aku berjalan berdampingan dengan suamiku yang kini tengah menyeret 1 koper milik kami dengan 1 tas ransel diatasnya
ya benar sekali, aku dan tooru baru saja sampai di sendai airport setelah sekian lama terbang di langit menaiki pesawat terbang, bayangkan saja! jarak dari Argentina ke Jepang itu ± 18.070 km!!
aku menoleh menatap keluar kaca transparan di lorong bandara yang disana menampilkan beberapa pesawat terbang tengah menunggu jadwal penerbangan nya, aku menghela nafas berat yang ternyata tooru sadar akan hal itu
"ada apa? istirahat sebentar?"
aku menoleh kearahnya yang kini menatap khawatir padaku, aku mengangguk mengiyakan, dirasa-rasa aku juga butuh istirahat barang sebentar, ia pun kembali berjalan sembari cepat-cepat mencari tempat duduk terdekat
"duduk disini, aku akan membelikan minuman untukmu"
aku mengangguk saja lalu melepas masker dan menghirup udara kota kelahiran dengan tenang, huh.. akhirnya di jepang lagi.. akhirnya tooru mengabulkan permintaan ingin kembali ke jepang yang kita bahas beberapa hari lalu (chp sebelumnya)
aku berjengkit kaget saat tiba-tiba minuman kaleng dingin menempel tepat di pipi kanan ku, aku menatap pelaku nya dan ya! siapa lagi? laki-laki berjaket putih dengan celana coklat, memakai masker serta headset kabel yang digunakannya walaupun aku tebak pasti hanya dibuat pajangan saja saat ini, 'agar tak diganggu siapapun' katanya
"nih"
"terimakasih"
"tentu sayangku"
aku menerima minuman kaleng itu sembari tersenyum, ah manisnya suamiku ini
tooru beranjak duduk di sisi kiri ku dan menyenderkan punggungnya di kursi yang kita duduki, aku rasa dia pun sama lelahnya, ia melepaskan satu tali masker di telinga kanannya sementara yang kiri tetap menggantung disana dan meminum minuman kaleng miliknya
"tooru"
"hm?" ia menyahut tapi tak melihat ke arahku
"kenapa kau sampai jauh-jauh ke Argentina?"
"kurasa aku sudah bercerita berulang kali tentang ini"
"tapi di jepang potensimu-"
"karena ada sosok yang menginspirasi ku sedari kecil di Argentina sayang, itu saja"
aku memicingkan mataku menatapnya sementara ia menaikkan satu alisnya tak paham
"bukan karena alasan lain? seperti ingin menggaet perempuan Argentina misalnya?"
"astaga!!" dia mencubit hidungku gemas sembari menggeleng-gelengkan kepalanya
"sudah jangan ajak aku berdebat, aku akan hubungi kakak ku apakah dia sudah sampai menjemput kita atau belum"
...
tooru nya sejauh ini ooc ga sii?
wkwk tooru disini jadi soft bgtt, chapter ini agak panjang dikit gaoaoa kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
husband [oikawa tooru]
Fanfiction[ON GOING] husband series anime: haikyuu © haruichi furudate