas gedung tersebut.

Dapat ia rasakan jika pria itu duduk di sampingnya.

"Apa yang kau pikirkan?" Suara dalamnya masuk kedalam pendengaran Zele.

Figuran : Transmigrasi Pasukan KhususTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang