"tooru lihat ini"
aku sedikit berlari kearah suamiku yang kini tengah mengelap anak kesayangannya (bola voli) di halaman belakang rumah kami
tooru menoleh lalu menatap lamat-lamat apa yang kini tengah ku pegang, sebuah foto lama yang menampakkan 2 orang remaja kasmaran ber baground pohon sakura yang sedang berguguran, disana kita asik berbincang sementara tangan tooru mencoba membersihkan kelopak bunga sakura yang jatuh diatas rambutku
foto ini tepat diambil saat kita berdua baru saja naik kelas 12 dan berterimakasih kepada iwaizumi yang telah memotret kita secara tidak sengaja waktu itu
"ya, lalu?"
aku merengut tak suka akan jawabannya, kenapa reaksinya biasa-biasa sekali? padahal dulu saja ia mencari foto ini uring-uringan sebab tak kunjung ketemu
"apa maksudmu, 'ya, lalu'"? aku bertanya sekaligus menirukan nada bicaranya
"aku jadi ingat, gara-gara foto ini kau selalu menempeli iwa-chan setiap waktu, membuatku cemburu saja"
"hei itu sudah lebih dari 1 tahun yang lalu tooru, kau masih mempermasalahkan nya?"
"aku cemburu"
setelah mengulang jawaban yang sama, ia kembali mengelap bola-bola voli kesayangannya dengan hati-hati, mulutnya nampak menggumam yang aku tak tahu apa yang sedang ia gumamkan
akhirnya ku putuskan untuk ikut duduk dan mengambil satu bola yang sudah ia lap kemudian bermain sedikit dengan men smash nya ke dinding didepan, hei jangan salah! gini-gini aku familiar dengan bola voli, aku pernah menjadi manager aoba johsai dan saat itulah aku dan tooru mulai dekat
"aku tidak ada perasaan dengan iwaizumi-san, percayalah"
"aku tidak peduli"
aku menyerngit, kenapa hari ini suamiku ini tampak seperti bukan dirinya? biasanya saja selalu menggombal diluar batas
"aku istrimu, berarti?"
"aku yang mendapatkan mu"
aku terkejut saat kepala tooru yang tiba-tiba berada di pangkuanku, aku hanya diam mengamati sementara ia mulai passing atas dengan bola voli nya
"aku ingin kembali ke Jepang"
"aku juga" aku menatap mata suamiku yang juga tengah menatap ku, bola volinya sudah ia simpan agar tidak menggelinding di samping tubuhnya
ia menarik tengkukku agar mendekat dengan wajahnya
"kalau begitu ayo ke Jepang, kita kencan ke tempat-tempat yang pernah kita kunjungi sewaktu SMA"
"lalu kau siap untuk ocehan ibu agar cepat-"
"lalu kita juga berusaha"
belum sempat aku kembali menjawab bibirnya sudah lebih dulu membungkamku, dan aku tahu pasti apa yang terjadi selanjutnya
...
masih ada yang nungguin tooru?
KAMU SEDANG MEMBACA
husband [oikawa tooru]
Fanfiction[ON GOING] husband series anime: haikyuu © haruichi furudate