𓆦1.𓆦

137 71 22
                                    

PRANG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRANG!

'Suara apa itu?!' aneh sekali. Jelas-jelas sekarang sedang masuk jam pelajaran ke-3. Suasana sunyi. Dikarenakan para siswa yang sedang melakukan ujian.

Bulu kuduknya berdiri, perasaan yang berdebar-debar, serta tangan yang gemetar.

"Gin, lo denger gak?" bisiknya kepada Gina. Gina hanya mendehem sebagai jawaban.

"Biarin aja, paling itu benda jatoh," jawabnya santai.

"Yang di belakang! Bisa untuk tidak berbicara? Nanti saja bila ingin mengobrol, sisa waktu kalian tersisa 5 menit lagi!" tegur sang Guru penjaga.

Sontak keadaan kelas menjadi berisik. 'Perasaan gue ngomong pelan, masa iya bisa kedengeran?' entahlah, Rahma tidak terlalu mempedulikannya.

Tak terasa waktu sudah lewat 5 menit...

"DALAM HITUNGAN KE-3, SUDAH TIDAK ADA KERTAS DI ATAS MEJA!" teriak pak Aji a.k.a Guru penjaga.

Rahma tersandung kaki meja karena terlalu buru-buru berjalan. "Santai aja, buset," Gina melewati Rahma yang sedang meringis kesakitan.

"Tolongin dong, Gin. Tega banget lu ngelihat temennya kesakitan."

hanya dua kata yang terlintas dipikiran Gina. 'Salah sendiri.'

Rahma menunggu jawabannya, tapi ternyata Gina hanya diam ... diam-diam tertawa. "Oh gitu--unfriend aja lah kita." Rahma memutar bola matanya malas.

"Wajar kesandung, lagian buru-buru, mejanya gak suka lo kali." Gina tertawa kencang dan Rahma memukulnya.

"Perhatian!"

Suasana kelas hening seketika.

"Malam nanti jangan lupa untuk pergi ke Aula," ucap pak Aji sebelum keluar kelas.

"Mending tidur."

Rahma reflek menampar Gina. "Sakit, dih!" Gina memberi tatapan sinis kepada Rahma. "Lo ngapain tidur sendirian? Mau di temenin setan?"

Gina memicingkan matanya dan tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! masih percaya hantu? Udah 2024, Ra."

Rahma memasang muka julidnya, "Ngeyel banget, kesel gue sama lo."

Rahma meninggalkan Gina di kelas menuju ke kantin. Gina berhenti tertawa dan berlari menyusul Rahma. "Jangan ngambek!!" Rahma tak merespon sama sekali.

Bahkan saat sudah sampai kantin, Rahma masih tetap tak berbicara. "Jangan marah dong, nanti cepet tua. Emangnya mau jadi tua?" Rahma memukul pundak Gina, "Harusnya minta maaf, gue lagi marah sama lu."

TEMPAT KERAMAT [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang