Busan at Midnight 2

131 18 2
                                    

Malam ini terjadi hal yang sangat menyebalkan untuk Mark. Ketika jam di dinding menunjukkan pukul setengah 9 malam, notifikasi pesan dari Seo Yeji masuk ke ponselnya.

 Ketika jam di dinding menunjukkan pukul setengah 9 malam, notifikasi pesan dari Seo Yeji masuk ke ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark akan merasa bersalah jika Seo Yeji sudah bersikap demikian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark akan merasa bersalah jika Seo Yeji sudah bersikap demikian. Lagi-lagi ia harus meninggalkan tugas-tugasnya dan menutup laptop di meja dengan asal. Ia pun segera meraih jaket dan meninggalkan apartemen.

Suara pintu kamar Mark yang tertutup bersahutan dengan suara pintu kamar Jeno di sampingnya yang terbuka, sedikit terkejut saat Jeno tiba-tiba muncul dari sana. la pun melangkah menjauhi Jeno menuju lift. Sialnya Jeno membuntuti, bahkan berdiri di sebelahnya saat lift turun dari lantai 7 menuju lobi. Jeno ataupun Mark terdiam. Mark gelisah, tidak tahu di mana toko alat tulis yang masih buka selarut ini.

Ting!

Pintu lift terbuka, Jeno menatap Mark dan memberikan kode agar bisa keluar lebih dulu, tapi Mark menggeleng dan menyuruhnya keluar lebih dulu. Suasana lobi apartemen sepi, Jeno sudah berdiri di luar sambil memainkan kunci motornya, entah apa yang dilakukannya disana.

Dengan terpaksa, Mark mendekati Jeno dan menepuk bahunya." Kamu tau toko alat tulis di deket sini nggak?" Bertanya saat Jeno menoleh ke arahnya.

Satu alis Jeno terangkat, "Toko alat tulis? Ada di deket minimarket depan, tapi kayaknya kalau jam segini udah pada tutup, malah setau gue udah tutup dari jam 6."

Huft

Mark meniup poninya kesal. "Oke, thanks." dengan singkat. Sekarang ia sibuk dengan ponselnya yang menampilkan laman Google maps dengan pencarian, 'Toko alat tulis yang masih buka'.

"Tapi kayaknya ada toko yang buka sampe jam sebelas." Jeno berhasil membuat Mark penasaran. "Seinget gue, ya. Nggak tau beneran masih buka atau nggak."

"Di mana? Nama tokonya apa?" Mark bertanya.

Jeno berusaha mengingat-ingat, "Aduh, lupa."

"Nama jalannya apa?" Mark kembali bertanya.

Jeno menggaruk-garuk tengkuknya tidak gatal, "Bentar, gue nggak inget nama jalannya apa, tapi gue inget jalan buat ke sana."

Mark menghela napas berat, 'Ini beneran atau bohong, sih?' menerka-nerka, "Serius, urgent banget aku butuh ke toko alat tulis sekarang."

Busan at MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang