Chapter 0.5

209 70 16
                                    

Sosok wanita itu membuka matanya sehabis terlelap sepanjang malam. Wanita itu tak lain adalah Viella segera menyadari bahwa dirinya tidak lagi berada di bumi. Dia entah di dunia paralel mana, yang pastinya berbeda dengan dunianya dulu. Dunia yang diceritakan dalam novel ini merupakan dunia pedang dan sihir. Ya, ada sihir. Bukan sihir elemen seperti dalam kebanyakan novel, manga, manhwa, atau anime. Tetapi sihir yang dirapal dengan mantra.

Viella juga tahu, semakin besar mana seseorang, semakin kuat orang itu dapat mengeluarkan sihirnya. Seperti halnya Grand Duke Erazius dan putranya --Cyrill-- yang dalam novel memang dikatakan berbakat dalam penggunaan sihir serta kemampuan berpedangnya.

Sedangkan Graviella --si pemilik tubuh asli-- sendiri tidak terlalu berbakat dalam sihir. Viella semalam juga mencoba, tetapi sangat sulit menggunakan sihirnya. Harus dikatakan kalau mungkin tubuh ini memang tidak berbakat?

Mana hidup di dunia berbahaya, tidak memiliki kekuatan yang superpower lagi, dia bisa apa?

Dia hanya bisa mengandalkan otak cerdasnya agar dapat menghasilkan uang nanti, kemudian hidup santai sendiri, atau mungkin sesekali mengunjungi Cyrill, jikalau dia jadi berpisah dengan Grand Duke. Pria itu pasti tak akan membiarkan putranya mengikuti dirinya, walau pria itu sendiri terkenal tak terlalu peduli pada putranya, karena putranya adalah ahli warisnya. Memikirkan itu membuat Viella tidak bisa menahan rasa kasihan pada si kecil Cyrill.

Oke, itu untuk nanti. Saat ini dirinya hanya bisa tinggal dengan damai di tempat ini sembari merawat si kecil Cyrill yang tampan dan lucu.

Usai bersiap, Viella berjalan menuju kamar si kecil. Di perjalanan seperti biasa, dia bertemu pelayan yang menyapanya dengan hormat. Bagaimanapun kelakuan buruknya sebelumnya, takkan ada pelayan yang berani bergosip atau membicarakan mengenai dirinya di dekatnya, apalagi yang sampai kedengaran olehnya. Itu sangat tidak mungkin!

Bagaimanapun, selain grand duchess, dia masihlah seorang adik kaisar yang berkuasa. Tentu saja tak kan ada yang berani membicarakannya secara terang-terangan jika tak mau dihukum berat! Lain halnya jika mereka membicarakan dirinya di luaran sana, intinya yang tidak dapat didengarnya. Pasti banyak malah!

Masuk kembali ke kamar si kecil Cyrill, Viella melihat mata bayi kecil itu sudah terbuka. Entah mengapa dia merasa si kecil itu menatap semua gerakannya.

"Pasti baby Cyrill sudah merindukan ibunya ini, yaa~" Dia mulai mengangkat bayi kecil itu dan menggoda si kecil dengan muka lucu.

"Ututu, baby Cyrill pasti sudah lapar dan menunggu minum dari ibunya ini yaa~" Setelah menjeda sedikit, Viella kembali melanjutkan, "Tenang saja sayang, ibu pasti akan segera memberimu minum cucu supaya kamu cepat tumbuh besar."

Setelah itu, Viella mulai melakukan aksinya dalam memberi minum asi untuk si kecil Cyrill. Walau lagi-lagi disertai pemberontakan bayi kecil itu.

Sedang Cyrill sendiri pasrah. Tidak bisa melawan apa yang hendak di lakukan wanita jahat itu. Seandainya dia sudah bisa merapal dan menggunakan mana sihirnya, dia pasti akan menghempaskan wanita jahat itu dengan sihirnya. Humm! Supaya dia merasakan betapa kuat sihirnya ini! Tapi sayang, dia belum bisa. Itulah masalahnya~

Cyrill lagi-lagi tak percaya, wanita jahat a.k.a ibunya itu kini membawanya ke taman. Dia awalnya curiga wanita itu mungkin akan meninggalkannya di tengah taman, membiarkannya terkena panas atau angin. Tetapi ternyata tidak. Karena masih pagi, mentari juga tidak terlalu panas. Wanita itu menggendongnya sembari menyenandungkan kata-kata sok perhatian padanya.

Yap, ide Viella adalah membiarkan anaknya terkena sinar mentari pagi sebentar saja. Karena si kecil bukan bayi yang baru lahir, namun sudah berumur lebih lima bulan. Jadi, dia memutuskan membawa Cyrill ke taman kediaman Carlson yang luasnya tidak main. Duduk berjemur di halaman, ditemani sinar mentari yang lewat sela-sela pepohonan rindang taman. Ya, walau dia mengajak Cyrill berjemur tetapi bukan yang langsung terkena sinar mentari melainkan duduk di bangku yang rindang.

"Kenapa baby Cyrill? apa baby tidak nyaman keluar rumah?" Melihat Cyrill yang gelisah dan menggerak-gerakkan tubuhnya, Viella bertanya-tanya apakah si kecil itu tak nyaman karena selama ini jarang atau mungkin tidak pernah sama sekali keluar kediaman?

Sebenarnya bukannya Cyrill tidak nyaman, dia hanya khawatir akan apa yang dilakukan wanita jahat itu kepadanya.

Dirinya kan masih bayi, jika mau dibunuh pasti semudah membunuh semut!

Dia kan masih harus menjadi Grand Duke dan mendapatkan Luisetta. Jadi dia tak boleh mati terlalu dini!

Maka dari itu kalau bisa dia harus kabur dari 'jeratan' alias gendongan wanita jahat ini!

Tapi sayang, dia lupa kalau belum bisa berjalan hanya tengkurap saja dan mulai duduk sendiri!

Tapi kalau dia bergulingan di tanah kan sakit nanti badannya, terutama lutut dan tangannya! Cyrill tidak mau badannya yang masih 'bayi' ini mengalami kesakitan!

"Ohh, apa baby Cyrill mau duduk sendiri. Sini ibu bantu!"

Viella mulai meletakkan si kecil di bangku sampingnya. Tapi masih dipegangnya erat, takut anak itu jatuh.

Namun sayang, si kecil masih berontak, seakan tak mau duduk tenang. Jadi Viella membantunya berdiri sambil dipegangi. "Nah sekarang baby Cyrill juga bisa berdirikan! Hebatnya....!"

Cyrill tentu merasa malu dibilang 'hebat' oleh wanita jahat ini, padahal dia hanya berdiri —maksudnya dibantu berdiri bukan berdiri sendiri karena belum bisa. Apa hebatnya itu?!

Aneh, dari tadi belum ada yang datang kecuali pelayan dan pengawal yang berdiri agak jauh dari mereka sembari mengawasi. Lalu, pada siapa wanita jahat ini akan memamerkan kasih sayangnya?!

Si 'lelaki tua' alias grand duke yang dicintainya itu dari tadi juga tidak datang maupun lewat sini!

Lalu pada siapa dia pamer?! Kenapa sok peduli padanya?

Hingga saat ini Cyrill masih tak percaya akan kebaikan Viella. Karena Viella yang jahat itu masih terpatri di pikirannya dan tak mudah tergantikan, walau sudah baik padanya. Baginya semua kasih sayang tersebut palsu, hanya sekadar untuk diperlihatkan pada ayahnya saja.

Dan tanpa keduanya sadari, tersembunyi di balik jendela lantai dua kediaman, ada sosok yang mengawasi mereka dengan mata setajam elangnya. Dan entah apa yang dipikirkan sosok tersebut, tidak ada yang tahu.

****

Tbc.

Don't forget to vote and comment :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antagonist's HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang