Busan at Midnight 1

288 22 10
                                    

Jangan jatuh cinta dengan Lee Jeno, nanti perasaanmu habis untuk orang yang sama.

~~~~~~~

Kota Busan malam ini begitu dingin dari balkon kamar yang terletak di lantai 7 apartemen berembus begitu kencang, membuat pintu kaca berdecit horor. Langit Busan malam ini akan menangis bersama Mark. Dari pijakan kakinya pada besi balkon, ia bisa melihat pemandangan laut, rumah-rumah, jalanan yang kelihatan dengan jelas. Meskipun lama kelamaan memburam karena air mata Mark lagi-lagi keluar dari pelupuk mata.

'If i jump now, will it help me to forget the pain?' Telapak kaki Mark kembali menaiki besi balkon yang lainnya membuat tubuhnya seolah melayang di udara. Besi balkon itu sekarang hanya menahan sebatas tulang keringnya, kalau ia memajukan tubuhnya, bisa diyakini tubuh kecilnya akan meluncur ke bawah. Sambil meyakinkan diri, hidungnya menarik udara sebanyak yang ia bisa.

Brak!

Tut! Tut! Tut! Tut! Tut!

Pintu unit Mark di dobrak oleh seseorang hingga membuat alarm otomatisnya berbunyi nyaring membuatnya reflek menarik tubuhnya dari besi pembatas balkon ke belakang. Ia jatuh ke dalam karena terkejut, tubuhnya tersungkur dan kepalanya menghatam pintu kaca balkon.

"Sshhh" Mark meringis, kepalanya pusing.

Suara berisik di depan pintu masih terdengar. Kacau, gagal sudah rencana bodoh Mark malam ini. Ia berjalan cepat ke depan, menganga kaget melihat siapa yang berhasil menerobos masuk ke kamar apartemennya. Seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal.

"Kamu ngapain di kamarku?" Mark berteriak nyaring dan berjalan ke arah pria itu, "Kamu gila, ya? Kamu baru aja dobrak pintu kamarku, tau nggak?" Ia emosi saat melihat pintu terlepas dari engselnya, smart lock yang di pasang oleh pemilik asli apartemen ini juga jebol. Ia penasaran seberapa kuat pria itu sampai pintunya bisa lepas seperti ini.

"Ini kamarku hik, kamu.... Kamu ke laut, apa ke lautkan kamarku lantai 7 kamar di sini aku keluar." Omongan Pria itu yang melantur dengan tubuh yang tidak seimbang, bahkan menunjuk-nunjuk Mark sambil sesekali menujuk langit-langit kamar dengan mata nyaris tertutup.

Mark merasa pria didepannya ini sedang mabuk, "Nama kamu siapa? Kamar kamu nomor berapa? Cepet jawab sebelum aku panggil petugas keamanan."

"Samoyed.... Guk, guk, guk!" Sahut Pria itu sambil menirukan suara anjing menggonggong.

"Mabuk boleh, tolol jangan. Serius, nama kamu siapa?" Mark kesal.

"Samoyed." Pria itu tetap pada pendiriannya.

Kesabaran Mark habis, ia dorong pria itu ke luar dan berusaha menutup pintu kamarnya dengan pintu yang sudah tidak bisa disebut sebagai pintu lagi. Persetan dengan semua tetangga satu apartemen yang akan terganggu, ia benar-benar ingin teriak sekarang juga.

>>>><<<<

Semua orang pasti pernah melakukan hal bodoh di dalam hidupnya, entah sengaja atau tidak. Jeno justru selalu mencari kesialan atau terus-terusan melakukan hal bodoh. Nyaris tiga kali dalam satu minggu terakhir, ia akan duduk di Café 7 Dream sambil menceritakan kebodohannya pada tiga temannya.

"Kali ini nggak nabrak gerobak hotteok lagi, malah bener- bener selamat sampe ke apartemen gue, kok." Jeno mulai bercerita sambil mengunyah tteokkebi hot dog, "Coba deh kalian pada tebak, menurut kalian kali ini gue ngapain?"

"Ya mana gue tau. Burulah, lu ngapain lagi hari ini?" sahut Lee Haechan, laki-laki dengan tinggi 174 cm dan rambut berwarna cokelat.

"Kata gue, dia nabraknya bukan gerobak hotteok lagi, tapi nyeruduk minimarket. 10 won kalo bener." Sahut Na Jaemin

Busan at MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang